Halo anak Nusantara! Indonesia adalah negara yang terkenal karena ragam budayanya. Salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO adalah batik. Batik adalah warisan wastra atau kain dari Indonesia yang proses pembuatannya melukiskan cairan lilin pada kain menggunakan sebuah alat yang disebut canting. Banyak sekali corak dan motif dari batik. Pada kesempatan kali ini, kita akan lebih mengenal salah satu batik yang cukup terkenal, yaitu Batik Kawung.
Mengenal Batik Khas Kerajaan Mataram
Daftar Isi
Batik Kawung berasal dari Yogyakarta. Batik ini memiliki nilai filosofis yang tinggi dan tidak hanya diaplikasikan pakaian atau kain saja, tapi juga dapat dijadikan sebagai ornamen pada berbagai benda, seperti pada sarung bantal sofa, lukisan bahkan dekorasi bangunan.
Dalam beberapa sumber, batik dipercayai diciptakan oleh salah satu sultan dari kerajaan Mataram dan mulai dikenal pada abad ke 13. Awalnya, motif batik ini muncul dalam bentuk ukiran dinding yang terdapat pada beberapa candi di pulau Jawa, salah satunya kalian dapat melihat ukiran motif Kawung di candi Prambanan.
Pada zaman dahulu, batik motif ini hanya dapat dipakai oleh keluarga Keraton. Setelah kerajaan Mataram terbelah dua, menjadi Yogyakarta dan Surakarta, batik warisan kerajaan mataram ini mulai dapat dipakai oleh semua orang dari berbagai kalangan.Oleh karena itu, motif batik kawung menjadi salah satu warisan batik yang terkenal di Indonesia.
Makna
Makna batik Kawung ini sendiri adalah harapan bagi mereka yang memakai batik ini selalu ingat dari mana mereka berasal. Batik ini mencerminkan makna dari kesucian, kemurnian, dan kesempurnaan. Manusia yang mengenakan batik ini diharapkan menjadi sosok yang unggul dan ideal. Filosofi batik Kawung terkesan sakral dan suci.
Hal ini dikarenakan dalam pewayangan, motif ini kerap kali dipakai oleh Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Bahkan di kesultanan Surakarta dan Yogyakarta, motif batik ini hanya boleh dipakai para kerabat kerajaan dan abdi dalem.
Motif Kawung sendiri terinspirasi dari sebuah kumbang dengan nama latin Oryctes Rhinoceros atau dalam bahasa Jawa lebih dikenal dengan nama Kumbang Kwangwung. Dalam arti lain, Kawung berarti buah pohon Aren atau kolang kaling yang secara fisik berwarna putih tapi tersembunyi di dalam kulit buah yang keras. Hal ini berarti sebuah tindakan baik tidak perlu terlihat dari luar.
Tidak berhenti dari situ, mengutip dari pendapat S.K Sewan Susanto, seorang pakar batik Indonesia, dalam buku karangannya yang berjudul Seni Kerajinan Batik Indonesia. Ia berpendapat bahwa dalam bahasa Jawa motif Kawung berarti saderek sekawan gangsal pancer.
Empat buah motif Kawung atau kolang kaling merupakan lambang dari persaudaraan berjumlah empat. Satu motif titik yang berada di tengah dianggap sebagai pusatnya yang melambangkan kekuasaan alam semesta. Sebagai kesimpulan, motif dalam Kawung terdiri dari empat bulatan lonjong dan titik menjadi pusatnya menyimbolkan persatuan masyarakat Indonesia.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang batik warisan dari kerajaan Mataram ini, mari kita melihat berbagai motif dari batik ini, yang dalam artikel kali ini dibagi dalam 3 kategori, Berikut adalah macam-macam motif batik Kawung.
Motif Berdasarkan Pola
Berdasarkan polanya, motif batik ini terbagi atas :
1. Batik Kawung Kopi
Memiliki pola yang mirip biji kopi. Pola utama berbentuk bulatan lonjong, terdapat yang membelah menjadi dua bagian pada setiap polanya.
2. Batik Kawung Sekar Ageng
Pada setiap pola utama terdapat tiga buah garis yang diikuti tiga buah titik. Motif ini terdiri dari pola berbentuk empat bulatan lonjong yang telah dimodifikasi menjadi persegi.
3. Batik Kawung Semar
Motif terdiri dari pola utama berbentuk empat bulatan lonjong dengan ukuran besar yang menyerupai biji buah nangka dan dipadukan dengan pola bulatan lonjong berukuran lebih kecil pada bagian dalam.
4. Batik Kawung Sari
Batik motif ini mempunyai motif yang terbentuk dari empat sudut membentuk bujur sangkar. Pada setiap sudut bujur sangkar tersebut terdapat bentuk biji kopi yang retak.
5. Batik Kawung Geger
Batik motif ini hanya boleh dipakai oleh raja dan kerabatnya karena motif ini dianggap sangat sakral. Terdapat motif Kawung besar dalam pola motif ini tapi dipercantik lagi dengan diberikan pola Kawung yang lebih kecil di dalamnya.
Motif Berdasarkan Ukuran
Berdasarkan ukuran, motif batik ini terbagi dengan nama mata uang pemerintahan kolonial Belanda pada zaman dahulu.
1. Batik Kawung Kemplong
Kawung Kemplong memiliki ukuran terbesar dibanding motif- motif batik Kawung yang lainya.
2. Batik Kawung Sen
Motif yang dipakai menyerupai koin senilai satu sen pada era penjajahan Belanda. Motif ini memiliki bentuk bulat-lonjong.
3. Batik Kawung Bribil
Nama motif ini diambil dari mata uang senilai 25 sen pada zaman penjajahan Belanda, serta memiliki bentuk yang lebih besar dari motif Kawung Picis.
4. Batik Kawung Picis
Motif batik ini yang satu ini memiliki desain unik. Motif ini tersusun dari bulatan berukuran kecil, seperti uang 10 sen. Nama dari motif ini berasal dari mata uang 10 sen yang berukuran kecil.
Motif Perpaduan
Berdasarkan perpaduan, motif ini terdiri atas :
1. Batik Kawung Kembang
Motif ini berbentuk empat bulatan lonjong menyerupai bunga (kembang). Motif ini terdiri dari warna putih kekuningan sebagai warna utama pola, hitam sebagai warna latar, dan merah soga sebagai pewarna kontur.
2. Batik Kawung Seling
Batik ini memiliki motif yang mirip dengan batik motif Kembang. Warna dari motif ini dibuat lebih mencolok. Pola terdiri dari bentuk garis dan diletakkan bentuk kembang pada garisnya. Warna putih menjadi warna pola utama dalam motif ini, warna hitam untuk warna bunga, dan merah soga untuk warna latar.
3. Batik Kawung Buntal
Motif ini adalah bentuk perpaduan dari motif picis dengan motif bunga kenikir. Motif Kawung ini terdiri dari warna merah soga sebagai warna latar dan putih kekuningan sebagai warna kawung Masyarakat Jawa mengartikan ‘buntal’ sebagai salah satu bunga yang dapat digunakan sebagai sarana tolak-bala.
Baca juga: Batik Parang Kusumo: Sejarah, Filosofi, Asal, & 3 Motifnya
Demikian pembahasan singkat tentang tentang motif, asal, dan makna dari batik asli Yogyakarta ini. Pada awalnya, batik ini memang hanya untuk kalangan kerajaan, tapi sekarang kita dapat memakainya dengan bebas. Jika bukan kalian Anak Nusantara yang bangga dan melestarikan batik, lalu siapa lagi?
Tidak ada komentar