1. Biografi
  2. Tokoh

Raden Wijaya Majapahit: Fakta Sejarah, Asal Usul, Kisahnya

Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan bercorak Hindu-Budha yang pernah menguasai hampir seluruh Nusantara. Kehadiran kerajaan ini tidak lepas dari peran sang raja pertama dari Kerajaan Majapahit yakni Raden Wijaya.

Raden Wijaya adalah pendiri pertama Kerajaan Majapahit yang berkuasa sejak tahun 1293 hingga 1309 M. Ia berperan penting dalam perintisan kerajaan Majapahit. Ingin tahu lebih lengkap tentang asal usul Raden Wijaya dan perjuangannya hingga menjadi pendiri kerajaan Majapahit? Simak bahasan lengkap tentang sejarah Raden Wijaya berikut ini yuk, sobat Munus!

Asal Usul Raden Wijaya

Selain dari Pararaton, asal usul Raden Wijaya secara lengkap juga diceritakan dalam Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara. Menurut kitab tersebut, Raden Wijaya adalah pangeran dari kerajaan Singosari, yang memiliki nama asli Sang Nararya Sanggramawijaya.

Ibunya merupakan seorang putri Mahisa Campaka merupakan putri dari Ken Arok dari Kerajaan Singasari dan ayahnya merupakan seorang raja di Kerajaan Sunda Galuh. Dengan demikian, dalam diri Raden Wijaya mengalir dua darah bangsawan, yaitu darah Sunda dari Ayah dan Jawa dari sang ibu.

Artikel Terkait

    Feed has no items.
Silsilah dan Asal Usul Raden Wijaya
Silsilah Keluarga dan Asal Usul Raden Wijaya (sumber: NusantaraHistory)

Perjalanan sang raja pertama raja Majapahit bermula ketika sang ayah yakni Rakyan Jayadarma diracun oleh musuhnya. Hal itu membuat Ibunya yaitu Lembu Tai memba membawa Wijaya pulang ke tempat asalnya yakni Singasari. 

Raden Wijaya merupakan seorang pangeran yang menjadi penerus tahta ayahnya di kerajaan Sunda Galuh, namun ia menolak melanjutkan untuk memimpin. Ia memilih untuk mengabdi ke ke tempat Ibunya yakni Kerajaan Singasari pada era Kerajaan Kertanegara. 

Pada saat itu beliau menjabat sebagai panglima perang pada Kerajaan Singasari dan merupakan seorang menantu terakhir dari Kerajaan Kertanegara.

Sejarah Raden Wijaya Hingga Menjadi Pendiri Majapahit

Berdirinya kerajaan Majapahit tidak lepas dari peran para penguasa Kerajaan Singasari yang runtuh akibat dari penyerangan dan pemberontakan yang digerakkan oleh Jayakatwang, seorang Bupati Gelang-gelang pada tahun 1292 M. 

Pararaton menceritakan bahwa Jayakatwang mengirim pasukan bernama Jaran Guyang untuk menyerbu Singasari. Tujuan dari penyerangan ini adalah untuk merebut kekuasaan Singasari dan Kertanegara. Hal ini membuat Raja Kertanegara tidak tinggal diam, ia memerintahkan sang menantu untuk memimpin pasukan menangkal pasukan yang ingin menyerang kerajaan. 

Candi Singosari, Salah Satu Peninggalan Kerajaan Singosari yang Masih Tersisa
Candi Singosari, Salah Satu Peninggalan Kerajaan Singosari yang Masih Tersisa (sumber: Cagar Budaya Kemdikbud)

Penyerangan ini digunakan sebagai taktik pengalihan agar pertahanan di ibu kota Singasari kosong. Tidak lama kemudian masuklah pasukan yang lebih besar menyerang kerajaan. Dikarenakan Raden membawa sebagian pasukan untuk berperang hal ini membuat terjadi kekosongan keamanan penjagaan dan berakhir dengan terbunuh Raja Kertanegara. 

Jayakatwang pun berhasil menduduki singgasana. Di Titik ini lah menjadi awal sejarah Raden Wijaya membangun Kerajaan Majapahit bersama dengan pasukan dan para penguasa yang tersisa.

1. Kabur dari Singosari

Runtuhnya kerajaan membuat panglima Singosari itu melarikan diri  dengan ditemani oleh pasukan dan penguasa yang tersisa.  Awalnya Raden Wijaya hendak berlindung ke Terung di sebelah utara Singasari namun terus menerus dikerja oleh pasukan Kediri hingga akhirnya ia memilih untuk kabur ke arah timur. 

Disanalah ia bertemu dengan kepala desa Kudadu yang memberikan bantuan untuknya untuk bertemu dengan Arya Wiraraja yang merupakan penguasa Songeneb (Sumenep). Mereka diterima berlindung di Sumenep dengan Arya Wiraraja.

Atas saran dan bantuan Arya Wiraraja pula, ia mengaku ingin mengabdikan diri, diterima tanpa ragu oleh Jayakatwang. Bersama dengan Arya Wiraraja, raja pertama Majapahit itu merencanakan sebuah rencana untuk merebut tahta dari Jayakatwang. Apabila berhasil mengalahkan Jayakatwang, maka ia berjanji akan membagikan kekuasaannya untuk dirinya dan Wiraraja.

2. Menemukan Wilayah Majapahit

Penyerangan yang dilakukan oleh Jayakatwang menyisakan dendam yang mendalam bagi Raden Wijaya sehingga ia berniat akan menyerang kembali. Ia menggunakan taktik dengan bantuan Arya Wiraraja dengan mengatakan bahwa ia ingin mengabdi kepada Jayakatwang.

Wiraraja kemudian menyampaikan hal tersebut kepada Jayakatwang dengan mengatakan bahwa Raden Wijaya telah menyerah dan ingin mengabdi. Jayakatwang pun menerimanya dan mengirim utusan untuk menjumput Wijaya. Pada saat itu, Raden Wijaya meminta Hutan Tarik untuk dibangun sebagai kawasan wisata perburuan. 

Maja, Buah yang Menjadi Inspirasi Penamaan Kerajaan Majapahit (sumber: Wikipedia)

Permintaan tersebut diterima oleh Jayakatwang tanpa rasa curiga. Raden Wijaya kemudian diberikan sebuah wilayah oleh Jayakatwang yang bernama Hutan Tari. Ia kemudian membabat hutan tersebut yang dijadikan sebuah pedesaan dan membentuk komunitas. Lokasi hutan tersebut dekat dengan aliran Sungai Brantas, di sekitar Mojokerto yang melalui beberapa daerah di Jawa Timur. Sungai tersebut merupakan sungai terpanjang kedua setelah Bengawan Solo.

Pada saat itulah ia menemukan sebuah buah maja yang sangat pahit. Dari pengalamannya itu, pedesaan itu kemudian dinamakan desa Majapahit. Desa tersebut berkembang dan mendatangkan penduduk dari luar untuk tinggal dan menetap di Majapahit. 

3. Balas Dendam ke Jayakatwang dan Kubilai Khan

Diberikan wilayah dan mengaku mengabdi ke Jayakatwang adalah taktik untuk balas dendam ke Jayakatwang. Dibantu oleh panglima yang setia membantunya seperti Arya Wiraraja dan Lembu Sore membuat Raden Wijaya mampu mengalahkan Jayakatwang. 

Kesempatan balas dendam pada akhirnya datang menghampir calon raja Majapahit itu. Pada saat yang tepat utusan pasukan dari Kaisar Mongolia tiba. Pasukan ini diperintahkan langsung oleh Kubilai Khan, yakni penguasa kekaisaran pada masa itu. Kubilai Khan yang merupakan penguasa kekaisaran diberikan janji oleh Raden Wijaya apabila kemenangan berpihak padanya maka ia akan tunduk pada kekuasaan Kubilai Khan.

Ilustrasi Kedatangan Kubilai Khan ke Majapahit dengan Tujuan Menjajah
Ilustrasi Kedatangan Kubilai Khan ke Majapahit dengan Tujuan Menjajah (sumber: Wikipedia)

Sebanyak 20.000 pasukan Mongol menyerang Jayakatwang. Pasukan Jayakatwang yang hanya berjumlah 10.000 pasukan tentu kewalangan dengan serangan ini, ditambah dengan pasukan Mongol membawa senjata lengkap. Hal ini mengakibatkan kekalahan pada pasukan Jayakatwang.

Mereka pun berhasil menyingkirkan Jayakatwang, namun tidak lama kemudian Raden Wijaya malah berbalik menyerang pasukan Mongol yang membantunya menyerang Jayakatwang secara mendadak hingga membuat pasukan Mongol memilih meninggalkan Jawa. 

Berhasilnya pasukan mantan Panglima Singosari mengusir pasukan Mongol membuatnya berhasil mendirikan Kerajaan Majapahit pada 1293 dan meresmikan diri sebagai raja. Penobatan pertama yang dilakukan ini membuatnya menerima gelar Kertarajasa Jayawardhana.

Pengikut setia yang memiliki jasa penting dalam membangun Kerajaan Majapahit pun diberikan jabatan yang tinggi. Kemeriahan ini tidak berlangsung lama, karena adanya pengadu domba bernama Mahapati. Hal ini mengakibatkan peperangan antara pasukan Majapahit dengan Ranggalawe. Akibat peperan itu Ranggalawe dan Lembu Sora pun tewas.

Istri dan Keturunan Raden Wijaya

Perjalanan kisah pernikahan sejarah Raden Wijaya memiliki dua alur cerita yang berbeda menurut dua versi yakni menurut kitab Negarakertagama dan Pararaton dalam mempersunting putri kerajaan Kertanegara.

Dikatakan dalam Negarakertagama bahwa Raja yang memiliki keturunan bangsawan itu menikahi 4 orang putri dari Kerajaan Kertanegara yang bernama Tribhuwaneswari, Narendraduhita, Jayendradewi, dan Gayatri. Istri Raden Wijaya yang terpilih sebagai permaisuri adalah Tribhuwaneswari dan ketiga istri Raden Wijaya yang lain adalah selir.

Ilustrasi Tribhuwaneswari, Istri Raden Wijaya Pertama
Ilustrasi Tribhuwaneswari, Istri Raden Wijaya Pertama (sumber: Kewaluhan)

Namun disatu sisi menurut Pararaton, hanya ada 2 istri Raden Wijaya yang merupakan putri kerajaan Kertanegara. Diceritakan pula bahwa beliau juga memperistri seorang putri bernama Dara Petak dari Kerajaan Dharmasraya. Putri tersebut telah melalui Ekspedisi Pamalayu di tanah Melayu oleh Kerajaan Singasari dari tahun 1275 hingga 1286 M. 

Informasi yang didapatkan berdasarkan Prasasti Sukamerta dan Prasasti Balawi, dari istri Raden Wijaya bernama Gayatri ia memperoleh dua anak perempuan yakni Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani yang memiliki kedudukan di Jiwana (Kahuripan) dan Dyah Wiyat Rajadewi Maharajasa yang berkedudukan di Daha. 

Dari Dara Petak, Raden Wijaya memiliki anak laki-laki bernama Jayanegara yang menjadi penerus kerajaan setelah ia meninggal.

Akhir Hayat Raden Wijaya

Berdasarkan Nagarakretagama raja pertama Majapahit itu menghembuskan napas terakhirnya pada tahun 1309 yang menjadi akhir tahun masa pemerintahannya. Ia dimakamkan dan dicandikan di Simping sebagai arca Raden Wijaya. 

Arca Raden Wijaya ini digambarkan sebagai arca Harihara yang merupakan setengah dewa Wisnu dan setengah dewa Siwa. Arca tersebut diambil dari samping kuil Candi Simping, Sumberjati, Blitar, Jawa Timur yang pada saat ini menjadi koleksi Museum Nasional Republik Indonesia.

Setelah kematiannya, tahta diturunkan kepada Jayanegara sebagai raja penerus Kerajaan Majapahit.

Arca Raden Wijaya
Arca Raden Wijaya (sumber: Cagar Budaya Kemdikbud)

Demikian pembahasan dari Museum Nusantara tentang sejarah Raden Wijaya! Sebagai bekas punggawa Singosari, Raden Wijaya telah mengalami banyak ujian demi mempertahankan keluarga dan penduduknya. Tapi dengan akal cerdas dan strategi perang yang anti gengsi, pendiri kerajaan Majapahit satu ini berhasil mematahkan dua lawan sekaligus – Jayakatwang dan Kubilai Khan – serta mendirikan kerajaan paling bersejarah di Indonesia.

Baca Juga: Kerajaan Majapahit: Sejarah, Raja, dan Peninggalan

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Raden Wijaya Majapahit: Fakta Sejarah, Asal Usul, Kisahnya

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]