1. Budaya
  2. Tari Daerah

Tari Tanggai: Asal Usul, Properti, Gerakan, & Baju

Halo anak nusantara! Jika mendengar nama kota Palembang, apa yang ada di benak kalian? Pasti hanya makanan khasnya saja, yaitu Pempek. Padahal, kota Palembang juga punya hal keren lainya, salah satunya adalah Tari Tanggai. Kalian baru mendengar nama seni tari ini? 

Dalam kesempatan kali ini kita akan membahas tentang: asal usul, properti Tari Tanggai, baju Tari Tanggai, dan gerakan seni tari yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Mari kita gali jauh lebih dalam tentang tarian tradisional ini.

Asal Usul 

Asal Usu Tari Tanggai (sumber: Sering Jalan)
Asal Usu Tari Tanggai (sumber: Sering Jalan)

Tari Tanggai berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Seperti kita ketahui, Palembang adalah pusat kerajaan Sriwijaya yang dipimpin oleh Wangsa Syailendra. Tari Tanggai sendiri adalah ritual persembahan dari masyarakat Budha di daerah Sumatera Selatan, dengan membawa  sejumlah persembahan yang berisi buah serta berbagai jenis bunga pada zaman dahulu.

Tarian ini adalah salah satu bentuk akulturasi antara budaya masyarakat asli dan para pembawa agama Buddha dari Cina. Oleh karena itu, banyak memiliki persamaan dengan tarian yang terdapat di Cina. 

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Tari Tanggai adalah salah satu tarian yang tergolong tua. Tarian ini dianggap sakral dan suci karena bertujuan mengantarkan persembahan kepada dewa-dewi para penganut agama Buddha. Oleh karena bentuk tarian ini berupa tari persembahan, maka tidak boleh sembarangan untuk ditarikan, dan hanya dapat dilaksanakan secara turun-temurun.

Kesenian ini juga sempat dilarang pada masa penjajahan pemerintah Belanda. Lambat laun setelah masa penjajahan, Tarian Tanggai mulai dilirik kembali. Sampai pada akhirnya, Tarian khas Palembang diangkat sebagai salah satu tarian penyambutan oleh kerja sama antara Elly Rudi dan Anna Kumari, para penggiat seni dari Sumatera Selatan.

Makna Tari Tanggai Sumatera Selatan

Dalam Tari Tanggai Sumatera Selatan, ada berbagai makna yang terkandung seperti ungkapan selamat datang dari orang yang mempunyai hajat kepada para tamu dan disimbolkan dari setiap gerakan tarian ini. Tamu diibaratkan sebagai raja, atau berarti, seorang tamu harus diperlakukan sebaik mungkin. 

Keramahan dan juga rasa hormat tergambarkan melalui pemberian sekapur sirih kepada salah satu atau beberapa tamu kehormatan yang dilakukan oleh salah satu penari. Pemberian sekapur sirih ini menyimbolkan bahwa tamu tersebut diterima baik oleh masyarakat Palembang.

Fungsi

Pada dasarnya, pementasan Tari Tanggai Sumatera Selatan berfungsi untuk menyambut tamu yang sedang berkunjung ke Palembang, atau dipertontonkan dalam upacara pernikahan adat Palembang.

Seiring dengan perkembangan zaman, Tarian ini dapat dipentaskan dalam berbagai acara, seperti acara kedinasan pejabat negara, pagelaran festival budaya, acara organisasi, atau pagelaran seni di sekolah.

Tarian Tanggai menyimbolkan bahwa masyarakat Palembang adalah masyarakat yang terbuka. Masyarakat  Palembang sangat menghormati keberadaan tamu yang singgah ke kediaman mereka.

Gerakan Tari Tanggai

Gerakan Tari Tanggai (sumber: Sering Jalan)
Gerakan Tari Tanggai (sumber: Sering Jalan)

Jika kita berbicara tentang seni tari, tentu tidak jauh dari gerakan gemulai para penarinya. Keindahan Tari Tanggai Sumatera Selatan dapat dilihat dari gerakan Tari Tanggai gemulai yang dibalut busana daerah yang khas.

Rangkaian gerakan Tari Tanggai Sumatera Selatan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu gerakan awal, gerakan inti dan gerakan akhir. Gerakan diawali masuk dengan posisi sembah, gerakan borobudur hormat, gerakan sembah berdiri, jalan keset, kecubung berdiri bawah kanan kiri, kecubung berdiri atas kanan kiri, dan ukur benang.

Setelah itu memasuki gerak tarian bagian inti, gerakan biasanya terdiri dari tutur sabda, sembah duduk, tutur bunga duduk kanan dan kiri, stupa kanan dan kiri, tutur sabda, borobudur, dan ukur benang.

Untuk gerakan terakhir terdiri dari tolak bala kanan kiri, nyumping kanan kiri, mendengar berdiri kanan kiri, tumpang tali, ulur benang berdiri kanan kiri, sembah berdiri, borobudur berdiri, dan borobudur hormat.

Pola Lantai 

Untuk pola lantai sendiri, Tarian Tanggai ini menerapkan pola lantai huruf V, horizontal dan juga melingkar. Pola lantai huruf V di tarian ini membentuk posisi melengkung, atau lebih tepatnya meruncing karena merujuk pada huruf V yang terbentuk oleh 5 orang penari.

Baju Tari Tanggai

Tarian Tanggai berasal dari Palembang. Jika membicarakan tentang tarian tradisional ini, tentu tidak jauh dengan baju/busana adat Palembang . Berikut adalah 4 macam tata busana atau kostum yang dikenakan dalam pertunjukan tarian ini.

Aesan Gede (sumber: Keluyuran)
Aesan Gede (sumber: Keluyuran)

1. Aesan Gede

Baju tari tanggai yang pertama adalah Aesan Gede. Aesan Gede terdiri atas Cempako, Kalung Kebo Mungga, Kasuhun, Kecak bahu, Kembang rai, Kembang Songket, Galang Gepeng, Gelang kano, Gelang malang, Gelang sempuru, Pending, Selempang, Sewet songket, Sumoing, Suri/sisi, dan Teratai.

2. Aesan Dodot

Baju Tari Tanggai yang kedua adalah Aesan Dodot, yang terdiri atas Bunga urai, Cempako, Gelang Gepeng, Gelang Kano, Gelang Sempuru, Gelung Malang, Kalung Kebo Munggah, Kemben Songket, Pending, Selempang, Sewet Songket, Sumping, Sundur, dan Teratai.

3. Aesan Pak Sangkong

Baju Tari Tanggai selanjutnya adalah Aesan Pak Sangkong. Tata busana ini terdiri atas Baju Kirung Beludru, Bunga Urai, Cempako, Gelang, Gelang Gepeng, Gelang Sempuru, Gelung Malang, Kalung Kebo Munggah, Kelapo Setandan, Pak Sangkong, Selendang, Sewet Songket, Sumping, Sundur, Suri/ sisir, dan Teratai.

4. Selendang Mantri

Baju Tari Tanggai keempat adalah Selendang Mantri yang terdiri atas Gelang Kano, Gelang Malang, Gepeng Sempuru, Kalung Kebo Munggah, Kembang Sempur, Kembang Songket, Selendang, Sewet Songket, Sumping, Suri/sisir, dan Teratai.

Untuk catatan, baju Tari Tanggai harus memperhatikan pementasan apa yang dilakukan. Sebagai contohnya, ketika pementasan yang berlangsung dalam acara pernikahan, penari tidak diperbolehkan mengenakan Aesan Gede.

Hal ini dikarenakan pengantin sudah memakai Aesan Gede. Penari dapat menggunakan baju Tari Tanggai yang lain, seperti Aesan Dodot, Aesan Pak Sangkong, dan Selendang Mantri.

Properti Tari Tanggai

Properti Tari Tanggai (sumber: Selasar)
Properti Tari Tanggai (sumber: Selasar)

Setelah kita berbicara tentang baju Tari Tanggai, kita akan membahas properti Tari Tanggai. Baju yang dikenakan oleh para penari tentu akan dilengkapi dengan properti khas daerah Palembang, seperti contohnya Pending, dadat, kalung, kembang urat (ranai), sanggul malang, kembang goyang, tajuk cempako dan, tentu saja, Tanggai (kuku panjang palsu yang terpasang di kedelapan jemari tangan penari).

Dibawah ini adalah penjelasan untuk beberapa properti yang dipakai oleh penari.

1. Kembang Goyang

Kembang Goyang adalah salah satu properti Tari Tanggai yang digunakan dalam bentuk sanggul. Biasanya, bahan yang digunakan adalah kuningan, tembaga, perak, atau emas, bahkan kadang juga memiliki tambahan berupa permata, dengan tujuan supaya terlihat lebih mewah.

Seperti namanya, Kembang Goyang ini dapat ikut bergerak gerak atau goyang pada saat menari, hal ini dikarenakan adanya pegas di dalam properti tersebut. Selain itu, Kembang Goyang ini juga dikenakan dalam pakaian adat Jawa, Bali, dan Sunda. 

2. Kain Songket

Properti Tari Tanggai selanjutnya adalah Kain Songket. Kain Songket adalah kain tenun tradisional yang termasuk dalam jenis kain brokat dari masyarakat melayu, seperti Brunei, Malaysia,dan Indonesia. Kain Songket sendiri dibuat dengan cara ditenun secara manual dan terbuat dari benak perak dan emas.

Tujuan pemilihan benang yang berwarna metalik ini bertujuan untuk memberikan kesan cemerlang dan mewah karena benang dengan warna metalik dapat memantulkan cahaya serta memberi efek kilauan. Di luar dari properti Tari Tanggai, Kain Songket juga dipakai oleh masyarakat dalam rumpun melayu ketika menghadiri berbagai acara formal.

3. Kalung

Properti Tari Tanggai yang satu ini biasanya terbuat dari platina, perak atau bahkan emas. Tetapi ada juga yang terbuat dari beberapa bahan mewah lainya seperti intan, permata atau rangkaian mutiara. 

Seiring perkembangan zaman, bahan pembuatan kalung menjadi semakin variatif dan menyesuaikan keadaan., contoh bahan yang digunakan seperti tembaga, keramik, besi ringan, perunggu, kerang, rotan, maupun plastik. Kalung properti Tari Tanggai ini biasanya berbentuk rantai dengan tambahan liontin atau bandul sebagai pelengkap.  

4. Tepak

Properti Tari Tanggai satu ini berbentuk kotak persegi panjang yang biasanya diisi daun sirih, tembakau, gambir, pinang, dan kapur. Berbagai jamuan tersebut bertujuan untuk menjadi suguhan bagi para tamu yang datang karena pada zaman dahulu kebiasaan masyarakat masih suka mengunyah sirih atau lebih dikenal dengan nyirih.

Seiring perkembangan zaman, jamuan yang diberikan juga berubah. Sekarang, isi dari Tepak tersebut dapat berupa coklat, permen, atau camilan kecil lainnya. Tepak adalah properti yang wajib dibawa oleh penari dalam tarian ini.

5. Tanggai atau Kuku Palsu

Tanggai atau Kuku Palsu (sumber: !Storia, Ruthi!)
Tanggai atau Kuku Palsu (sumber: !Storia, Ruthi!)

Berbicara tentang tarian tradisional Sumatera Selatan ini  tapi tidak membicarakan tentang Tanggai itu sendiri. Tanggai adalah properti Tari Tanggai yang berupa hiasan kuku palsu yang berbentuk panjang dan runcing. Tanggai dipasang di ujung jari tangan.

Biasanya terbuat dari bahan seperti perak, kuningan, atau tembaga. Tujuan dari adanya Tanggai adalah untuk memberi kesan lentik pada jari sang penari, sehingga terlihat jauh lebih indah saat menari. Dapat dikatakan, Tanggai adalah elemen utama dari tarian ini sendiri. Jika tidak ada Tanggai, tentu sudah berbeda lagi kesannya.

Iringan Musik

Tarian khas Palembang ini juga memiliki iringan musik tersendiri. Musik yang mengiringi tarian ini terdiri dari dua elemen musik yang berbeda. Iringan musik yang pertama umumnya dimainkan seperti orkestra, yang terdiri dari gong, biola, gendang, akordion, dan sebagainya.

Alunan musik ini berguna sebagai pengatur ritme sekaligus memberikan identitas kebudayaan Melayu. Alunan musik yang kedua adalah syair. Syair ini akan dibawakan oleh seorang penyanyi mengikuti ritme instrumen, dan syair yang dipakai dalam tarian ini adalah syair yang berjudul “Enam Bersaudara”.

Pemilihan dari syair ini berasal dari larangan dari lagu dan Tari Gending Sriwijaya karena alasan politis pada tahun 1965, oleh karena itu Tarian Tanggai versi Elly Rudi diciptakan dengan diiringi syair “Enam Saudara”.

Demikian penjelasan dari Museum Nusantara tentang asal usul, properti,gerakan dan baju Tari Tanggai yang berasal Sumatera Selatan. Tarian Tanggai yang berasal dari Sumatera Selatan ini adalah salah satu warisan dari tanah Palembang yang berharga.

Baca juga: Tari Gong: Asal Usul, Properti, Pola Lantai, & Jumlah Penari

Betapa indahnya kebudayaan yang berada di Palembang dan juga mempelajari keindahan dari tarian ini melalui apa yang dilihat dari setiap gerakannya dapat dinikmati semua gerakan seni tari ini . Jika kalian ingin menonton secara langsung tarian ini, kalian bisa banget berkunjung ke Palembang, Sulawesi Selatan atau menonton videonya di internet.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Tari Tanggai: Asal Usul, Properti, Gerakan, & Baju

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]

    Trending

    Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, sangat banyak terjadinya pemberontakan. Salah satunya, pemberontakan petani Banten 1888. Pemberontakan ini merupakan bentuk perlawanan para petani di Cilegon, Banten terhadap peraturan yang dibuat oleh Pemerintahan Kolonial Belanda. Lantas, bagaimanakah cerita dari pemberontakan ini yang menjadi bagian sejarah? Kalian bisa baca ceritanya, pada artikel ini! Awal Mula Pemberontakan Petani […]
    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas […]