Alat musik gambus adalah salah satu alat musik tradisional Riau yang dimainkan dengan cara dipetik. Menurut sejarah, musik tradisional ini lekat dengan budaya islam. Bentuknya memang sekilas mirip dengan gitar, namun cara memainkan gambus ini sedikit berbeda, Anak Nusantara. Untuk mengetahui lebih jauh tentang alat musik gambus dan cara memainkannya, simak artikel Museum Nusantara kali ini sampai habis, ya!
Sejarah Alat Musik Tradisional Gambus
Daftar Isi
Sebelum membahas cara memainkan gambus, ada baiknya untuk mengetahui seluk-beluk dan sejarah alat musik tradisional yang satu ini. Alat musik gambus merupakan salah satu alat musik berdawai yang cara memainkannya adalah dengan dipetik.
Melansir dari laman warisan budaya kemendikbud, musik gambus diyakini berasal dari Arab dan masuk ke Indonesia saat Islam mulai menyebar di daerah Sumatera. Lalu, orang suku Melayu pun menjadikan gambus sebagai salah satu alat musiknya.
Alat musik gambus juga sangat lekat dengan budaya islam, tercermin dari penggunaan gambus sendiri yang kerap mengiringi hadroh, tari rebana, serta qasidah. Gambus juga menjadi salah satu media penyebaran agama islam selama periode islamisasi terjadi di daerah Ketapang, Kalimantan, oleh orang suku Melayu yang menetap di sana.
Baca juga: Suling: Sejarah, Fungsi, Hingga Cara Memainkannya
Bentuk Alat Musik Gambus
Gambus memiliki bentuk yang seperti dayung dan berbahan dasar kayu kempas, menggiris, atau kayu merbau. Potongan kayu ini lalu diberi cekungan hingga memiliki bentuk yang tipis dan ringan. Panjang alat musik ini biasanya sekitar 1 meter. Seperti gitar, bagian-bagiannya mempunyai fungsi masing-masing. Namun, bedanya, alat musik gambus tidak mempunyai fret atau kolom-kolom layaknya gitar.
Di bagian kepala, ada motif yang secara khusus diukir berbentuk daun serai dan buah delima. Motif ukiran ini tentu juga mempunyai makna simbolis, yaitu sebagai harapan umat manusia yang mencintai seni, layaknya pohon yang tetap menghasilkan buah.
Selain itu, gambus juga mempunyai senar yang letaknya melintang dari bawah hingga ujung peg senar, menumpu pada bagian atas bridge yang diletakkan di atas kulit. Kulit ini berfungsi sebagai soundboard, berbahan dasar kulit hewan seperti domba. Bagian kulit ini terpasang dengan cara dipaku dengan paku berukuran kecil. Gambus biasanya mempunyai 5 hingga 7 buah senar. Gambus pun menghasilkan suara sangat khas berkat resonansinya yang unik. Lalu, alat musik gambus juga hanya menghasilkan suara melodis.
Baca juga: Alat Musik Talempong: Sejarah, Fungsi, hingga Jenisnya
Perbedaan Gambus Timur Tengah dan Nusantara
Gambus Nusantara mempunyai ciri khas yang membedakan gambus dari Timur Tengah yang merupakan negara asalnya. Alat musik ini sudah mengalami perkembangan saat masuk ke Indonesia. Dengan sentuhan budaya lokal telah memberikan identitas tersendiri untuk alat musik gambus di Indonesia.
Perbedaan gambus Indonesia dengan Timur Tengah terlihat dari segi ukurannya. Gambus di Indonesia mempunyai ukuran yang lebih kecil, ramping, dan ringan sehingga memudahkan pemain untuk bergerak.
Gambus Indonesia biasanya menggunakan senar dari nilon sehingga memberikan suara yang khas. Selain itu, jumlah senarnya juga berbeda. Untuk gambus Indonesia biasanya terdiri dari 10 hingga 12 senar. Sementara, untuk gambus Timur Tengah hanya memiliki 6 senar.
Sentuhan budaya lokal juga mempengaruhi gambus di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari teknik bermainnya, ornamen musiknya, dan jenis musik yang dihasilkan. Sehingga, dengan adanya sentuhan budaya lokal menjadikan gembus Indonesia mempunyai identitas yang unik.
Baca Juga: Mengenal Sejarah Tari Sirih Kuning, Busana, dan Gerakannya
Cara Memainkan Gambus
Ini dia beberapa hal yang harus kamu perhatikan untuk memainkan gambus, diantaranya posisi, cara memetik, teknik penjarian, dan sistem set tuning-nya.
1. Posisi Pemain Gambus
Pemain musik gambus biasanya memainkan alat musik ini dengan posisi berdiri, duduk bersila, maupun duduk di kursi. Jika bermain dengan posisi berdiri, tangan sebelah kiri berfungsi untuk menekan bagian leher gambus, sedangkan tangan kanan berguna untuk menopang berat alat musik dan memetik senar atau dawainya.
Lalu, bila memainkannya dengan duduk bersila, kamu bisa menyangga gambus dan memetik senar dengan plektrum atau pick dengan tangan kanan, kemudian menekan kunci gambus dengan tangan kiri. Cara yang sama juga bisa kamu aplikasikan jika memainkannya dengan posisi duduk di kursi.
2. Cara Memetik
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, bahwa cara memainkan gambus ini sedikit berbeda dengan gitar. Perbedaannya ada pada cara memetik senar kedua alat musik ini. Untuk alat musik gitar, biasanya senar dipetik dengan teknik up-down picking, atau dari atas ke bawah dan kembali lagi ke atas. Sementara itu, cara memainkan gambus yaitu umumnya dengan memetik senar dengan teknik down picking, yaitu ke arah bawah.
3. Teknik Fingering (Penjarian)
Selain cara memetik, ada satu lagi cara memainkan gambus yang perlu kamu perhatikan, yaitu teknik penjarian atau fingering. Hal ini perlu kamu tahu untuk menghasilkan bunyi notasi atau tangga nada yang tepat, sesuai yang kamu inginkan. Secara umum, teknik penjarian ini bergantung pada lagu yang hendak seseorang mainkan.
4. Sistem Tuning (Pelarasan)
Yang terakhir, kamu juga perlu mengetahui sistem tuning atau menyelaraskan nada pada setiap dawai alat musik ini. Jika tidak, akan sulit untuk membuat bunyi yang pas dan tidak sumbang. Untuk melakukan stem alat musik gambus, kamu bisa mengikuti panduan tangga nada di bawah ini:
- Senar ke-1 paling bawah bernada D
- Senar ke-2 bernada A
- Senar ke-3 bernada E
- Senar ke-4 bernada B
- Senar ke-5 bernada E
Baca juga: Alat Musik Kolintang: Asal Daerah dan Cara Memainkanya
Nah, itu dia ulasan singkat mengenai alat musik tradisional gambus dan cara memainkan gambus yang bisa kamu praktikkan. Dengan belajar cara memainkan gambus, kamu juga turut berpartisipasi untuk melestarikan kesenian tradisional Indonesia, Anak Nusantara! Semoga artikel kali ini bermanfaat!
Tidak ada komentar