1. Biografi

Herman Willem Daendels & Kebijakannya yang Kontroversial

Halo anak Nusantara! Ingatkah kalian tentang jalan terpanjang yang pernah dibuat manusia di Pulau Jawa? Jalan itu adalah Jalan Raya Anyer-Panarukan. Jalan ini membentang sepanjang 1000 km dari Anyer, Banten, sampai Panarukan, Situbondo, Jawa Timur. Pencetus dari pembangunan jalan raya ini adalah Herman Willem Daendels, yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Batavia.

Pada kesempatan kali ini Munus akan membahas tentang siapakah Herman Willem Daendels dan apa tugas utamanya selama di Hindia-Belanda. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan Munus di bawah ini, yuk!

Biografi Herman Willem Daendels

Herman Willem Daendels adalah Gubernur Jenderal dari Hindia-Belanda yang ke 36. Beliau lahir pada tanggal 21 Oktober 1762 di Hattem, Belanda. Daendels kemudian menjadi Gubernur Jenderal dari tahun 1808 sampai tahun 1811 karena kinerjanya yang bagus dalam militer.

Beliau diperintahkan menjadi Gubernur Jenderal oleh Louis Napoleon dari Perancis karena pada saat itu Belanda berada dalam kekuasaan Perancis. Daendels memiliki tugas untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris dan membenahi sistem administrasi di Jawa.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Daendels terkenal dengan Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan yang membentang dari ujung barat sampai ujung timur Pulau Jawa. Pembangunan ini adalah salah satu langkah dari Daendels untuk menciptakan pemerintahan yang lebih modern di Hindia-Belanda.

Kemudian, beliau ditarik dari Hindia-Belanda. Setelah jatuhnya Napoleon, Daendels menjadi pejabat pemerintahan di Pantai Emas Belanda (saat ini bagian dari Ghana) dan meninggal pada 2 Mei 1818 karena penyakit malaria.

1. Awal Karier

Daendels memulai awal karier dari mengikuti para pemberontak kekuasaan Belanda pada tahun 1780 dan 1787, yang kemudian melarikan diri ke Perancis. Setelah itu, beliau bergabung dengan pasukan Republikan Batavia. Pada tahun 1795, Daendels berhasil menjabat sebagai Jenderal di Belanda dan masuk tentara Republik Batavia dengan pangkat Letnan-Jenderal.

Daendels ikut mengurusi penyusunan Undang-Undang Dasar dari Belanda yang pertama karena posisinya sebagai kaum Unitaris. Kemudian invasi Rusia dan Inggris ke provinsi Noord-Holland terjadi, kejadian ini membuat Daendels dianggap tidak tanggap dengan serangan tersebut. Ia kemudian mengundurkan diri dari militer tahun 1800 dan pindah ke Heerde, Gerderland, Belanda.

2. Perjalanan Ke Hindia-Belanda

Enam tahun setelah pengunduran dirinya, Daendels diminta untuk kembali berbakti kepada tentara Belanda pada tahun 1806, Ia diminta secara langsung oleh Louis Napoleon yang saat itu menjadi raja Belanda. Daendels diutus untuk mempertahankan provinsi Groningen dan Friesland dari serangan Prusia. 

Daendels rupanya dapat melakukan tanggung jawab dan tugasnya tersebut dengan baik. Karena kiprah Daendels sebagai salah satu patriot Belanda cukup berpengaruh, keberadaannya pun mulai dilirik oleh Napoleon Bonaparte.

Kaisar Napoleon Bonaparte kemudian menyarankan Herman Willem Daendels untuk menjadi Gubernur Jenderal Hindia-Belanda. Beliau kemudian diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia-Belanda pada 28 Januari 1807 menggantikan Albertus Wiese.

Tugas Herman Willem Daendels di Hindia-Belanda

Tugas utama Herman Willem Daendels adalah melindungi Pulau Jawa dari serangan Inggris yang saat itu berseteru dengan Perancis. Tugas lain dari Daendels adalah memperbaiki administrasi Hindia-Belanda, memperkuat pertahanan serta memperbaiki segi sosial-ekonomi masyarakat saat itu, terutama di pulau Jawa. Pulau Jawa adalah satu-satunya daerah jajahan Belanda yang saat itu belum jatuh ke tangan Inggris.  

Sebelum kedatangan Jenderal Herman Willem Daendels, Inggris sudah melakukan blokade di Batavia dan menghancurkan beberapa galangan kapal milik Belanda yang berada di Pulau Onrust. Daendels merasa kekuatan pasukan kolonial di Jawa tidak akan mampu menandingi kekuatan dari pasukan Inggris.

Patung Herman Willem Daendels di Jalan Anyer-Panarukan (Sumber : Kompas/Agus Susanto)

Sebagai langkah alternatif, Daendels mengisi pasukannya menggunakan orang-orang pribumi. Ia membangun berbagai pos militer baru dan rumah-rumah sakit. Daendels juga membangun pabrik senjata di Surabaya, pabrik meriam di Semarang dan sekolah militer. Selain itu, Ia juga membuat Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan yang bertujuan untuk memudahkan mobilitas pasukannya. 

Keadaan pemerintahan Pulau Jawa saat itu juga dalam kondisi berantakan. Banyak pejabat yang melakukan korupsi dan menerima suap. Pejabat VOC tidak memikirkan tentang bagaimana cara membuat negara lebih modern. Daendels kemudian memulai perubahan untuk memodernisasi pemerintahan serta negara. Daendels membersihkan kursi pemerintahan dari pejabat pejabat korup dan penerima suap. Pemerintahan tangan besi dari Daendels menciptakan suatu perubahan besar dalam perkembangan Hindia-Belanda

Kebijakan Herman Willem Daendels

Semasa pemerintahannya, Daendels memberlakukan beberapa kebijakan sebagai berikut :

  • Semua pegawai pemerintahan akan mendapat gaji tetap dan dilarang berpartisipasi kegiatan perdagangan
  • Menyerahkan pajak berupa hasil bumi, juga disebut contingenten
  • Para pemilik lahan diwajibkan menjual hasil bumi kepada pemerintah dengan harga yang sudah ditentukan, juga disebut verplichte leverantie
  • Menerapkan sistem kerja paksa dalam membangun fasilitas pemerintahan
  • Mewajibkan warga Priangan untuk menanam tanaman kopi, juga disebut Prianger Stelsel
  • Menjual tanah masyarakat kepada pihak swasta
  • Membangun fasilitas militer seperti pabrik senjata, benteng, dan rumah sakit
  • Pembangunan Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan sepanjang 1000 km
  • Pembangunan pelabuhan di daerah Anyer serta Ujung Kulon dan pembuatan kapal perang kecil
  • Penyewaan desa hanya untuk produksi garam, sarang burung dan gula

Akhir Karier di Hindia-Belanda

 Herman Willem Daendels adalah sosok Gubernur Jenderal yang memerintah dengan tangan besi atau secara diktator. Sosok sebagai diktator tidak hanya ditunjukkan kepada penduduk pribumi saja, tapi juga kepada para rekan sebangsanya. Ia kerap memaksakan kehendak karena berada posisi tertinggi.

Daendels sempat menjual tanah ke pihak swasta dan hasil penjualan tanah tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi. Tidak hanya itu, Daendels juga dicurigai oleh pejabat Belanda dalam proyek-proyek pembangunannya. Para pejabat Belanda menganggap Daendels gagal dalam melakukan tanggung jawabnya sebagai Gubernur Jenderal karena pembangunan yang dilakukan hanya semakin merugikan negara.

Pada tahun 1811, Louis Napoleon menarik Daendels dari jabatannya karena bertindak sewenang-wenang, kejam, dan melakukan korupsi. Setelah gagal menjalankan tugas di Hindia-Belanda, Herman Willem Daendels diutus untuk menjadi pemimpin kesatuan Wurttemberg dan ikut penyerbuan ke Rusia tanggal 22 Juni 1812. Setelah jatuhnya Napoleon, Daendels kembali diangkat menjadi Gubernur Jenderal di Pantai Emas Belanda ( saat ini bagian dari Ghana) dan kemudian meninggal di sana karena penyakit malaria.

Baca Juga : Galangan Kapal VOC, Sepenggal Riwayat Bahari Masa Hindia Belanda

Demikian penjelasan Munus mengenai siapa itu Herman Willem Daendels dan apa tugas utamanya di Hindia-Belanda. Beliau adalah sosok pemimpin yang kejam dan sewenang-wenang, tapi Daendels memiliki jasa dalam meletakkan nilai-nilai untuk membangun negara modern. Semoga penjelasan ini bermanfaat.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Herman Willem Daendels & Kebijakannya yang Kontroversial

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]

    Trending

    Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, sangat banyak terjadinya pemberontakan. Salah satunya, pemberontakan petani Banten 1888. Pemberontakan ini merupakan bentuk perlawanan para petani di Cilegon, Banten terhadap peraturan yang dibuat oleh Pemerintahan Kolonial Belanda. Lantas, bagaimanakah cerita dari pemberontakan ini yang menjadi bagian sejarah? Kalian bisa baca ceritanya, pada artikel ini! Awal Mula Pemberontakan Petani […]
    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas […]