1. Candi
  2. Kerajaan

Candi Sewu, Warisan Leluhur Legenda Roro Jonggrang

Candi Sewu di Yogyakarta dan candi lainnya khususnya wilayah pulau Jawa menyimpan banyak cerita sejarah dan legenda yang epik dan keren untuk diketahui. Banyak wisata budaya berkembang di Pulau Jawa, terlebih di sekitar wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wisata budaya yang ada semakin lama semakin digemari oleh berbagai kalangan wisatawan lho! Mulai dari wisatawan domestik maupun mancanegara yang sama-sama berasal dari berbagai kalangan usia dan status. Seringkali wisatawan yang ingin berlibur dengan mengunjungi peninggalan budaya Indonesia, yang terlintas dibenak pertama kali adalah Candi Borobudur. 

Namun Anak Nusantara juga harus tahu bahwa candi yang wajib dikunjungi bukan hanya Candi Borobudur dan Candi Prambanan saja. Ada satu candi di Jawa Tengah yang terkenal dengan kisah legendanya yang menarik perhatian, yaitu Candi Sewu. Candi Sewu merupakan kompleks candi yang masih satu lokasi dengan Candi Prambanan, letaknya juga tidak terlalu jauh, sekitar 800 meter di sebelah selatan arca Roro Jonggrang. Candi yang dalam bahasa Jawa berarti seribu candi ini menunjukkan bahwa candi ini termasuk candi terbesar kedua setelah Candi Borobudur, meskipun tidak secara persis berjumlah 1000 candi. 

Cerita Sejarah Candi Sewu

Berdasarkan Prasasti Kelurak (782 M) dan Prasasti Manjusrigrha (792 M), nama asli Candi Sewu adalah “Prasada Vajrasana Manjusrigrha” yang berarti “candi / kuil tempat wajra (intan atau halilintar) bertakhta di rumah Manjusri”. Sejarah Candi Sewu berawal dari bangunan candi yang diperkirakan dibangun pada abad ke-8 Masehi pada masa pemerintahan raja termasyhur dari Kerajaan Mataram Kuno; Rakai Panangkaran (746 – 784 M); dan Rakai Pikatan yang beragama Hindu. Dipercaya bahwa kompleks Candi Sewu Prambanan ini diperluas wilayahnya pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, seorang Raja dari Dinasti Sanjaya yang menikah dengan Pramodhawardhani dari Dinasti Syailendra.

Terdapat hal unik dari kompleks candi ini yang perlu Anak Nusantara ketahui. Kita tahu bahwa Candi Sewu Prambanan ini merupakan candi yang bercorak Buddha yang letaknya tidak jauh dari Candi Prambanan yang merupakan candi bercorak Hindu. Hal ini menggambarkan secara nyata bahwa sejak zaman dahulu umat Hindu dan Buddha di Jawa bisa hidup harmonis dan menjunjung tinggi nilai toleransi beragama. Anak Nusantara bisa mengambil nilai budi luhur dari sejarah Candi Sewu ini.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Sejarah Candi Sewu yang bisa dibilang terburuk terjadi pada Mei 2006, dimana wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan dilanda gempa dahsyat. Akibat gempa ini, struktur bangunan candi yang ada mengalami kerusakan cukup parah. Kerusakan paling parah ada di candi utamanya. Pengelola candi dan pemerintah Yogyakarta tidak bisa melakukan banyak hal yang nantinya bisa menyebabkan kerusakan lebih parah pada Candi Sewu Prambanan. Pihak pemerintah menginstruksikan untuk memasang rangka penyangga besi di keempat sudut candi utama, harapannya bisa mencegah kemungkinan runtuhnya bangunan candi tersebut. 

Legenda di Balik Keindahan Candi Sewu

Dibalik kemegahan dan keindahan Candi Sewu Prambanan, terdapat kisah pilu yang konon katanya merupakan alasan berdirinya candi terbesar kedua di Indonesia ini. Kisah berawal dari kematian seorang raja bernama Prabu Boko karena diserang oleh Bandung Bondowoso. Niat hati Bandung Bondowoso ingin menguasai Kerajaan Prambanan milik Prabu Boko. Suatu ketika setelah penyerangan tersebut, Bandung Bondowoso bertemu dan jatuh cinta kepada anak perempuan Prabu Boko bernama Roro Jonggrang yang terkenal dengan kecantikannya. 

Hingga suatu ketika Bandung Bondowoso memberanikan diri untuk melamar Roro Jonggrang sebagai permaisurinya. Roro Jonggrang tidak langsung menerima lamaran tersebut, melainkan memberikan syarat yang mustahil dan di luar nalar manusia normal kala itu. Syarat tersebut adalah Bandung Bondowoso harus membuatkannya 1000 candi dalam satu malam. Dan menariknya, Bandung Bondowoso menerima permintaan tersebut. Ia yakin bisa membuat 1000 candi tersebut karena ia akan minta bantuan para makhluk halus, konon katanya Bandung Bondowoso itu orang yang sakti. 

Roro Jonggrang tidak menyangka bahwa candi yang diminta sudah hampir jadi. Ia mencari akal agar bisa menggagalkan pembangunan candi-candi tersebut. Akhirnya ia menyuruh wanita-wanita desa untuk memukul lesung dan membangunkan ayam-ayam agar segera berkokok. Karena kedua kejadian tersebut menandakan hari sudah pagi kala itu. Dan benar saja, karena bunyi lesung dan kokokan ayam tersebut para makhluk halus mengira hari sudah pagi dan langsung berhenti membantu Bandung Bondowoso. Hingga akhirnya diketahui bahwa candi yang berhasil dibangun hanya berjumlah 999 dan membuat Bandung Bondowoso marah. Sehingga Bandung Bondowoso tak segan-segan mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu dan menjadikannya sebagai candi ke-1000. 

perayaan tri suci waisak di candi sewu jogja
Perayaan Tri Suci Waisak di Candi Sewu Jogja, oleh IG @thomasgatotsuseno

Kompleks Candi Sewu

Keseluruhan kompleks bangunan Candi Sewu ini dibangun di atas lahan seluas 185 m x 165 m. kompleks candi ini memiliki pintu masuk yang tersebar di keempat penjuru mata angin, namun dipastikan bahwa pintu utama candi berada di sebelah timur. Di setiap pintu masuk ada sepasang arca Dwarapala setinggi 2,3 meter. 

Selain itu keseluruhan bangunan candi yang ada di kompleks Candi Sewu ini sebenarnya hanya berjumlah 249 candi. Susunan candi-candi tersebut membentuk Mandala Wajradhatu, perwujudan alam semesta dalam mitos Buddha Mahayana. Adapun bangunan candi yang ada terbagi ke dalam 3 kategori berikut ini.

candi sewu jogja
Kompleks Candi Sewu, oleh paketwisata,id

Candi Utama

Merupakan bangunan candi terbesar di dalam kompleks Candi Sewu. Terletak di bagian tengah kompleks dengan jarak antara candi utama dengan candi di sekitarnya sejauh 200 meter. Candi utama ini memiliki tinggi sekitar 30 meter dan diameter kurang lebih 29 meter. Bangunan candi ini secara keseluruhan dibangun menggunakan batu andesit. 

Candi Perwara

Candi Perwara atau Candi Pengawal memiliki ukuran lebih kecil yang berjumlah 240 candi yang tersusun atas empat barisan konsentris. Dimulai dari bagian paling dalam, baris pertama terdiri dari 28 candi dan baris kedua terdiri dari 44 candi dengan interval jarak tertentu. Selain itu dilihat dari bagian paling luar, baris ketika terdiri dari 80 candi dan baris keempat terdiri dari 88 candi kecil yang berdekatan. Di dalam Candi Perwara terdapat arca Dhyani Buddha.

Candi Penjuru atau Pengapit

Di sela-sela barisan terluar dari Candi Perwara memiliki Candi Pengapit yang berjumlah 8 buah candi. Candi Pengapit disini merupakan gerbang pintu masuk menuju candi utama yang ada di keempat sisi mata angin, yaitu timur, selatan, barat, dan utara. Tetapi hingga saat ini, hanya Candi Pengapit di sebelah timur dan utara yang masih utuh. Rata-rata Candi Pengapit memiliki tinggi sekitar 1 meter. Candi ini berhias relief pahatan kalamakara dan terdapat sosok pria menyerupai dewa yang berdiri dengan memegang setangkai bunga teratai. Di bagian atas candi ini berbentuk stupa besar di tengah dan stupa-stupa kecil di sekitarnya.

dwarapala di candi sewu
Dwarapala di Candi Sewu, oleh trapelin

Lokasi dan Rute Menuju Wisata Candi Sewu

Letak dari Candi Sewu Prambanan, berada di satu tempat yang sama dengan Candi Prambanan, hanya terpisah sejauh 800 meter, tepatnya berada di Jalan Raya Solo – Yogyakarta KM.16, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, D.I.Yogyakarta. Lokasi candi ini sangat mudah dijangkau menggunakan berbagai moda transportasi, mulai dari motor, mobil, bus, taksi konvensional, bahkan taksi online.

Bagi yang datang dari arah pusat Kota Yogyakarta dan Bandara Adisucipto Jogjakarta bisa berkendara ke arah Jalan Langensari. Lalu, menuju arah sampai di Jalan Laksda Adisucipto/Jalan Raya Solo – Yogyakarta. Setelah itu berkendala lah ke arah Kranggan. Jika anda datang dari arah Jawa Timur, bisa melewati Tol Salatiga – Kertosono lalu ke Jalan Raya Solo – Yogyakarta. jika anda datang dari arah Jawa Barat, bisa melewati Tol Cikopo – Palimanan dengan tujuan Tol Semarang – Solo dan lanjut ke Jalan Raya Solo – Yogyakarta.

Informasi Jam Buka dan Harga Tiket Masuk

Hari Jam Buka
Setiap hari (Senin – Minggu)06.00 – 17.00 WIB

Harga tiket masuk Candi Sewu termasuk dalam paket wisata Candi Prambanan.

Kategori Harga Tiket
Candi Prambanan – Sewu (wisatawan domestik anak-anak)Rp 20.000 / orang
Candi Prambanan – Sewu (wisatawan domestik dewasa)Rp 40.000 / orang
Candi Prambanan – Sewu (wisatawan mancanegara anak-anak)$9 (USD)
Candi Prambanan – Sewu (wisatawan mancanegara dewasa)$18 (USD)
Parkir motorRp 2.000 / unit
Parkir mobilRp 5.000 / unit

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Candi Sewu, Warisan Leluhur Legenda Roro Jonggrang

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]