Halo anak Nusantara! Madura adalah daerah yang terdapat di Provinsi Jawa Timur. Meskipun berada di Provinsi Jawa Timur, Madura memiliki keunikannya tersendiri. Salah satunya adalah tradisi Karapan Sapi. Pada kesempatan kali ini, Munus akan membahas lebih dalam tentang Karapan Sapi Madura.
Ingin tahu serba-serbi dan makna Karapan Sapi? Simak artikel Munus di bawah ini.
Serunya Tradisi Karapan Sapi Madura
Daftar Isi
Karapan Sapi adalah balapan sapi khas Madura yang diselenggarakan setiap tahun. Balapan sapi akan diadakan di arena sepanjang 100 meter dan berlangsung sekitar 10 detik sampai 1 menit.
Tradisi ini dapat digolongkan sebagai salah satu jenis kebudayaan, permainan tradisional, sekaligus olahraga yang rutin dilakukan masyarakat Madura. Bahkan, tradisi Karapan Sapi sudah menjadi kebiasaan turun temurun.
Ajang karapan melibatkan banyak pihak, seperti pemilik sapi, joki sapi atau biasa disebut tukang tongko, orang yang memegang tali sebelum sapi berlari atau tukang tambeng, tukang getak yang meneriaki sapi supaya melesat cepat, tukang tonja atau orang yang menuntun sapi ke arena, dan tukang gubra atau orang yang memberi semangat pada sapi sapi pacuan.
Lebih menarik lagi, Karapan Sapi sampai saat ini masih rutin dilaksanakan setiap tahun, bahkan ada perlombaan khusus untuk acara ini. Perlombaan digelar sekitar bulan Agustus sampai September. Perlombaan yang diadakan meliputi, Bupati Cup dan Presiden Cup. Untuk Bupati Cup hanya dilakukan dua kali setahun, dan para pemenang akan lanjut ke Presiden Cup.
Asal Usul & Makna Karapan Sapi
Asal usul dari Karapan ini memiliki banyak versi, salah satunya adalah versi yang menceritakan Syekh Ahmad Baidawi atau sering dipanggil Pangeran Katandur pada abad 13 di Pulau Sapudi. Sejak dahulu kala, lahan Madura memiliki ciri khas yang gersang dan tandus sehingga hasil panen tidak pernah memuaskan, saat itulah Pangeran Katandur mengenalkan teknik bercocok tanam nanggala, yaitu menggunakan dua bambu yang ditarik dengan dua ekor sapi.
Karapan Sapi berasal dari 2 makna, makna pertama diambil dari kata Kerap atau Kirap yang artinya berangkat dan dilepas secara bersamaan. Sedangkan, makna kedua diambil dari bahasa Arab, yaitu kata kirabah, yang berarti persahabatan.
Bagi masyarakat Madura, makna Karapan Sapi bukan hanya ajang balapan biasa. Tradisi ini telah menciptakan suatu kebanggan bagi warga Madura, terutama ketika menjadi pemenangnya.
Sapi menjadi penanda status seseorang di Madura. Bahkan untuk berpartisipasi dalam perlombaan ini, bukanlah hal yang mudah. Para peserta perlu merawat sapi sapinya supaya menjadi juara, dan perawatan tersebut tidak murah.
Sapi yang dipilih biasanya yang berumur tiga sampai empat bulan. Sapi akan dirawat dan diperlakukan spesial selama 10 bulan sebagai langkah persiapan untuk ikut karapan. Perawatan yang biasa diberikan kepada sapi dapat berupa memberikan pijatan atau memberikan jamu serta puluhan telur untuk sapi konsumsi.
Persiapan Untuk Lomba Karapan Sapi
Untuk mempersiapkan sapi pacuan, pemilik sapi tidak boleh main-main. Pemilik harus memperhatikan asupan gizi dan cara perawatannya. Sebelum lomba, pemilik akan memberikan 40 telur dan jamu racikan setiap hari, tujuan dari hal ini adalah membentuk tubuh sapi supaya kuat dan dapat berlari kencang. Kisaran dana yang harus dikeluarkan dalam merawat dua ekor sapi adalah sekitar 4 juta.
Untuk sistematika lomba, peserta akan menyiapkan dua sapi, seorang joki, dan sepasang bambu sebagai tempat berdiri dari joki yang juga disebut sebagai nanggala. Bambu diletakkan di antara kedua sapi. Perlombaan akan berlangsung sekitar 10 detik sampai 1 menit dengan panjang lintasan 100 meter.
Fakta Menarik Seputar Karapan Sapi
Sebagai ikon khas Madura, tentu saja tradisi ini mempunyai hal yang unik, dong. Berikut adalah beberapa fakta menarik dari Karapan Sapi.
1. Sapi yang Dilombakan Adalah Sapi Terpilih
Biasanya, sapi yang berpartisipasi akan mendapat makanan khusus. Contohnya, seperti pemberian jamu dan puluhan telur ayam yang dilakukan setiap hari. Asupan ini bertujuan supaya sapi mempunyai postur dan tenaga besar supaya dapat berlari cepat..
Tidak berhenti di makanan, sapi karapan juga harus sapi yang sudah terlatih dengan kondisi arena lomba serta kondisi yang sehat serta kuat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko hal yang tidak diinginkan terjadi pada sapi sendiri atau pada joki.
2. Terdapat 2 Jenis Kejuaraan Karapan Sapi di Madura
Terdapat 2 jenis kejuaraan Karapan Sapi di Madura yang harus diperebutkan, yaitu Bupati Cup dan Presiden Cup. Sapi yang memenangkan Bupati Cup akan lolos ke tahap selanjutnya, Presiden Cup. Untuk Presiden Cup, ada peraturan yang tidak memperbolehkan cambuk tajam dipakai dalam perlombaan.
Biasanya, dalam balapan para penonton tidak hanya disuguhi serunya karapan tapi juga menikmati alunan musik tradisional yang membuat acara semakin meriah, yaitu Seronen.
3. Ada 4 Babak dalam Masing-masing Kejuaraan Karapan Sapi
Karapan biasanya memiliki 4 babak yang harus ditempuh sebelum menjadi juara. Babak pertama adalah babak penyisihan. Dua joki bersaing untuk mengalahkan satu sama lain. Pemenang akan masuk ke babak kedua.
Dalam babak kedua, pemenang akan berlomba kembali untuk menentukan pemenang. Setelah terpilih, peserta maju ke babak penyisihan. Disini, peserta akan diseleksi, siapa yang layak ikut dalam babak final. Babak keempat adalah final. Babak ini menentukan pemenang tunggal dari serangkaian kejuaraan. Di babak ini, peserta yang lolos beradu kecepatan untuk mendapat gelar juara.
Baca juga: Upacara Tabuik, Tradisi Khas Masyarakat Sumatera Barat
Kalian bisa membayangkan betapa serunya tradisi ini? Karapan sapi adalah salah satu daya tarik dari Madura. Salah satu tradisi yang masih dipeluk erat dan dilestarikan sampai saat ini. Sangat jarang, melihat warisan budaya kita dijadikan sebagai kompetisi. Bagaimanapun, hal tersebut adalah salah satu cara untuk melestarikan budaya di antara masyarakat saat ini.
Tidak ada komentar