1. Tari Daerah

Tari Gending Sriwijaya, Tari Sambutan Khas Sumatera Selatan

Halo anak Nusantara! Berbicara mengenai kesenian di Indonesia memang tidak ada habisnya, baik dari seni pertunjukkan, seni musik, seni rupa, sampai seni tari. Pada kesempatan kali ini, Munus akan membahas salah satu seni tari yaitu Tari Gending Sriwijaya.

Ingin tahu Tari Gending Sriwijaya berasal dari daerah mana? Seperti apakah sejarah Tari Gending Sriwijaya? Apa makna Tari Gending Sriwijaya? Untuk mengetahui lebih dalam, simak pembahasan Munus di bawah ini.

Tari Gending Sriwijaya, Sambutan Khas Untuk Para Raja

Tari Gending Sriwijaya berasal dari daerah Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Tari ini adalah salah satu seni tari yang cukup populer di Indonesia. Dalam pertunjukannya, Tari Gending Sriwijaya biasanya diisi oleh 9 penari dengan peran yang berbeda-beda. Selain itu, tarian ini kerap tampil dalam rangka penyambutan tamu. Seiring berkembangnya zaman, pertunjukannya dapat disaksikan di berbagai kegiatan seperti pertemuan, festival budaya, dan pernikahan. 

Para Penari Tari Gending Sriwijaya (sumber: Kompasiana)
Para Penari Tari Gending Sriwijaya (sumber: Kompasiana)

Tarian kolosal peninggalan Kerajaan Sriwijaya ini awalnya hanya boleh ditampilkan oleh kalangan kerajaan, tapi untuk saat ini sudah dapat dipentaskan oleh masyarakat umum. Dilihat dari gerakannya, Tari Gending Sriwijaya memiliki berbagai makna yang terkandung di dalamnya. Cerita yang kerap dibawa dalam pertunjukkan adalah masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan pengaruh agama Buddha.

Artikel Terkait

  • Contoh Gotong Royong di Rumah, Mari Terapkan!
    by Amanda Rayta (Studio Literasi) on April 6, 2024 at 8:53 am

    Rumah merupakan tempat pertama untuk memulai suatu pembelajaran. Termasuk dalam hal gotong royong  Harapannya begitu terjun pada lingkungan masyarakat, kamu paling tidak sudah mengerti arti singkat mengenai hal tersebut. Memang kalau penerapannya contoh gotong royong di rumah seperti apa saja? Selengkapnya bisa kamu baca pada artikel yang dibuat khusus untuk Sobat Literasi. Check it out! Artikel Contoh Gotong Royong di Rumah, Mari Terapkan! pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Contoh Gotong Royong di Sekolah, Mudah Diterapkan!
    by Amanda Rayta (Studio Literasi) on April 4, 2024 at 10:28 pm

    Sayang banyaknya nilai-nilai modern, membuat sejumlah nilai tradisional mulai tergeserkan. Salah satunya, gotong royong. Sekarang ini sudah mulai jarang kegiatan yang menggunakan unsur tersebut. Maka tidak heran, mungkin generasi ini tidak memahami dan ketahui Salah satu tempat mereka bisa belajar hal itu dengan diajarkan di sekolah. Melalui beberapa aktivitas yang sifatnya dikerjakan bersama-sama. Untuk contoh Artikel Contoh Gotong Royong di Sekolah, Mudah Diterapkan! pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Budi Pekerti: Etika Wajib Bangsa Indonesia
    by Amanda Rayta (Studio Literasi) on April 4, 2024 at 2:38 am

    Budi pekerti merupakan etika wajib yang dimiliki oleh semua warga Indonesia. Hal ini berkaitan dengan moral yang menuntun kita dalam berperilaku dan berinteraksi dengan sesama. Apabila seseorang tidak memiliki atau menjalankan prinsip budi pekerti seperti mestinya maka akibatnya banyak perilaku negatif yang terjadi pada sekitar. Penjelasan tentang materi ini bisa Sobat Literasi baca pada artikel Artikel Budi Pekerti: Etika Wajib Bangsa Indonesia pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Yuk, Mengenal Bagaimana Cara Memahami Contoh Teks Ulasan
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on April 4, 2024 at 2:05 am

    Pernahkan kalian memperhatikan sebuah ulasan yang terkandung di dalam buku, musik, atau novel? Mengapa diharuskan ada sebuah ulasan? Ulasan tersebut sangat berguna untuk kemajuan sebuah karangan literasi atau sebuah karya. Tanpa adanya ulasan yang mendukung, maka kualitas kepenulisan buku, musik, atau novel tidak ada kemajuan. Berikut kami sampaikan pengertian teks ulasan, struktur, beserta contoh teks The post Yuk, Mengenal Bagaimana Cara Memahami Contoh Teks Ulasan appeared first on Sma Studioliterasi.

Sejarah Tari Gending Sriwijaya

Menurut sejarah, dahulu kala Kerajaan Sriwijaya memiliki tarian yang bersifat sakral yang ditujukkan sebagai persembahan kepada dewa sekaligus tarian penyambutan, yaitu Tari Tanggai. Pada masa penjajahan Belanda, Tari Tanggai mengalami modifikasi oleh karena peraturan yang tidak memperbolehkan wanita untuk menari. Oleh karena itu, tarian ini berubah ditampilkan oleh laki-laki. 

Tidak berhenti di situ, Tari Tanggai sama sekali tidak diperbolehkan pada masa penjajahan Jepang. Hal ini membuat masyarakat Palembang tidak memiliki tarian tradisional untuk menyambut tamu. Pemerintah Jepang yang melihat perkara ini meminta masyarakat untuk Palembang membuat tarian serta lagu pengiring tarian penyambutan.

Tina Haji Gong dan Sukainah A. Rozak kemudian membuat Tari Gending Sriwijaya pada tahun 1943. Tarian ini adalah bentuk kombinasi dari berbagai unsur tarian adat yang sudah ada di Palembang. Tarian ini juga mengaplikasikan gerakan dengan unsur Buddhisme dan unsur Batanghari Sembilan, yang berarti sembilan sungai di Sumatera Selatan

Penggunaan unsur Batanghari Sembilan dapat dilihat dari penari, yang berjumlah 9 orang. Untuk musik, Dahlan Muhibat membuat lagu dibantu oleh Nungcik A.R. dalam pembuatan syair. Seluruh rangkain tarian selesai dibuat pada tahun 1944 dan ditampilkan untuk pertama kalinya di halaman Masjid Agung Palembang dalam acara penyambutan pejabat ke Palembang.

Makna Tari Gending Sriwijaya

Dalam setiap gerakan tentu ada makna yang disampaikan. Terkait dengan makna Tari Gending Sriwijaya, berikut beberapa maknanya:

1. Jentikan Ibu Jari dan Jari Tengah

Sesuai irama, penari menjentikkan ibu jari dengan jari tengah dan kemudian melepas jentikkan tersebut. Gerakan ini menunjukkan kerja keras dan kedisiplinan masyarakat Palembang.

2. Gerakan Sembah Berdiri

Gerakan ini bermakna bahwa masyarakat Palembang taat kepada kebesaran Tuhan yang Maha Esa, ditambah lagi dengan makna sikap toleransi yang menggambarkan sikap masyarakat Palembang terhadap sesama.  

3. Sekapur Sirih

Daun sirih dalam tarian ini bermakna kerendahan hati, hal ini digambarkan dalam bagaimana tanaman sirih berkembang. Tidak ada yang dirugikan oleh tumbuhan sirih. Batang sirih juga memiliki makna sendiri yaitu loyalitas dan budi pekerti.Makna ini diambil dari batangnya yang lurus.

Secara garis besar tarian ini memiliki makna bahwa masyarakat Palembang memiliki jiwa yang peduli, rendah hati, gotong royong, mandiri, serta tawakal.

Pola Lantai Tari Gending Sriwijaya

Pola lantai Tari Gending Sriwijaya menggunakan pola lantai lurus yang berubah ke pola lantai garis V. Para penari akan masuk ke panggung dengan pola lantai garis lurus, setelah itu penari akan memecah menjadi formasi huruf V dengan penari utama sebagai titik tengah pola ini.

Penari yang dibutuhkan dalam tarian ini berjumlah 13 orang, yang terbagi atas 9 orang penari perempuan sebagai penyimbolan Batanghari Sembilan, 3 penari laki-laki, dan satu pelantun lagu Gending Sriwijaya.

Penari utama bertugas untuk memegang tepak dan menjadi titik tengah. Dua orang penari di belakang penari utama membawa peridon, begitu pula tiga orang lainnya. Satu penari laki-laki membawa payung, sedangkan dua yang lainya memegang tombak.

Gerakan Tari Gending Sriwijaya

Gerakan Tari Gending Sriwijaya dibagi dalam tiga tahap, yaitu gerakan awal, gerakan inti, dan gerakan akhir. Berikut adalah penjelasan lebih dalam untuk rangkaian gerak.

Gerakan Tari Gending Sriwijaya (sumber: Majalah Teras)
Gerakan Tari Gending Sriwijaya (sumber: Majalah Teras)

1. Gerakan Awal

Gerakan dimulai dengan sembah, yang dilakukan juga dengan sembah berdiri. Tangan penari menangkup dan kedua kaki berjinjit. Setelah itu, posisi badan dan kepala menunduk.Penar kemudian melakukan jalan keset.

Kaki kanan penari bergeser ke arah kanan depan, sedangkan kaki kiri berjinjit dengan tangan dalam posisi sembah. Setelah jalan keset, penari berdiri di bagian kiri dan kanan dengan menyilangkan tangan dan diayunkan sehingga membentuk lingkaran.

2. Gerakan Inti

Gerakan inti dimulai dengan tutur sabda yang mengubah posisi tangan silang menjadi kembar. Pandangan mata akan mengikuti pergerakan tangan. Gerakan selanjutnya, penari membuat gerakan tangan seperti menabur bunga.

Posisi badan condong ke depan lalu duduk bersimpuh. Setelah itu penari mengarahkan tangan ke arah belakang dengan diikuti gerak ukel ke depan dan membawa tangan kembali ke atas. Lalu, tangan penari disilangkan dan diarahkan ke samping badan.

Tangan kanan digerakkan ke atas kepala dan tangan kiri ditaruh di depan dada. Akhir gerakan inti adalah ulur benang, gerakannya menyerupai tangan saat mengulur benang.

3. Gerakan Akhir

Gerakan dimulai dengan gerak tolak bala sebagai penggambaran penolakan segala hal negatif yang ada pada manusia. Setelah itu penari menggerakan tangan kanan ke atas telinga kanan dengan tangan kiri di dada. Posisi badan condong ke depan serta posisi kepala yang menunduk. Untuk menutup tarian ini, penari akan melakukan sembah sebagai penutupan.

Properti Tari Gending Sriwijaya

Berikut adalah beberapa properti Tari Gending Sriwijaya.

Properti Tari Gending Sriwijaya (sumber: Riverspace)
Properti Tari Gending Sriwijaya (sumber: Riverspace)

1. Selendang Meranti

Selendang ini terbuat dari kain songket khas Palembang. Selendang diikatkan di pinggang dan ditaruh ke bagian pending.

2. Teratai

Teratai yang dimaksud bukan bunga Teratai tapi penutup dada dari beludru yang memiliki aksen manik-manik. Warna Teratai bermacam-macam, semakin emas warnanya semakin mewah kesan yang diberikan.

3. Pending

Pending adalah properti yang berbentuk ikat pinggang terbuat dari kuningan. Bentuk pending adalah untaian lempengan persegi dan terdapat ukiran motif tumbuhan atau hewan. Bagian depan pending berbentuk segi enam tapi berukuran lebih besar.

4. Kalung Kebo Munggah

Kalung ini tersusun atas tiga bagian dan bagian bawah yang paling besar dan berwarna keemasan. Setiap susun menggambarkan status sosial.

5. Tanggai

Tanggai terbuat dari kuningan, perak, atau jenis logam lain. Properti ini ditaruh ke ujung jari supaya memberikan kesan lentik pada jari penari. 

6. Tepak

Tepak adalah sebuah wadah untuk menaruh sekapur sirih. Tepak terbuat dari bahan kayu dan berhiaskan ukiran khas Palembang.

7. Bunga Rampai

Properti ini adalah hiasan yang ditaruh di bagian belakang dari kepala penari, terdiri dari berbagai bunga yang dibuat roncean sehingga menjadi Bunga Rampai.

8. Sanggul Malang

Sanggul Malang adalah tatanan rambut dari para penari. Sanggul akan diberikan hiasan berbentuk bunga dengan kombinasi beringin.

9. Kelat Bahu

Kelat Bahu ini berwarna keemasan dan berbentuk seperti burung. Kelat Bahu dipakai di bagian bahu kanan dan kiri dari penari. 

10. Kelapo Tandan

Kelapo Tandan adalah hiasan yang ditaruh di sanggul, bentuk hiasan ini adalah bunga dan daun. Kelapo Tandan bermakna kasih sayang dan gotong royong.

Keunikan Tari Gending Sriwijaya

Keunikan Tari Gending Sriwijaya dapat kita saksikan dalam jentikan jari yang menggunakan ibu jari dan jari tengah, serta lagu pengiring yang diciptakan oleh Nungcik A.R. sehingga kekhasan dari Palembang, Sumatera Selatan menjadi semakin menonjol.

Baca juga: Tari Tanggai: Asal Usul, Properti, Gerakan, & Baju

Tari Gending Sriwijaya adalah representasi dari masyarakat yang menjunjung tinggi dan menghormati persaudaraan. Tarian ini menggambarkan sikap yang ramah terhadap para tamu. Semangat ini yang perlu kita lestarikan sebagai penerus bangsa. Kita harus menghormati dan menjunjung tinggi nilai persaudaraan supaya menciptakan persatua

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Tari Gending Sriwijaya, Tari Sambutan Khas Sumatera Selatan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Selama berabad-abad, Indonesia telah menjadi rumah bagi keberagaman budaya yang kaya, termasuk seni tari tradisional yang memukau. Tari tradisional Indonesia bukan hanya sekadar gerakan-gerakan artistik yang menakjubkan, tetapi juga mewakili identitas, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat di berbagai daerah. Tari Sirih Kuning adalah salah satu jenis tarian tradisional yang memiliki akar budaya kuat bagi masyarakat Betawi. […]

    Trending

    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas […]
    Nekara dan moko ialah contoh artefak perunggu yang terkenal dari zaman prasejarah di Indonesia, tepatnya pada zaman logam. Memang kalau sekilas kita lihat memiliki beberapa kesamaan. Bahkan pada beberapa sumber sering kali menyebutkan kalau moko merupakan nama lain dari nekara. Ternyata, keduanya tidak sama dan terdapat perbedaan. Artikel ini bakal mengulas perbedaan yang signifikan pada […]
    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]