1. Tari Daerah

Mengenal Sejarah Tari Sirih Kuning, Busana, dan Gerakannya

Selama berabad-abad, Indonesia telah menjadi rumah bagi keberagaman budaya yang kaya, termasuk seni tari tradisional yang memukau. Tari tradisional Indonesia bukan hanya sekadar gerakan-gerakan artistik yang menakjubkan, tetapi juga mewakili identitas, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat di berbagai daerah. Tari Sirih Kuning adalah salah satu jenis tarian tradisional yang memiliki akar budaya kuat bagi masyarakat Betawi. Penasaran mengenai sejarah dan gerakannya? Yuk simak pembahasan berikut hingga tuntas!

Sejarah Tari Sirih Kuning 

Dari Sabang hingga Merauke, pulau-pulau Indonesia dipenuhi dengan tarian-tarian yang unik, mempesona, dan sarat dengan makna mendalam. Salah satu tarian yang kerap menjadi ikon dalam beberapa pagelaran acara penting adalah Tari Sirih Kuning. 

Tarian ini menjadi salah satu tarian tradisional khas Betawi dengan sejarah yang kaya. Secara umum, sejarah Tari Sirih Kuning bahkan sudah dimulai sejak abad ke-16 atau pada masa penjajahan Belanda.

Kala itu, pengaruh budaya Islam-Melayu tengah menyebar luas pada masyarakat Betawi (sekarang merupakan bagian inti Kota Jakarta). Jika ditinjau dari sejarah Tari Sirih Kuning, tarian ini dulunya dianggap sebagai kesenian khas di tanah Betawi Tempoe Doeloe.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Perlu diketahui bahwa Tari Sirih Kuning sebelumnya dikenal dengan nama Tari Cokek. Nama Tari Cokek sendiri diambil dengan menyesuaikan nama dari salah satu tuan rumah paling mahsyur di kawasan Betawi tempo dulu. 

Tuan rumah ini bernama Tan Sio Kek. Ia kerap membuat pertunjukkan tari yang ditampilkan oleh sekelompok penari wanita pada setiap perayaan khusus. 

Tari Cokek dipercaya sebagai salah satu jenis tarian yang sangat populer di antara golongan masyarakat Tionghoa yang tinggal di sekitar kawasan perbatasan Betawi. 

Selain mengetahui sejarah Tari Sirih Kuning, penting juga untuk memahami tujuan dan bagaimana prosesi dari jenis tarian ini. Untuk itu, mari telusuri pembahasannya secara menyeluruh pada ulasan berikut!

Baca juga: Mengenal Tari Gandrung: Sejarah, Makna, Fungsi, & Keunikan

Fungsi Tari Sirih Kuning

Pembahasan seputar sejarah Tari Sirih Kuning dapat dimulai dengan mengetahui apa fungsi dari tarian ini. 

Tari Sirih Kuning mulanya hanya berfungsi sebagai tarian untuk mempererat hubungan antar golongan masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu, sejarah Tari Sirih Kuning menjadi semakin kaya.

Kini, salah satu fungsi utama Tari Sirih Kuning adalah sebagai tarian penyambut tamu dan pengiring prosesi pernikahan. Namun, tak menutup kemungkinan bahwa tarian ini juga kerap ditampilkan pada sejumlah acara seperti khitanan, menyambut sosok pemimpin yang dihormati, hingga perayaan kemerdekaan sekalipun. 

Properti Inti yang Diperlukan

Sudah cukup memahami sejarah Tari Sirih Kuning? Selanjutnya, mari mempelajari jenis-jenis properti yang diperlukan dalam tarian ini. Berikut adalah properti utama dalam Tari Sirih Kuning. 

1. Busana 

Salah satu properti utama yang diperlukan dalam Tari Sirih Kuning adalah kebaya berbahan sutera yang menjadi ciri khas Tionghoa. Namun, perlu diingat bahwa kebaya yang digunakan biasanya tidak harus berwarna kuning. 

Penari wanita bisa menggunakan kebaya dengan warna menyesuaikan komponen pendukung lain seperti selendang dan cadar. Namun, sebagian besar penari pada umumnya memang menggunakan baju kebaya polos berwarna kuning yang menyerupai baju tradisional Tionghoa. 

Jika mengacu pada sejarah Tari Sirih Kuning, para penari laki-laki umumnya mengenakan baju longgar dengan lengan panjang. Busana ini juga dilengkapi dengan bawahan batik tradisional Betawi dengan motif tanduk ataupun celana berbahan sutera dengan warna yang menyesuaikan atasan. 

2. Tusuk Konde

Menurut sejarah Tari Sirih Kuning, penggabungan dua budaya antara Betawi dan Tionghoa adalah salah satu hal yang menjadi ciri khas dari tarian ini. Oleh sebab itu, menggunakan properti busana seperti tusuk konde berfungsi untuk menunjang pesona budaya Tionghoa pada tampilan penari. 

3. Cadar Betawi

Cadar Betawi adalah properti khusus untuk memperkuat sejarah Tari Sirih Kuning agar kesan adat Betawi semakin melekat. Cadar betawi dikenakan di bagian kepala dengan sejumlah manik-manik yang menjuntai hingga ke depan wajah penari. 

4. Selendang Tari 

Jika melihat kostum Tari Sirih Kuning, salah satu properti busana yang cukup mencolok adalah selendangnya. Dalam gerakan tari, selendang ini berfungsi untuk mengajak penari pria untuk menari bersama. Sedangkan untuk warnanya, selendang tari ini bisa menyesuaikan baju dari kostum tarian yang digunakan. 

5. Sirih

Dinamakan Tari Sirih Kuning karena dalam proses tariannya memang menggunakan 14 sirih yang dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai kerucut terbalik. Pada tarian ini, komponen sirih menjadi salah satu aspek penting yang memiliki sejarah dan makna mendalam. Sirih dalam tarian ini menjadi lambang cinta kasih seorang suami kepada istrinya. 

Secara keseluruhan, properti yang digunakan dalam Tari Sirih Kuning memiliki pengaruh budaya Tionghoa yang kuat. Mulai dari baju kebaya, baju longgar untuk penari laki-laki, hingga aksesoris kepala seperti konde dan cadar. 

Sejumlah aksesoris ini menjadi simbol yang bisa memperkuat status sosial dan kebahagiaan bagi masyarakat. 

Baca Juga: Mengenal Tata Busana Tari Kecak, Properti, Beserta Makna Filosofisnya

Gerakan Dasar Tari Sirih Kuning

Menurut sejarah Tari Sirih Kuning, tarian ini juga kerap ditampilkan pada acara pernikahan. Nah, dalam proses ini, Tari Sirih Kuning dimulai saat sesi penyerahan sirih dare, yang menandakan bahwa mempelai wanita mengajak pria ke jenjang yang lebih serius. Lalu, bagaimana gerakan dasar dari tarian ini? Berikut selengkapnya!

Secara umum, gerakan Tari Sirih Kuning terdiri atas 3 gerakan utama, yaitu:

1. Sikap Awal

Dalam posisi sikap awal, penari pertama-tama merenggangkan kedua kaki dengan menghadap ke luar (menyerupai bentuk huruf V). Kemudian, posisi kaki sedikit direndahkan hingga membentuk posisi kuda-kuda. 

Kemudian, langkah selanjutnya adalah merentangkan tangan dengan sedikit mengangkatnya ke atas dengan telapak tangan menghadap ke depan. 

Untuk posisi badan, penari harus memastikan posisi badan tegak lurus dengan kepala menghadap ke depan atau melihat pasangan masing-masing dengan posisi pinggang menyendok ke belakang. 

2. Nandak Dua

Setelah berhasil menampilkan sikap awal yang sempurna, selanjutnya penari bisa memasuki tahap nandak dua. Pada tahap ini, penari bisa memulai dengan melangkah ke depan secara bergantian. 

Namun, perlu diperhatikan bahwa posisi jalannya harus sembari mengayunkan kaki layaknya sedang mengayuh sepeda. 

Pada posisi ini, penari dapat melangkah sembari mengayunkan tangan kanan dan kiri ke atas secara bergantian. Telapak tangan pun harus tetap diperhatikan dengan gerakan membuka dan menutup secara serentak. 

Selanjutnya, kepala penari juga harus ikut bergoyang ke kiri dan kanan seiring dengan pergerakan arah tangan. Penari bisa melakukan gerakan ini dengan hitungan 4 x 8. 

3. Posisi Sembah

Gerakan sembah menjadi salah satu ciri khas dalam Tari Sirih Kuning. Sama seperti namanya, posisi sembah dilakukan seperti halnya sedang menyembah sesuatu. Penari dapat melakukan posisi ini dengan duduk bersimpuh dan satu kaki dilipat sejajar lantai dan yang kaki yang lain menekuk. Dalam posisi sembah, kedua tangan penari disatukan dengan mengarah ke bagian depan. 

4. Pola Lantai

Adapun jika Tari Sirih Kuning ditampilkan secara berpasangan, maka para penari harus menyesuaikan pola lantai dengan pasangannya masing-masing. Sebagai contoh, apabila ditampilkan secara berpasangan, maka pola lantainya bisa dilakukan secara dua pasang. Namun, apabila seluruh penari adalah perempuan, maka pola lantai yang digunakan bisa lebih bervariasi mulai dari pola lantai V, selang-seling, maupun pola zig zag. 

Demikian ulasan seputar sejarah Tari Sirih Kuning, fungsi tarian, serta ragam gerakannya. Sebagai langkah menjaga kekayaan budaya Indonesia, pemahaman seputar tarian adat Betawi ini perlu dipahami baik-baik. 

Terlebih bagi kamu masyarakat di kawasan Jakarta yang ingin melaksanakan pernikahan dengan adat Betawi, maka manfaatkanlah tarian ini untuk memeriahkan acara, ya! 

Jika tertarik mengulik sejarah Tari Sirih Kuning dan sejarah banyak tarian adat dan ragam kebudayaan Indonesia lainnya, yuk segera kunjungi blog Museum Nusantara dan temukan berbagai pengetahuan baru seputar Nusantara.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Mengenal Sejarah Tari Sirih Kuning, Busana, dan Gerakannya

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]

    Trending

    Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, sangat banyak terjadinya pemberontakan. Salah satunya, pemberontakan petani Banten 1888. Pemberontakan ini merupakan bentuk perlawanan para petani di Cilegon, Banten terhadap peraturan yang dibuat oleh Pemerintahan Kolonial Belanda. Lantas, bagaimanakah cerita dari pemberontakan ini yang menjadi bagian sejarah? Kalian bisa baca ceritanya, pada artikel ini! Awal Mula Pemberontakan Petani […]
    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas […]