Menelisik banyaknya kebudayaan di Indonesia, kesenian tari termasuk salah satu kebudayaannya yang masih sangat populer di kalangan masyarakat. Salah satu tari tradisional yang masih lestari dan memiliki nilai khusus di hati masyarakat adalah Tari Legong. Tarian ini merupakan karya seni yang dipentaskan dengan tujuan tertentu. Di bawah ini adalah pembahasan mengenai tarian Legong yang telah Munus rangkum mulai dari asal, sejarah, properti, hingga maknanya.
Sejarah Tari Legong
Daftar Isi
Tari Legong berasal dari daerah Bali. Sebagaimana telah kita ketahui bahwasanya banyak jenis tarian yang telah muncul dan berkembang di Bali, khususnya dipengaruhi oleh budayanya yang masih kental. Begitu pula dengan Tari Legong yang tercipta pada paruh kedua abad ke 18 tercipta dari lingkungan keraton-keraton Bali.
Mimpi Pangeran Sukawati
Cerita rakyat yang beredar mengenai sejarah terbentuknya tarian ini adalah bahwa Tari Legong lahir dan bermula dari mimpi salah seorang pangeran kerajaan. Banyak rakyat yang mempercayai cerita tersebut dimana pangeran yang bernama Sukawati itu mendapatkan mimpinya ketika ia sedang sakit. Bermula dari mimpinya itu kemudian ia kepikiran dan merealisasikannya di dunia nyata.
Di dalam mimpinya itu, Sukawati si pangeran kerajaan melihat dua orang wanita yang sedang melenggak lenggok dengan gemulai menarikan berbagai gerakan dengan sangat anggun. Tarian tersebut juga diiringi oleh alunan musik yang berasal dari instrumen gamelan khas Bali. Perpaduan keduanya sangat cocok dan mengambil alih pikiran Sukawati hingga pada akhirnya ia merealisasikannya ke dalam bentuk kesenian tari. Dalam proses pengilustrasian gerakan koreografinya ia dibantu oleh bendesa atau pemimpin adat ketewel.
Setelah sembuh dari sakit yang dideritanya, Sukawati secara langsung mengajarkan sendiri tarian ia kembangkan kepada wanita-wanita di kerajaan. Dari peristiwa di atas lah kemudian Tari Legong tercipta. Karena diciptakan langsung oleh seorang pangeran, tarian ini dikategorikan sebagai tarian tradisional yang sakral.
Baca juga: Tari Kipas: Sejarah Hingga Mitosnya
Penyebaran
Perkembangan Tari Legong tidak hanya berkutat di istana, melainkan juga menyebar ke berbagai daerah bahkan hingga ke desa-desa. Di desa, tarian ini disampaikan kepada para guru tari yang memang berasal dari desa yang kemudian bertugas mengajarkannya pada masyarakat di desanya masing-masing. Desa-desa yang telah mempelajari tarian ini diantaranya adalah desa Saba, Bedulu, Peliatan, Klandis, dan Sukawati. Tarian ini kemudian diajarkan oleh para guru ke murid-muridnya yang akan ditampilkan pada bagian utama dalam upacara odalan.
Selain itu, perkembangan tari ini juga merambah pada acara keagamaan maupun kepercayaan animisme. Tarian ini pun tidak dapat dipisahkan dari budaya Hindu Istana dan Hindu Dharma. Hal tersebut dikarenakan budaya-budaya tersebut yang mengambil andil dalam proses terciptanya Tari Legong itu sendiri.
Pelajari Juga Tarian Daerah Lainnya
Penari Legong
Tarian Legong dipersembahkan oleh dua orang penari wanita remaja yang belum mengalami menstruasi. Dua penari yang disebut dengan legong itu akan menari di lingkungan keraton bertempat di bawah sinar rembulan. Ciri khas dari tarian ini dapat terlihat dari penarinya yang membawa kipas sebagai properti pelengkap. Terdapat penari condong sebagai penari tambahan yang perbedaannya dapat dilihat dengan jelas yaitu penari condong tidak memegang kipas ketika pementasan.
Legong Keraton (Legong Lasem)
Tari Legong Keraton adalah jenis tarian legong yang paling populer diantara yang lainnya. Terdiri dari dua orang penari legong dan satu condong ini kerap ditampilkan ketika pertunjukan pariwisata. Condong yang tampil pertama kali disusul oleh dua penari legong sambil menarikan legong lasem. Tarian ini dikenal sebagai Legong Keraton disebabkan oleh repertoar dengan ketiga penari tersebut.
Makna Tari Legong
Pemaknaan dari Tari Legong murni berkaitan dengan unsur keagamaan serta budaya Bali. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, tari ini dipersembahkan pada acara keagamaan animisme dimana hal itu merupakan bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat Bali yang ditujukan pada nenek moyang mereka atas segala nikmat yang mereka dapatkan. Kenikmatan itu berupa keberkahan yang melimpah baik itu rezeki, kesehatan dan lain sebagainya kepada keturunannya.
Namun demikian, makna dari tarian Legong semakin meluas seiring dengan berkembangnya zaman. Tak hanya melulu sebagai bentuk ungkapan rasa syukur, tetapi juga berkembang menjadi tarian hiburan hingga pada tari penyambutan yang berfungsi untuk menarik para wisatawan untuk berkunjung ke Bali. Benar saja, para wisatawan yang berkunjung ke Bali juga menikmati suguhan pertunjukan yang bertemakan kebudayaan.
Baca juga: Tari Payung: Pengemasan Kisah Cinta di Pertunjukan Tari
Properti Tari Legong
Ketika menampilkan tarian daerah Bali ini, diperlukan properti yang berfungsi untuk mendukung pementasannya. Selain itu, properti juga dapat membantu menghidupkan penampilan para penarinya. Berikut adalah beberapa properti yang digunakan untuk mementaskan tarian Legong.
Gelungan
Properti berupa gelungan ini memiliki bentuk semacam hiasan kepala. Gelungan sendiri memiliki beberapa jenis yang pemakaiannya disesuaikan dengan jenis tarian yang akan ditampilkan. Dari sekian banyak jenis galungan, salah satunya adalah gelungan legong sambeh bintang yang terbuat dari janur atau ron dengan plendo dan daun puring yang dibuat sebagai hiasan. Galungan jenis ini memiliki bentuk serupa uang kepeng yang diwarnai dengan putih hijau, merah serta bunga-bunga sebagai pelengkap.
Selain itu terdapat jenis gelungan papundakan. Gelungan jenis ini memiliki mahkota segitiga pada bagian belakang dan umumnya sering dipakai ketika pementasan Tari Legong Keraton. Jenis ketiga adalah gelungan pepusungan dengan lipatan rambut pada bagian belakang sebagai ciri khasnya. Sementara rambut bagian lainnya yaitu depan dan samping akan diberi hiasan berupa bunga kamboja.
Kipas Tangan
Properti kipas tangan termasuk properti yang menjadi ciri khas dari Tari Legong. Menampilkan kesan mewah, kipas ini mengadopsi warna cerah dan cukup mengkilap. Pada bagian tengah umumnya memiliki corak panjang dan lancip di ujungnya.
Kembang Goyang
Properti hias yang penggunaannya berdekatan dengan mahkota ini disebut Kembang Goyang. Seperti namanya, properti ini dibuat menggunakan bunga-bunga berwarna putih yang disusun sedemikian rupa dengan bentuk memanjang ke arah atas. Sedangkan pada bagian ujung atasnya terdapat bunga berwarna merah. Kembang goyang ini menambah kemenarikan Tari Legong karena sesuai dengan namanya, kembang-kembang tersebut akan bergerak mengikuti gerakan kepala penarinya.
Pelajari Juga Tarian Daerah Lainnya
Mahkota Kepala
Dipakai di kepala sebagai mahkota, properti ini termasuk dalam kelompok yang wajib ada ketika pementasan. Layaknya mahkota pada umumnya, mahkota kepala ini berwarna emas dipadukan dengan hiasan yang menjuntai di bagian samping kiri dan kanan dari properti ini. hiasan yang menjuntai itu pun nantinya akan bergerak mengikuti gerakan kepala sang penari.
Badong
Properti ini dikenakan pada bagian leher layaknya kalung. Kalung ini terlihat begitu mewah dengan efek pemakaian dari leher bawah hingga bagian dada atas. Umumnya, badong dibuat dengan menggunakan kulit hewan dan diwarnai dengan warna emas.
Gelang
Gelang yang dipakai para penari terbuat dari perak yang beratnya sekitar 25 mg sehingga tidak memberatkan bagi para penari. Pada gelang tersebut juga dibuat ukiran khas Bali sebagai representasi budaya dan ciri khas Bali.
Selain properti tersebut di atas, para penari juga memakai kostum atau busana adat yang tentunya khas dari Pulau Dewata Bali itu. Diluar properti yang menempel pada badan penari ada juga instrumen musik. Instrumen musik yang digunakan adalah instrumen tradisional khas Bali berupa Gamelan Semar Pagulingan.
Pola Lantai Tari Legong
Tari Legong adalah salah satu jenis tari adat dengan pola lantai melengkung dan melingkar. Pola lantai tari Legong yang melingkar biasanya digunakan jika penarinya 2 orang. Akan tetapi jika lebih dari itu, pola lantai tari Legong yang digunakan adalah setengah lingkaran dan diagonal. Lebih jelasnya tentang pola lantai tari Legong bisa kamu lihat di bawah ini:
Tari yang berasal dari Pulau Dewata Bali ini menjadi tarian sakral untuk upacara keagamaan maupun hiburan dan acara penyambutan. Sejarahnya yang berkaitan dengan mimpi salah seorang pangeran Kerajaan Bali ini juga memuat unsur nilai kebudayaan yang ada di Bali. Maka pantas lah tarian yang begitu mempesona ini untuk selalu ditampilkan dan dijaga kelestariannya dari masa ke masa sebagai warisan generasi selanjutnya.
Baca juga: Tari Yapong: Tarian Representasi Kebudayaan Betawi
Tidak ada komentar