1. Candi
  2. Kerajaan

Candi Dieng dan Sejarahnya yang Penuh dengan Misteri

Selain Yogyakarta, situs bersejarah nan menakjubkan juga bisa anda temukan di Jawa Tengah, salah satunya Kompleks Candi Dieng. Situs ini terletak di kaki Pegunungan Dieng yang terdiri dari beberapa bangunan situs Hindu kecil. Namun tidak diketahui secara pasti sejarah bagaimana situs ini berdiri dan alasan pembangunannya.

Minimnya informasi tentang objek wisata ini, membuat candi ini memiliki pesona tersendiri di mata masyarakat sekitar dan wisatawan. Banyak yang beranggapan terdapat cukup banyak misteri dari situs ini yang belum terkuak. Bagaimana tidak, hingga kini belum ada informasi baru tentang bagaimana dan mengapa candi itu dibangun di Pegunungan Dieng yang terkenal dengan udaranya yang sejuk. Penasaran dengan informasi lainnya? Yuk simak artikel di bawah ini.

Sejarah Candi Dieng

Candi dieng yang penuh misteri
Candi Dieng yang penuh misteri di pegunungan Dieng, foto oleh ilmusiana

Candi ini pertama kali ditemukan oleh seorang tentara Inggris yang berwisata ke kawasan Pegunungan Dieng pada tahun 1814. Ia melihat reruntuhan bangunan yang terendam air di danau. Hingga pada tahun 1856 akhirnya ada upaya pengeringan air danau yang dipimpin langsung oleh Isidore van Kinsbergen. Kumpulan candi berusaha dibersihkan dan dikeringkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1864. 

Tidak bisa dipastikan secara pasti bagaimana sejarah dari situs ini. Tidak ada prasasti atau peninggalan yang valid menyebutkan cerita secara keseluruhan. Namun situs yang terletak di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut ini diperkirakan dibangun pada akhir abad ke-8 Masehi hingga awal abad ke-9 Masehi. 

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Para arkeolog berusaha mengumpulkan bukti-bukti sejarah. Hingga akhirnya para arkeolog berhasil menganalisis sebuah prasasti bertuliskan tahun 808 Masehi, dimana tertulis bahwa Candi Dieng merupakan peninggalan Kerajaan Kalingga yang dibangun atas perintah raja-raja dari Wangsa Sanjaya. Prasasti tersebut menjadi salah satu prasasti tertua yang bertuliskan huruf Jawa kuno. Berdasarkan prasasti tersebut, kumpulan candi yang ada diperkirakan berjumlah 400. Namun saat penemuannya hanya terdapat 8.

Kompleks candi Hindu aliran Syiwa juga diduga dibangun dalam dua tahap. Tahap pertama yang terjadi antara akhir abad ke-7 Masehi hingga perempat awal abad ke-8 membangun Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Semar, dan Candi Gatotkaca. Sedangkan tahap kedua merupakan lanjutan pembangunan candi yang terjadi hingga tahun 780 Masehi. 

Struktur Bangunan Candi Dieng

Secara keseluruhan bangunan Candi Dieng peninggalan Kerajaan Kalingga memiliki ciri khas arsitektur yang ukurannya kecil, lebih sederhana, dan tidak memiliki banyak relief dibandingkan candi-candi yang berada di Yogyakarta seperti Candi Prambanan dan Candi Sewu. 

Struktur Bangunan Candi Dieng
Struktur bangunan candi Dieng, foto oleh phinemo

Selain itu susunan bangunan candi berbentuk tidak beraturan dengan variasi gaya yang berbeda. Berbanding terbalik dengan gaya bangunan candi di daerah Yogyakarta dan sekitarnya dimana memiliki rancangan mandala konsentris yang dilengkapi dengan perwara atau candi pelengkap yang seragam.

Terdapat pula tambahan hiasan yang terdiri dari topeng Kala (putra Dewa Siwa) dan Makara (makhluk mitologi Hindu) di sepanjang relung dan pintu candi.

Candi-candi di Kompleks Candi Dieng

Setelah penemuan dan identifikasi secara menyeluruh, candi-candi tersebut diberi nama tokoh cerita wayang berdasarkan Kitab Mahabharata. Kompleks candi dibagi menjadi 3 kelompok candi dan 1 candi yang berdiri sendiri, antara lain :

Kelompok Candi Arjuna

Kelompok Candi Arjuna yang berada di tengah Kompleks Candi Dieng terdiri dari 4 candi yang berdiri sejajar dari arah utara hingga selatan. Dari utara ada Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Sembadra, dan Candi Puntadewa di paling selatan. Selain itu juga ada Candi Semar yang berada di seberang Candi Arjuna.

Kelompok Candi Gatotkaca

Kelompok Candi Gatotkaca terdiri dari 5 candi yaitu Candi Gatotkaca, Candi Setyaki, Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Petruk, dan Candi Gareng. Namun sayangnya bangunan candi yang bisa dilihat dari kelompok ini adalah Candi Gatotkaca, sedangkan candi lainnya hanya tinggal reruntuhannya saja. 

Kelompok Candi Dwarawati

Kelompok Candi Dwarawati terdiri dari 4 candi yaitu Candi Dwarawati, Candi Abiyasa, Candi Pandu, dan Candi Margasari. Namun hanya bangunan Candi Dwarawati yang masih utuh sedangkan bangunan candi lainnya sudah tidak utuh.

Candi Bima

Berbeda dengan candi lainnya, Candi Bima menyendiri di atas bukit sekitar Kompleks Candi Dieng. Candi Bima menjadi bangunan candi terbesar yang ada di kawasan kompleks candi Pegunungan Dieng. Bentuk bangunannya pun juga relatif berbeda dibandingkan candi-candi lainnya yang ada di kompleks candi. Secara perspektif Candi Bima berbentuk segi delapan.

Wisata Sekitar Kompleks Candi Dieng

Selain objek kawasan candi, anda juga bisa mengunjungi tempat wisata di sekitar. Tempat wisata tersebut antara lain :

  • Kawah Sikidang
  • Telaga Warna
  • Golden Sunrise Gunung Sikunir
  • Jalur Pendakian Gunung Prahu

Lokasi dan Rute Menuju Kompleks Candi Dieng

Situs ini terletak di kawasan kaki Pegunungan Dieng, tepatnya di dua kabupaten yaitu Dieng Kulon, Banjarnegara, Jawa Tengah dan Kabupaten Wonosobo. Kompleks dengan luas 1900 meter x 800 meter ini bisa anda kunjungi menggunakan kendaraan pribadi ataupun bus. 

Jika anda datang dari arah Kota Semarang, Yogyakarta, dan Purwokerto bisa melewati jalur Kabupaten Wonosobo. Dari Alun-alun Kota Wonosobo anda bisa ambil rute ke Kecamatan Kejajar-Dieng atau Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Butuh waktu sekitar 1 jam dengan jarak tempuh 25 kilometer untuk bisa sampai ke kawasan candi.

Jika anda datang dari arah Purwokerto dan sekitarnya, bisa melewati jalur Kabupaten Banjarnegara. Dari Kota Banjarnegara anda harus menuju ke arah Stadion Sumitro Kolopaking atau pertigaan Singamerta ke arah Madukara. Lalu ambil rute menuju Pagentan dan ke arah Batur. Butuh waktu sekitar 1 jam 44 menit dengan jarak tempuh 49 kilometer untuk bisa sampai ke kawasan candi.

Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Candi Dieng

Situs yang berada di kompleks candi buka setiap hari selama 24 jam. Namun ada baiknya anda mengunjungi candi-candi tersebut pada pukul 07.00 hingga 17.00 agar bisa mendapatkan pemandangan pagi dan sore candi yang berlatar belakang Pegunungan Dieng.

Kategori Harga Tiket
Tiket masukRp10.000 / orang
Parkir motorRp2.000 
Parkir mobil dan busRp5.000

Baca Juga : Candi Singosari Sebagai Wisata Sejarah Purbakala di Malang

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Candi Dieng dan Sejarahnya yang Penuh dengan Misteri

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]