Pernah dengar seorang ilmuwan bernama Charles Darwin? Beliau merupakan ilmuwan yang mengenalkan konsep evolusi biologis manusia. Siapa sangka jika teori yang ia kembangkan menjadi sebuah awal mula pemikiran kritis asal usul manusia modern saat ini. Menurut sejarah, Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi pusat peradaban manusia purba di dunia. Banyak fosil manusia purba dengan berbagai spesies berhasil ditemukan oleh arkeolog, salah satunya Pithecanthropus erectus. Diyakini bahwa manusia purba tersebut menjadi titik mula manusia modern sekarang.
Dalam bahasa Yunani, Pithecanthropus erectus artinya “manusia kera yang dapat berdiri tegak”. Dimana spesies manusia purba ini sudah berevolusi dengan postur yang lebih sempurna dibandingkan manusia purba sebelumnya. Dalam artikel berikut Munus akan membahas sejarah penemuan, klasifikasi ilmiah, ciri-ciri, kehidupan, dan benda peninggalan manusia purba asli Indonesia.
Sejarah Penemuan Pithecanthropus Erectus

Dalam proses penemuannya, manusia purba Pithecanthropus erectus ditemukan di lembah Sungai Bengawan Solo, Trinil, Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891. Penemu Pithecanthropus erectus adalah seorang ahli anatomi berkebangsaan Belanda bernama Eugene Dubois. Ia pertama kali menemukan fosil yang diyakini sebagai manusia purba berupa tempurung tengkorak, tulang rahang, tulang paha atas, dan tiga buah gigi.
Sejarah penemuan manusia purba ini berlanjut pada tahun 1936 dimana kedua kalinya Pithecanthropus erectus ditemukan di desa Sangiran, yang terletak 18 kilometer sebelah utara Kota Solo, Jawa Tengah. Penemu Pithecanthropus erectus saat itu adalah Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald, seorang ahli paleontologi dari Berlin Jerman. Ia mengklaim menemukan fosil yang jauh lebih lengkap daripada yang pernah ditemukan di Trinil.
Klasifikasi Ilmiah Pithecanthropus Erectus
Setelah diteliti lebih lanjut, peneliti berhasil menggolongkan klasifikasi ilmiah dari Pithecanthropus erectus yang penting untuk diketahui. Rincian klasifikasi ilmiah dapat anda lihat pada tabel di bawah ini.
Artikel Terkait
- Konjungsi Subordinatif: Pengertian, Jenis, & Contohnyaby Siti Haliza (Studio Literasi) on Maret 6, 2023 at 12:34 pm
Dalam sebuah karya sastra, tentunya ada berbagai macam jenis konjungsi. Apa itu konjungsi? Singkatnya, konjungsi adalah kata penghubung kalimat, yang salah satu jenisnya adalah konjungsi subordinatif. Agar Kawan Literasi lebih paham, simak pengertian, jenis, dan contoh konjungsi subordinatif tersebut, yuk! Apa Itu Konjungsi Subordinatif? Sebelum mengetahui lebih lanjut, pertama-tama Kawan Literasi harus mengetahui pengertian dari Artikel Konjungsi Subordinatif: Pengertian, Jenis, & Contohnya pertama kali tampil pada Studio Literasi.
- Konjungsi Koordinatif: Pengertian, Jenis, & Contoh Kalimatby Siti Haliza (Studio Literasi) on Februari 27, 2023 at 8:56 am
Hai Kawan Literasi! Ternyata konjungsi ada banyak sekali jenisnya, loh. Selama ini mungkin yang kalian tau hanya beberapa kata saja seperti seperti “dan”, “bahkan”, “tetapi”, dan “atau”. Hmm terus apakah kalian tau mana yang termasuk konjungsi koordinatif? Nah, konjungsi koordinatif merupakan salah satu bahasan materi yang dipelajari dalam pelajaran bahasa Indonesia. Nah, kalau masih bingung, Artikel Konjungsi Koordinatif: Pengertian, Jenis, & Contoh Kalimat pertama kali tampil pada Studio Literasi.
- Daftar Lengkap Nama Hewan dalam Bahasa Inggris & Artinyaby Siti Haliza (Studio Literasi) on Februari 24, 2023 at 6:28 am
Hai, Kawan Literasi! Dalam mempelajari suatu hal, kita perlu memulainya dari yang paling dasar. Nah, dalam belajar bahasa Inggris, hal yang paling dasar untuk dipelajari adalah grammar dan vocabulary. Kawan Literasi dapat memulainya dengan mempelajari nama nama hewan dalam bahasa inggris. Menghafalkan nama nama hewan dalam bahasa Inggris ini bukan hal yang susah, kok. Tipsnya Artikel Daftar Lengkap Nama Hewan dalam Bahasa Inggris & Artinya pertama kali tampil pada Studio Literasi.
- Besaran Turunan: Pengertian, Ciri-ciri, Contoh dan Alat Ukurby Siti Haliza (Studio Literasi) on Februari 23, 2023 at 4:12 am
Adanya ilmu pengetahuan di dunia ini sangat bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup, khususnya manusia. Salah satu ilmu pengetahuan yang cukup berperan dalam dunia adalah tentang pengukuran, besaran, dan satuan. Hal ini disebabkan oleh kehidupan yang kita jalani saat ini tidak akan pernah lepas dari kegiatan yang melibatkan perhitungan. Oleh karena itu, kita harus paham akan Artikel Besaran Turunan: Pengertian, Ciri-ciri, Contoh dan Alat Ukur pertama kali tampil pada Studio Literasi.
Klasifikasi Ilmiah | Jenis |
Kingdom | Animalia |
Filum | Chordata |
Class | Mamalia |
Ordo | Primata |
Family | Hominidae |
Genus | Homo |
Spesies dan nama binomial | Homo erectus paleojavanicus |
Ciri-ciri Pithecanthropus Erectus

Setelah diteliti oleh beberapa arkeolog, berikut ciri-ciri Pithecanthropus erectus sebagai berikut :
- Bentuk wajah menyerupai monyet,
- Tengkorak dengan kapasitas otak sekitar 900 cc yang memanjang ke belakang,
- Ubun-ubun kepala lebih datar,
- Tulang kening menonjol ke depan,
- Tulang pipi yang cukup tebal,
- Bentuk dagu kecil dan bibir menonjol,
- Tinggi badan sekitar 165 cm – 180 cm,
- Berat badan sekitar 80 kg – 110 kg.
Kehidupan Pithecanthropus Erectus
Setelah kejadian penemuan fosil yang menjadi titik awal berlangsungnya evolusi manusia, banyak peneliti yang mencoba merumuskan kehidupan yang pernah terjadi pada masa Pithecanthropus erectus masih ada di Bumi. Para peneliti berlomba-lomba mencari informasi dari berbagai sumber. Sehingga muncullah perumusan pola dan kebiasaan hidup yang Homo erectus alami.
Setelah menelusuri beberapa kawasan yang diduga menjadi tempat hidup manusia purba, peneliti mengungkapkan bahwa Pithecanthropus erectus hidup di Pulau Jawa sekitar 250.000 – 300.000 tahun yang lalu. Sebagian besar makhluk Homo erectus melakukan sistem nomaden atau berpindah tempat tinggal secara berkelompok. Mereka selalu berpindah tempat tinggal dengan menyesuaikan ketersediaan sumber makanan. Selain itu diketahui pula bahwa umumnya mereka melakukan perburuan untuk mengumpulkan makanan yang dikenal dengan istilah food gathering. Biasanya manusia purba yang memiliki nama lain Homo erectus ini mencari tempat tinggal berupa gua di pedalaman hutan atau tepi pantai.
Benda Peninggalan
Setelah tadi sudah membahas cara mereka untuk bertahan hidup, hal terpenting dalam mendukung keberlangsungan bertahan hidup adalah penggunaan alat bantu yang dapat mempermudah kegiatan mereka. Tidak hanya penemuan fosil yang menjadi sumber penelitian para ilmuwan, mereka juga mencari dan mengidentifikasi alat bantu peninggalan Homo erectus sebagai sumber penggolongan zaman praaksara manusia purba.
Berikut ini adalah beberapa benda peninggalan manusia purba Pithecanthropus erectus yang penting untuk anda ketahui.
Kapak Genggam
Sesuai namanya, jenis kapak yang umum digunakan oleh manusia purba adalah kapak yang dipakai dengan cara digenggam. Kapak Genggam yang berhasil ditemukan terdiri dari beberapa ukuran, mulai dari yang kecil hingga besar. Namun ukuran kapak ini tidak sebesar kapak sekarang.
Kapak Perimbas
Selain Kapak Genggam, ditemukan pula jenis kapak berbentuk sedikit cembung bernama Kapak Perimbas. Kapak ini ditemukan oleh seorang ilmuwan pada tahun 1935. Kapak Perimbas umumnya digunakan untuk memotong suatu benda.
Pahat Genggam
Benda peninggalan ini tidak digunakan sebagai alat pahat lho! Setelah ditelusuri berdasarkan bentuknya, Pahat Genggam digunakan sebagai alat bantu bercocok tanam dan menggemburkan lahan pertanian. Ciri khas benda ini adalah memiliki ujung yang sangat tajam.
Penetak
Benda peninggalan ini memiliki bentuk yang cukup besar daripada Kapak Genggam. Penetak umumnya digunakan sebagai alat pemotong kayu.
Serpih
Penemuan Serpih terjadi berkat seorang ahli paleontologi bernama von Koenigswald. Ia menemukan sebuah benda yang menyerupai pisau berukuran 11 – 20 cm di dalam gua sekitar Sangiran. Hingga akhirnya benda tersebut diberi nama Serpih. Diduga bahwa Serpih dimanfaatkan sebagai alat pemotong dan mata panah untuk berburu.
Batu Penggiling
Sesuai namanya, Batu Penggiling digunakan sebagai alat menggiling sesuatu yang membantu keberlangsungan hidup sang manusia purba.
Baca juga: Meganthropus Paleojavanicus