1. Peninggalan Sejarah

Sejarah Masjid Menara Kudus: Pendirian & Arsitektur Uniknya

Halo anak Nusantara! Kudus adalah salah satu kota yang berada di daerah Jawa Tengah. Salah satu peninggalan yang cukup terkenal di kota ini adalah Masjid Menara Kudus. Masjid ini adalah objek wisata religi khas Kudus yang unik. Jika kalian ingin tahu lebih dalam mengenai sejarah masjid ini, simak pembahasan Munus berikut.

Masjid Menara Kudus, Sebuah Masjid Unik Bergaya Hindu-Jawa-Islam

Masjid Menara Kudus, Sebuah Masjid Unik Bergaya Hindu-Jawa-Islam (sumber: Portal Kudus)
Masjid Menara Kudus, Sebuah Masjid Unik Bergaya Hindu-Jawa-Islam (sumber: Portal Kudus)

Masjid Menara Kudus memiliki peran penting dalam sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Masjid Menara Kudus merupakan peninggalan Sunan Kudus atau juga dikenal dengan Syekh Ja’far Shodiq. Masjid ini terletak di Kecamatan Kauman, Kota Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Masjid yang memiliki nama asli Masjid Al-Manar dan Masjid Al-Aqsha ini dibangun pada tahun 1549.

Masjid ini memiliki keunikan yang membuatnya berbeda dengan masjid-masjid lain di Indonesia. Terdapat akulturasi budaya Hindu, Jawa, dan Islam dalam bangunannya. Para ahli mengatakan bahwa masjid ini adalah bentuk perpaduan dari berbagai budaya yang berkembang di Jawa pada saat itu.

Sejarah Masjid Menara Kudus

Masjid Menara Kudus dibangun oleh Sunan Kudus. Beliau termasuk salah satu dari Walisongo yang mempelopori penyebaran agama Islam di Indonesia. Sunan Kudus adalah seorang sosok yang cukup handal dalam menyebarkan Islam. Ia menggunakan berbagai cara yang dapat diterima masyarakat yang pada saat itu masih memeluk agama Hindu. Sunan Kudus juga merupakan seorang senopati dari Kerajaan Demak, kerajaan Islam pertama yang ada di pulau Jawa.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Oleh karena itu, Masjid Menara Kudus dibangun. Bangunan masjid ini mengambil konsep akulturasi budaya. Akulturasi Masjid Menara Kudus adalah perpaduan dari budaya Hindu, Jawa, dan Islam yang berasal dari Arab. Bukti nyatanya dapat dilihat dari menara dan bentuk bangunan yang menyerupai candi kerajaan Hindu. Hal ini dilakukan Sunan Kudus supaya masyarakat tidak merasa asing dengan masjid. Sebagai hasilnya, penolakan dari masyarakat tidak terjadi dan penyebaran agama Islam dapat dilaksanakan dengan mudah.

Arsitektur Masjid Menara Kudus

Masjid Menara Kudus memiliki luas tanah sebesar 5000 meter persegi dan dikelilingi oleh tembok pembatas. Tembok ini berfungsi untuk memisahkan masjid dengan rumah warga yang ada di sekelilingnya. Jalan utama masjid yang berada di bagian utara dan selatan berbentuk gapura yang bernama Gapura Bentar. Gerbang bagian utara berfungsi untuk jalan langsung menuju masjid, sedangkan gerbang selatan berfungsi sebagai jalan menuju kompleks pemakaman masjid.

Arsitektur Masjid Menara Kudus (sumber: Blog Surya Hardhiyana)
Arsitektur Masjid Menara Kudus (sumber: Blog Surya Hardhiyana)

Setelah kalian memasuki kompleks masjid, kalian akan melihat menara yang menjadi ciri khas masjid ini. Menara kudus memiliki tinggi sekitar 18 meter dengan luas sebesar 100 meter persegi dan pada bagian bawah menara terdapat motif yang berasal dari budaya Hindu. Seperti candi peninggalan kerajaan Hindu, menara ini terbuat dari bata merah yang dihiasi dengan 32 piring keramik.

Bagian kepala menara berbentuk empat batang sak guru yang terbuat dari kayu jati dan menopang dua tajug. Di bagian atap tajug tersebut, terdapat mustaka yang merujuk pada ciri khas bangunan Hindu-Jawa.

Menara Kudus terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kepala, badan, dan kaki. Bagian kepala menara berisi sebuah bedug yang berfungsi sebagai penanda waktu shalat. Bagian badan menara berisi ruangan atau relung kosong. Relung dalam bangunan bercorak Hindu biasanya berisi patung atau arca. Bagian kaki menara terdapat motif khas budaya Hindu. 

Masjid ini menghadap ke arah kiblat atau Ka’bah. Atap dari masjid juga mengambil ciri khas arsitektur Hindu, yaitu berbentuk tumpang dengan jumlah yang ganjil. Banyaknya elemen Hindu dalam masjid ini tidak mengurangi nilai nilai dan pedoman Islam. Perpaduan ini dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat saat itu.

Bentuk masjid yang seperti candi ini bertujuan untuk menyesuaikan kondisi masyarakat saat itu yang masih familiar dengan budaya Hindu. Jika kalian ingin mengetahui  bentuknya, berikut adalah gambar Masjid Kudus:

Fakta Menarik Seputar Masjid Menara Kudus

Selain gaya arsitekturnya yang merupakan akulturasi dari budaya Hindu dan Islam, Masjid Menara Kudus juga punya fakta-fakta menarik lainnya. Berikut adalah fakta menarik seputar Masjid Kudus:

Tempat Wudhu Dari Zaman Hindu (sumber: Good News From Indonesia)
Tempat Wudhu Dari Zaman Hindu (sumber: Good News From Indonesia)

1. Adanya Mitos Rajah Kalacakra

Masjid Menara Kudus mempunyai sejumlah mitos. Salah satu mitos tersebut adalah tentang Rajah Kalacakra. Rajah Kalacakra sendiri adalah sebuah doa yang dipasang oleh Sunan Kudus di bagian pintu masuk masjid. Rajah Kalacakra dipercaya dapat melemahkan orang orang yang memiliki kekuatan lebih, kekuatan yang dimaksud adalah tenaga dalam.

Mitos lainnya adalah jika seorang penguasa yang tidak jujur melewati pintu masuk tersebut, Ia akan kehilangan kekuasaannya. Berbagai mitos tersebut masih sering terdengar sampai saat ini. Oleh karena itu, jika ada para pejabat yang bermaksud ziarah ke masjid ini, mereka akan memilih melewati pintu yang lain. 

2. Menyimpan Sebuah Batu Perisai Dari Palestina

Masjid ini menyimpan sebuah batu berbentuk perisai yang terdapat tulisan berbahasa Arab. Ukuran batu ini sekitar 46 x 30 cm. Dipercayai bahwa batu perisai tersebut berasal dari Baitul Maqdis atau Al-Quds yang berada di Palestina. Arti dari Al-Quds adalah kudus atau suci,

3. Rumor Mengenai Sumber Mata Air Kehidupan

Menara Kudus memiliki sebuah rumor. Menara ini sebenarnya adalah bekas candi peninggalan Hindu, ada juga yang mengatakan di bawah menara terdapat sumber mata air kehidupan. Mata air ini disebut mata air kehidupan karena dipercaya dapat membangkitkan mahluk yang sudah mati. Takut jika mata air ini akan disalah gunakan dan menjadi berhala, maka dibangunlah Menara Kudus untuk menutup keberadaan sumber air tersebut. 

4. Tempat Wudhu Dari Zaman Hindu

Di dalam masjid Menara Kudus terdapat sebuah kolam berbentuk padusan yang sudah ada sejak zaman Hindu. Kolam ini kemudian diadaptasi menjadi tempat wudhu yang dapat digunakan. Meski begitu, hingga sekarang masyarakat sebenarnya masih dipertanyakan apakah benar jika tempat wudhu itu berasal dari zaman Hindu atau justru dibuat oleh Sunan Kudus sendiri.

Wisata Masjid Menara Kudus

Bagi kalian yang ingin melakukan wisata ke Masjid Kudus, perjalanan yang ditempuh tidak sulit. Setelah melewati Kabupaten Kudus, kalian harus menuju ke pusat kota Kudus. Masjid Kudus dapat dikunjungi kapan saja. Jika kalian sudah sampai ke masjid ini, kalian dapat melakukan ziarah ke makam Sunan Kudus yang berada di belakang Masjid Kudus. Tentu saja, kalian juga dapat melakukan ibadah shalat di masjid. 

Daerah sekitar masjid juga terdapat banyak toko-toko cinderamata dan makanan khas Kudus. Toko oleh-oleh di area ini biasanya menjadi tempat wajib para wisatawan untuk membeli cinderamata setelah selesai berwisata di Masjid Kudus. Jika merasa tidak cocok dengan makanan yang ada di sekitar area masjid, kalian juga dapat mencari toko-toko makanan ke arah pusat kota yang berada tidak jauh dari masjid.

Baca juga: Sejarah Masjid Agung Banten & Keunikan Arsitekturnya

Masjid Menara Kudus adalah akulturasi budaya Islam, Hindu, dan Jawa. Seacra tidak langsung, masjid ini telah menjadi bukti nyata wujud toleransi antar umat beragama. Semangat toleransi yang diberikan oleh Sunan Kudus perlu kita praktikan dalam kehidupan kita sehari hari sebagai warga negara Indonesia yang hidup berdampingan dengan berbagai budaya dan agama.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Sejarah Masjid Menara Kudus: Pendirian & Arsitektur Uniknya

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]