Museum Kebangkitan Nasional adalah sebuah gedung yang dibangun berdasarkan tempat lahir dan berkembangnya kesadaran serta pergerakan nasional. Yang paling penting untuk diketahui, bahwa disinilah Boedi Oetomo yang merupakan organisasi pergerakan modern pertama di Indonesia dibentuk. Sekolah Dokter Bumiputera atau School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) adalah sekolah kedokteran. Sekolah yang didirikan oleh Belanda, sekarang adalah Museum Kebangkitan Nasional.
Pembentukan Organisasi Boedi Oetomo
Daftar Isi
Prihatin dengan nasib bangsa yang sudah berpuluh-puluh tahun dijajah oleh Belanda para pemuda tidak tinggal diam. Sejumlah mahasiswa dari sekolah STOVIA ini secara diam-diam membentuk organisasi pergerakan menjelang Mei 1908. Dikarenakan mereka menuntut ilmu di sekolah yang didirikan oleh Belanda dan seluruh staf dosennya pun adalah orang Belanda. Sehingga gerak-gerik mereka sudah pasti diawasi namun hal ini tidak mengurungkan niat mereka yang sudah bulat.
Selama satu tahun pembentukan organisasi modern ini semakin matang. Sejumlah mahasiswa STOVIA, yang salah satunya adalah R Soetomo, bertemu dengan Wahidin Soedirohoesodo. Wahidin adalah seorang dokter lulusan Sekolah Dokter Jawa (sekarang menjadi RSPAD Gatot Subroto). Dengan maksud kedatangan Wahidin ke STOVIA adalah untuk mempropagandakan pengumpulan dana bantuan Pendidikan dari para priyayi Jawa. Karena pertemuan inilah yang memicu semangat para mahasiswa saat itu untuk melakukan pergerakan bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 1908 lahirlah organisasi modern yang dinamakan Boedi Oetomo di gedung STOVIA. Organisasi Boedi Oetomo diketuai oleh R Soetomo dan wakilnya M Soelaiman.
Pergerakan inipun membuat para dosen STOVIA ini gerah. Sehingga mereka mengintimidasi Soetomo dan berniat untuk mengeluarkannya dari sekolah itu. Rapat dosen yang membahas hal ini pun berlangsung dan menjatuhkan Soetomo. Akan tetapi HF Roll selaku direktur STOVIA membela Soetomo dan mengatakan,
‘Wie van de heren hier aanwezig beschikte toen hij achttien was, over meer karakter dan Soetomo?’
‘Apakah di antara tuan-tuan yang hadir di sini tidak ada yang lebih berani dari Soetoemo waktu tuan-tuan berumur 18 tahun?’
Karena pembelaan dari Roll tentang Soetomo lah yang membuat para dosen sepakat untuk membiarkan Soetomo dan kawan-kawannya belajar di STOVIA. Kemudian organisasi modern Boedi Oetomo pun dibiarkan berkembang.
Pembangunan Museum Kebangkitan Nasional
Sejarah Museum Kebangkitan Nasional inilah yang menjadi saksi bisu dari semangat merah perjuangan anak-anak muda bangsa. Tak hanya itu, sekaligus menjadi titik sumbu munculnya kesadaran bangsa untuk merdeka. Dari nilai sejarah yang tinggi pada gedung ini maka pada tahun 1973, Pemerintahan DKI Jakarta memperbaiki gedung ini. Pada saat itu Soeharto yang menduduki sebagai Kepala Negara, meresmikan gedung STOVIA menjadi Gedung Kebangkitan Nasional. Peresmian dilaksanakan tanggal yang sama dengan lahirnya Boedi Oetomo yaitu 20 Mei di tahun 1974. Dari tanggal itu juga ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional. Museum Kebangkitan Nasional ini dijadikan Cagar Budaya, sehingga gedung ini harus tetap dilestarikan, dipelihara, dan tidak boleh dirombak.
Di dalam museum ini terdapat 2.042 koleksi yang diantaranya berupa bangunan, gantungan lonceng, jam dinding. Serta ada pula pakaian, senjata, foto, lukisan, patung, miniatur dan lain sebagainya. Seluruh koleksi ini disimpan dan dipamerkan pada beberapa ruangan;
- Awal Pergerakan
- Awal Kesadaran Nasional
- Pergerakan
- Memorial Boedi Oetomo
Dari ruangan-ruangan tersebut, dapat dilihat dan dirasakan betapa pergerakan yang diambil oleh pemuda bangsa saat itu. Para kaum intelektual saat itu sangatlah berani.
Lokasi
Lokasi museum ini tidak jauh dari Pasar Senen, tepatnya di Jalan Dr. Abdul Rahman Saleh No.26, sebelum RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Bagi pengguna KRL yang ingin menuju ke lokasi tersebut dari Stasiun Tangerang / Rangkasbitung, maka rutenya sebagai berikut;
- Naik KRL dengan jurusan Duri (jika dari Stasiun Tangerang) dan Tanah Abang (jika dari Stasiun Rangkasbitung), turun di stasiun tersebut.
- Lalu naik rangkaian kereta menuju Stasiun Transit Manggarai.
- Sampai di Stasiun Manggarai, turun dan berganti KRL jurusan Jakarta Kota.
- Setelah itu turun di Stasiun Gondangdia (jangan sampai terlewat, hanya berjarak 2 stasiun dari Manggarai).
Lalu untuk KRL dari stasiun Bogor / Bekasi / Cikarang / Jatinegara / Tanjung Priok bisa mengambil rangkaian kereta langsung. Rangkaian kereta langsung menuju Stasiun Jakarta Kota dan turun di Stasiun Gondangdia.
Jarak yang ditempuh dari stasiun menuju Museum Kebangkitan Nasional sekitar 1,5 km. Jika naik mobil memakan waktu sekitar 6-7 menit dan jika berjalan kaki akan memakan waktu sekitar 19-20 menit.
Harga Tiket Museum Kebangkitan Nasional
Museum Kebangkitan Nasional buka setiap hari Selasa – Minggu pukul 08.00-06.00 WIB, hari Senin atau hari libur nasional museum ini TUTUP. Berikut harga tiket masuk museum:
Dewasa | Rp 2.000/orang |
Anak-anak | Rp 1.000/anak |
Dewasa (>20 orang) | Rp 1.000/orang |
Anak-anak (>20 orang) | Rp 500/anak |
Mancanegara | Rp 10.000/orang |
Untuk info lebih lanjut mengenai museum bisa menghubungi ke nomor telepon (021) 3847975.
Tidak ada komentar