Tari Bungong Jeumpa berasal dari Provinsi Aceh. Tari ini dipentaskan dengan cara mengkolaborasikan antara tari dan lagu yang khas dengan masyarakat Aceh ini. Sama halnya dengan tarian tradisional Aceh lainnya, tarian ini tidak memerlukan iringan alat musik baik musik tradisional maupun modern melainkan hanya dari nyanyian dari para penarinya saja. Apa sebenarnya Tari “Bunga Cempaka” itu akan Munus uraikan di artikel ini.
Arti Bungong Jeumpa
Daftar Isi
Kata Bungong Jeumpa dalam bahasa Aceh memiliki arti bunga cempaka. Dalam masyarakat Aceh bunga cempaka memiliki kaitan yang erat dimana biasanya setiap rumah di Aceh menanam bunga ini di pekarangannya masing-masing. Bunga cempaka dijadikan sebagai simbol kebanggaan dan semangat masyarakat Aceh serta keindahan dari tanah Aceh. Selain itu, bunga cempaka juga memiliki beragam fungsi, diantaranya:
- Pelengkap tradisi, contohnya adalah bunga cempaka yang dipakai hampir di berbagai kegiatan masyarakat Aceh. Seperti hiasan atau pelengkap dalam upacara pernikahan, digunakan sebagai bahan wewangian dalam prosesi mandi balimau, hingga menjadi bahan wewangian untuk air ziarah makam.
- Ragam hias, biasanya berupa hasil kreasi masyarakat seperti halnya ornamen pada bangunan dan juga motif pada kain songket khas Aceh.
- Ragam budaya, Terciptanya tarian dengan judul bunga cempaka ini sebagai bentuk apresiasi dan kebanggaan masyarakat Aceh pada bunga cempaka.
Tarian Bungong Jeumpa
Tari Bungong Jeumpa berasal dari Provinsi Aceh. Dengan memadukan antara gerakan badan yang disertai dengan iringan lagu tradisional khas Aceh dengan nama yang sama yakni “Bungong Jeumpa”. Karena Jeumpa merupakan lambang keindahan di Aceh, maka penampilannya pun dilakukan pada berbagai acara seperti halnya acara pernikahan atau pun pertunjukan biasa lainnya.
Tarian tradisional dari Aceh ini juga menjadi sebuah pengenalan adat Aceh lainnya seperti halnya pada pakaian tradisionalnya. Busana tari Bungong Jeumpa diantaranya adalah baju adat, selendang, hiasan kepala, gelang, dan musik. Dari properti tersebutlah semakin menambah keindahan pertunjukan baik dalam penampilan panggung maupun penampilan penari itu sendiri. Umumnya, jumlah penari Bungong Jeumpa minimal adalah 8 orang dan maksimal berjumlah 14 orang.
Baca juga: Tari Lilin: Harmoni Gerakan dan Konsentrasi Pikiran
Gerakan Tari Bungong Jeumpa
Ketika menampilkan tarian asli dari Aceh ini pastinya terdiri dari beberapa gerakan yang mempengaruhi keelokan suatu tarian. Karena tari yang dalam bahasa Indonesia berarti bunga cempaka ini dilaksanakan secara berkelompok maka diperlukan sikap-sikap kekompakan, kebersamaan, saling menghargai, keseriusan/ kesungguhan, dan kedisiplinan.
Tarian ini akan dikreasikan sesuai kebutuhan, namun tarian khas daerah Serambi Mekah ini tidak terlepas dari gerak tari yang sudah pernah disusun, sebagai berikut:
- Gerak Sembah berdiri;
- Kedua tangan melakukan ukel tangan dengan arah ke kanan dan ke kiri, kaki mancat ke depan secara bergantian;
- Kedua tangan di atas, seperti posisi nyembah, serong kanan kiri bergantian;
- Tepuk tangan, telapak tangan berhadapan ke arah pinggang, kaki bergantian diangkat;
- Tangan ndaplang ke depan, lalu pegang bahu, kaki macat ke depan bergantian;
- Duduk timpuh, tangan tepuk paha, lalu tepuk dada;
- Duduk timpuh, tepuk dada, tepuk ndaplang ke depan lalu tepuk tangan ke atas;
- Duduk timpuh, tangan ndaplang ke atas, bawah, bergantian.
Formasi Tari Bungong Jeumpa
Terdapat beberapa formasi atau pola lantai dalam tarian yang juga dikenal sebagai Bunga Cempaka dalam bahasa Indonesia ini. Ketika para penari menampilkan pertunjukan tari asal serambi Mekah ini dimulai dari posisi horizontal. Kemudian diikuti dengan posisi seperti huruf V, lingkaran, dan juga zigzag.
Tarian ini menggunakan formasi-formasi di atas dalam setiap pementasannya. Seperti halnya pola lantai pada tarian tradisional lainnya, ia berfungsi sebagai pengatur dan informasi bagi penari kemana posisi dia yang seharusnya. Selain itu, formasi tersebut juga sebagai aksen penambah agar tariannya tidak monoton.
Lagu Bungong Jeumpa
Sama halnya dengan tariannya, Lagu Bungong Jeumpa berasal dari daerah Provinsi Aceh. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lagu ini diciptakan sebagai bentuk rasa bangga masyarakat Aceh atas bunga cempaka yang menjadi kebanggaan mereka. Walaupun bunga ini bukan asli berasal dari Aceh, melainkan dari India.
Di wilayah yang memiliki sebutan sebagai serambi Mekah ini, bunga Aceh tumbuh subur bahkan hampir di tiap rumah warganya pasti memiliki bunga ini sebagai salah satu jenis tanamannya. Dan saat ini pun bunga cempaka seakan menjadi wajah baru bagi Aceh.
Perpaduan antara makna dalam liriknya dengan melodi yang menghanyutkan jiwa bagi siapa saja yang mendengarnya. Nada sederhana dan mendayu itu jelas menjadi ciri khas dari lagu ini. Sekali mendengarkan pasti anak nusantara akan terngiang-ngiang dengan lagu asal serambi Mekah tersebut.
Lirik Lagu Bungong Jeumpa
Sebuah lagu tradisional Aceh ini adalah lagu yang ringan dan nyaman untuk didengarkan. Dengan melodi sederhana ditambah lirik yang sangat mudah dihafal menjadi nilai tambah bagi lagu ini. Makna dari liriknya pun seakan menggambarkan bahwasanya bunga cempaka dan Aceh adalah suatu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Simak lirik lagu beserta maknanya di bawah ini.
Bungong jeumpa, bungong jeumpa meugah di aceh … bungong teuleubeh-teuleubeh indah lagoina (Bunga cempaka, bunga cempaka terkenal di Aceh… bunga yang terlebih indah sekali)
Bungong jeumpa, bungong jeumpa meugah di aceh … bungong teuleubeh-teuleubeh indah lagoina (Bunga cempaka, bunga cempaka terkenal di Aceh… bunga yang terlebih indah sekali)
Puteh kuneng , meujampu mirah bungong si ulah indah lagoina (Putih kuning bercampur merah … Mekar sekuntum indah rupawan)
Puteh kuneng , meujampu mirah bungong si ulah indah lagoina (Putih kuning bercampur merah … Mekar sekuntum indah rupawan)
Lam sinar buleun, lam sinar buleun angen peu ayon .. duroh meususon , meususon yang mala mala (Dalam sinar bulan, dalam sinar bulan angin ayunkan … Gugur bersusun, bersusun, yang sudah layu)
Lam sinar buleun, lam sinar buleun angen peu ayon .. duroh meususon , meususon yang mala mala (Dalam sinar bulan, dalam sinar bulan angin ayunkan … Gugur bersusun, bersusun, yang sudah layu)
Mangat that mubee , meunyo tatem com (Sungguh harum baunya , kalau dicium)
Leumpah that harom si bungong jeumpa (Alangkah harumnya si bunga cempaka)
Kesimpulan
Baik tari maupun lagu “Bunga Cempaka” adalah kekayaan budaya Indonesia yang berasal dari Aceh. Sebagai warisan budaya kesenian Aceh, tari ini pastinya lebih mengenalkan hal-hal yang berkaitan dengan Aceh. Selain itu, lagunya yang mendayu sehingga enak untuk didengar dapat menjadi daya tarik tersendiri khususnya bagi kawula muda.
Tidak ada komentar