1. Tari Daerah

Tari Topeng Sidakarya: Sejarah, Properti, & Ragam Gerakannya

Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu.

Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi.

Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya.

Seni tari Topeng Sidakarya dipentaskan dengan tujuan untuk memohon kelancaran upacara keagamaan yang akan dilakukan.

Tidak seperti tari Kecak atau Pendet yang dilakukan secara berkelompok, tari Topeng SIdakarya hanya memerlukan satu orang laki-laki. Cukup unik, bukan?

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Nah, untuk memahami tari Topeng Sidakarya lebih jauh, mari simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Sejarah Tari Topeng Sidakarya

Pementasan tari Topeng Sidakarya memiliki hubungan yang erat dengan budaya dan sejarah agama Hindu. Adapun rekaman sejarahnya tertulis dalam Dalem Sidakarya.

Cerita bermula dari kutukan yang diberikan oleh seorang pendeta bernama Brahmana Keling yang merupakan putra dari Dang Hyang Kayu Manis, cucu dari Mpu Candra, kumpi dari Mpu Bahula, dan cicit dari Mpu Bharada.

Brahmana Keling berasal dari suatu daerah di Jawa Timur yang bernama Keling. Ia juga memiliki ilmu sakti yang dikenal dengan nama Kelepasan Jiwa.

Suatu hari, Brahmana Keling memulai perjalanan ke Bali untuk menuju Puri Gelgel di Bali dengan tujuan menemui saudaranya yaitu raja Waturenggong (Dalem Waturenggong).

Namun ia menemukan Puri Gelgel dalam keadaan sepi karena Dalem Waturenggong masih berada di Pura Besakih untuk melakukan persiapan suatu ritual.

Mendengar kabar tersebut, Brahmana Keling pun bergegas pergi menuju Pura Besakih. Sesampainya di sana, ia menyampaikan tujuan kedatangannya untuk menemui raja kepada para pembantunya.

Namun, para pembantu raja meragukan pengakuan Brahmana Keling. Lama menunggu membuat Brahmana Keling kelelahan hingga ia memutuskan untuk beristirahat sejenak.

Tidak berselang lama, Dalem Waturenggong dan para pembantunya melihat Brahmana Keling yang berpakaian lusuh.

Melihat penampilan yang lusuh tersebut, Dalem Waturenggong tidak mengakui Brahmana Keling sebagai saudaranya.

Tidak sampai di sana saja, Brahmana Keling pun diusir dari Pura Besakih oleh Dalem Waturenggong, saudaranya sendiri.

Merasa sakit hati atas perlakuan saudaranya itu, Brahmana Keling pun mengucapkan kutukan Kutu Pastu yang berisi, “Wastu tata astu, karya sane kalaksanayang tan sidakarya, bumi kekeringan, rakyat kegeringan, sarwa gumatat-gumititi ngrubeda”.

Tidak lama setelah kejadian tersebut, Pulau Bali diserang hama dan penyakit. Bencana ini membuat Dalem Waturenggong sadar akan kesalahannya terhadap Brahmana Keling.

Sesegera mungkin, Dalem Waturenggong mengutus prajuritnya untuk mencari Brahmana Keling.

Dalem Waturenggong dan prajuritnya pun akhirnya menemukan Brahmana Keling di Bandana Negara yang sekarang telah berganti nama menjadi desa Sidakarya.

Di desa tersebut, Brahmana Keling memutuskan untuk memaafkan kesalahan Dalem Waturenggong dan mengembalikan keadaan seperti semula.

Seusai bencana yang melanda pulau Bali tersebut, Dalem Waturenggong memerintahkan pembangunan Pura Dalem Sidakarya sekitar tahun 1518 Masehi.

Masyarakat pun mulai membuat topeng Sidakarya dengan fitur wajah tidak tampan dan gigi meranggas yang melambangkan penampilan lusuh Brahmana Keling.

Topeng Sidakarya hanya bisa dibuat oleh seniman khusus melalui prosesi sakral. Tidak hanya itu, penari tari Topeng Sidakarya pun perlu melakukan suatu ritual terlebih dahulu sebelum melakukan pementasan.

Properti Tari Topeng Sidakarya

tari topeng
Sumber: Kibrispdr

Dalam suatu pertunjukan tari, properti merupakan salah satu hal terpenting yang perlu dibuat sedetail mungkin.

Setiap properti tari Topeng Sidakarya memiliki makna tersendiri. Berikut adalah masing-masing penjabarannya:

1. Baju Bludru

Bagian kostum penari yang menutupi tubuh. Biasanya berlengan panjang dan berwarna hitam yang merepresentasikan nilai kebijaksanaan serta kesopanan.

2. Celana Putih

Pada bagian bawah, tubuh penari ditutup oleh celana berwarna putih. Kontras dengan bagian atas yang berwarna hitam, warna putih ini melambangkan kesucian ke mana pun kita melangkah.

3. Kamen Putih Lelancingan

Kamen merupakan bagian yang berfungsi menutup tubuh bagian bawah. Seperti celana, kamen berwarna putih yang melambangkan kesucian.

Bagian kostum ini digabungkan dengan lelancingan yang merupakan kain dengan ujung lancip yang menyentuh tanah. Kain ini melambangkan sisi maskulin.

4. Gelungan Sesobratana

Properti yang dipakai di kepala penari tari Topeng Sidakarya. Gelungan melambangkan kebijaksanaan, kemuliaan, dan kesederhanaan.

5. Angkep Pala

Bahu penari ditutupi oleh properti yang bernama angkep pala yang merupakan simbol dari sifat gagah.

6. Badong

Berbentuk seperti kalung besar yang berfungsi untuk menutupi leher penari. Properti ini melambangkan kepintaran dan ilmu.

7. Saput Petopengan

Penutup bagian badan penari yang melambangkan aspek kesederhanaan.

8. Angkep Tundu

Penutup bagian belakang atau punggung penari yang melambangkan pelebur keegoisan dan keserakahan.

9. Sabuk

Bagian pinggang penari ditutup dengan ikat pinggang atau sabuk yang melambangkan kerendahan hati dan kedermawanan.

10. Gelang Kana

Dipakaikan di pergelangan tangan penari, properti ini melambangkan kerendahan hati dan kedermawanan.

11. Gelang Batis

Dikenakan pada pergelangan kaki penari yang melambangkan kerendahan hati dan kedermawanan.

12. Bulu Merak

Diselipkan di telinga penari, bulu merak menandakan kemuliaan, kerendahan hati, dan kesenangan.

13. Keris

Properti senjata yang disisipkan di punggung penari, bermakna ketajaman intelektual atau kecerdasan.

Ragam Gerak Tari Topeng Sidakarya

Seperti halnya pertunjukan tari daerah lainnya, tari Topeng Sidakarya memiliki banyak makna yang dapat dilihat dari setiap gerakannya.

Kelima jari penari melambangkan lima elemen yang berbeda, yaitu:

  • Ibu jari melambangkan akhasa atau angkasa.
  • Jari telunjuk melambangkan wayu atau udara.
  • Jari tengah melambangkan agni atau api.
  • Jari manis melambangkan perthiwi atau bumi.
  • Jari kelingking melambangkan waruna atau air.

Adapun kelima jari tersebut menciptakan harmoni dengan maknanya masing-masing, seperti:

  • Ngaruji/Abhaya Mudra melambangkan perlindungan dan menghindarkan bahaya.
  • Nyigit/Jñana Mudra melambangkan bersatunya paramatma yang berarti menyadari jati diri untuk mencapai kesucian diri.
  • Nyumput/Samanahuti Mudra di mana semua ujung-ujung jari bertemu yang merupakan simbol kesejahteraan dan kesehatan.
  • Ngawawaatu/Siva Lingga Mudra yang melambangkan peleburan energi negatif, penyembuhan tubuh, dan keseimbangan diri.
  • Nuding Dua/Perthiwi Mudra melambangkan bumi yang merupakan simbol kesuburan dan kemakmuran.
  • Ngregep/Dhyana Mudra yang sering dilakukan saat meditasi dan merupakan gerakan untuk memusatkan pikiran.
  • Manganjali/Sangka Mudra yang dilakukan pada awal dan akhir pementasan dan merupakan simbol penyucian dalam dan luar diri.
  • Ngebat/Japa Mudra melambangkan penyatuan kekuatan sebagai media penyucian diri.

Sekian informasi seputar tari Topeng Sidakarya, mulai dari sejarah, properti, hingga makna dari ragam gerakannya.

Seni pertunjukan yang memiliki nilai sejarah dan budaya tak ternilai tersebut sangat penting bagi kelangsungan upacara sakral dalam agama Hindu.

Jika beruntung, Anda pun bisa menonton pertunjukan tari Topeng Sidakarya ketika berkunjung ke Bali.

Untuk itu, rencanakan wisata ke Bali mulai sekarang agar dapat menonton tari Topeng Sidakarya dengan hikmat.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Tari Topeng Sidakarya: Sejarah, Properti, & Ragam Gerakannya

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]

    Trending

    Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, sangat banyak terjadinya pemberontakan. Salah satunya, pemberontakan petani Banten 1888. Pemberontakan ini merupakan bentuk perlawanan para petani di Cilegon, Banten terhadap peraturan yang dibuat oleh Pemerintahan Kolonial Belanda. Lantas, bagaimanakah cerita dari pemberontakan ini yang menjadi bagian sejarah? Kalian bisa baca ceritanya, pada artikel ini! Awal Mula Pemberontakan Petani […]
    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas […]