Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau.
Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah.
Ingin tahu lebih banyak tentang sejarah tari malemang dari Kepulauan Riau? Yuk, simak lebih lanjut tentang tarian malemang dalam artikel di bawah ini.
Sejarah Tari Malemang
Daftar Isi
Malemang merupakan salah satu dari sekian banyak tarian adat daerah di Indonesia. Tari klasik ini telah muncul sejak abad ke-12. Namun pada mulanya, tarian ini hanya dipertunjukkan di Istana Kerajaan Bentan di wilayah Bukit Batu, Bintan.
Kesenian ini berkembang pada tahun 1526, tepatnya selama kepemimpinan Sultan Abdullah. Pada masa ini, Kerajaan Bentan menjadi simbol adat, budaya, serta kekuatan bagi Kerajaan Melayu.
Tarian malemang biasanya disajikan pada waktu-waktu tertentu di istana, seperti perjamuan tamu besar istana ataupun hiburan bagi raja saat sedang beristirahat.
Karena termasuk pertunjukkan istimewa yang hanya diperlihatkan pada raja, maka tarian ini umumnya dilakukan oleh dayang-dayang Kerajaan Bentan.
Seiring keruntuhan Kerajaan Bentan, tari malemang perlahan mulai dikenalkan kepada rakyat dan menjadi pertunjukkan di kalangan masyarakat bahkan menjadi bagian dari upacara adat pernikahan.
Sayangnya, dewasa ini tarian malemang telah jarang ditampilkan bahkan sudah tidak pernah lagi menjadi bagian pertunjukan dari upacara adat pernikahan.
Meski begitu, tarian ini masih tetap hidup di Tanjungpisau Penaga (Bintan), bahkan telah menyebar ke Daik-Lingga. Di Tanjungpisau, tarian ini dikenal juga dengan Melemang Penaga atau Tari Melemang Bintan Penaga.
Kini, tarian malemang lebih banyak menghiasi acara festival seni budaya yang biasanya diadakan oleh pemerintah setempat setiap Juli dan Agustus.
Baca Juga: Tari Lenso: Tari Tradisional dari Maluku (Sejarah Lengkap)
Busana dan Alat Musik Tari Malemang
Pada tari malemang, penari wanita menggunakan busana adat Melayu dari baju kurung dan sarung dilengkapi dengan sabuk.
Kemudian, di atas kepalanya dihiasi dengan sunting yang diselipkan seutas kain panjang serupa dengan selendang menjuntai di bagian tubuh hingga pinggang penar.
Sementara itu, penari pria mengenakan baju kurung panjang sebagai atasannya. Kemudian untuk busana bawahnya mengenakan celana panjang yang dibalut kain songket khas Melayu.
Busana tersebut biasanya juga ditambahkan dengan motif khas daerah Kepulauan Riau, seperti motif batik atau songket.
Untuk memeriahkan busana penari, biasanya juga akan ditambahkan aksesoris seperti anting, gelang, dan kalung.
Sebagai pengiringnya, tarian ini menggunakan alat musik gamelan Melayu yang meliputi rebab, gendang, serunai, dan gong. Alat musik tersebut akan dimainkan dengan ritme yang khas untuk menyelaraskan gerakan penari.
Baca juga: Tari Sekapur Sirih: Sejarah, Makna, Pola Lantai dan Properti
Penyajian Tari Malemang
Tarian yang mengisahkan tentang kehidupan Kerajaan Bentan ini biasanya dipentaskan oleh 14 orang, di mana masing-maisng orang akan memainkan peran berbeda sesuai cerita legenda kerajaan.
Peran yang terdapat dalam tarian malemang meliputi raja, permaisuri, putri kerjaan. Ketiganya diperankan oleh masing-masing satu orang.
Kemudian, empat orang lainnya akan menjadi pemusik, satu orang sebagai penyanyi, dan enam orang sisanya memiliki peran sebagai penari.
Koreografi dalam tari malemang sendiri mengombinasikan gerakan joget, inang, dan zapin dengan pola dinamis sehingga memerlukan kondisi tubuh yang prima.
Struktur pola gerak pada tari malemang terdiri atas tiga unsur, di antaranya:
- Gerak Inang.
- Gerak Melemang.
- Gerak Tandak.
Kini, kesenian ini lebih dimaknai sebagai suatu seni atraksi akrobatik yang menonjolkan kelenturan tubuh seseorang dan tidak memiliki makna yang mengacu pada referensi tertentu.
Tarian ini juga menonjolkan karakter perempuan melayu yang cantik namun energik dan lembut.
Daya tarik dari tari malemang ada pada gerakannya, yakni berdiri sambil membungkukkan badan ke belakang (kayang) untuk mengambil sapu tangan yang diletakkan di permukaan lantai.
Gerakan tersebut merupakan gerakan klimaks dalam tarian malemang. Untuk melakukan gerakan ini, penari akan membentuk formasi lingkaran dan memosisikan tubuhnya sejajar permukaan lantai dengan melengkungkan tubuh.
Jika dahulu penari hanya mengambil barang seadanya, seperti sapu tangan. Maka, sekarang penari pun bisa mengambil barang lain yang dilemparkan oleh penonton ke panggung, misalnya uang kertas atau logam.
Gerakan ini tentu saja memerlukan keahlian khusus. Itulah sebabnya harus dilakukan oleh penari profesional yang sudah terlatih.
Demikian penjelasan mengenai tari malemang yang berasal dari Kepulauan Riau. Kini, pengatahuan kamu terhadap tari tradisional Indonesia sudah bertambah, bukan?
Memahami budaya Indonesia, baik itu tarian, lagu, ataupun bentuk budaya lainya merupakan salah satu cara untuk melestarikan budaya.
Jika kamu tertarik untuk mencari tahu lebih banyak tentang sejarah dan budaya Indonesia lainnya, yuk kunjungi blog Museum Nusantara!
Baca Juga: Tari Perang: Tarian Magis dari Papua Barat yang Masih Dilestarikan
Tidak ada komentar