Siapa tak tahu Wayang? Sebuah seni pertunjukkan dengan menggunakan boneka/wayang yang memiliki keunikan tersendiri, sebuah mahakarya asli dari Indonesia. Seni pertunjukkan ini berkembang dengan begitu cepat di dua Pulau Jawa dan Bali.
Untuk melestarikan budaya asli Indonesia maka berdirilah Museum Wayang sebagai tempat wisata Budaya yang juga didedikasikan untuk orang jawa tentang dunia pedalangan wayang. Wayang yang terbuat dari kulit, kayu dan juga bahan lainnya dengan beragam jenis dan bentuk asal Indonesia ada di Museum Wayang.
Seluruh jenis wayang dari Indonesia maupun luar negeri pun ada di Museum Wayang. Koleksi yang terdapat di dalam museum ini mencapai lebih dari 4.000 wayang, ada wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan.
Museum Wayang ini berlokasi di daerah Jakarta Barat, dengan tampilan gedung yang tampak unik dan menarik ini sudah beberapa kali mengalami perombakan. Pada tahun 1640 bangunan ini bernama De Oude Hollandsche Kerk (Gereja Lama Belanda). Kemudian gedung ini direnovasi dan berganti nama menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) di tahun 1732. Tak disangka-sangka lalu gedung ini sempat hancur karena gempa bumi pada tahun 1808. Di atas bekas reruntuhan itulah dibangun gedung Museum Wayang lalu diresmikan sebagai museum pada tanggal 13 Agustus 1975. Meski gedung ini telah mengalami renovasi namun tetap tidak menghilangkan beberapa bagian gereja lama dan baru.
Tak hanya wayang saja yang ada disini, namun ternyata bagian dari gedung museum ini merupakan tempat peristirahatan yang terakhir atau makam dari Gubernur Jenderal pada waktu zaman wilayah Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang keempat dan keenam.
Jan Pieterszoon Coen meninggal di Jakarta (d.h Batavia) pada tanggal 21 September 1629. Terdapat dua issue yang tersebar Coen meniggal, namun kemudian diyakini beliau meninggal karena terjangkit wabah kolera yang secara sengaja disebarkan oleh pasukan Mataram di Sungai Ciliwung. Jasad dari J.P Coen ini dimakamkan di Museum Sejarah Jakarta (d.h Stadhius) lalu kemudian dipindahkan ke Oude Hollandsche Kerk yang kini sebagai Museum Wayang.
Lokasi dan Rute Perjalanan
Daftar Isi
Untuk bisa mempelajari salah satu budaya Indonesia ini, bisa mengunjungi letaknya Museum Wayang yang berada tepat di Jalan Pintu Besar Utara 27 daerah Jakarta Barat.
Bisa menuju ke lokasi tersebut dengan mudah menggunakan KRL, jika dari Stasiun Tangerang / Rangkasbitung, maka rutenya sebagai berikut;
- Naik KRL dengan jurusan Duri (jika dari Stasiun Tangerang) dan Tanah Abang (jika dari Stasiun Rangkasbitung), turun di stasiun tersebut.
- Lalu naik rangkaian kereta menuju Stasiun Transit Manggarai.
- Sampai di Stasiun Manggarai, turun dan berganti KRL jurusan Jakarta Kota.
- Setelah turun di Stasiun Jakarta Kota bisa keluar menuju pintu keluar yang berada di dekat Gedung BNI. Setelah itu bisa berjalan sekitar kurang lebih 6-8 menit dengan jarak sekitar 500 meter dari Stasiun Jakarta Kota.
Lalu untuk KRL dari stasiun Bogor / Bekasi / Cikarang / Jatinegara / Tanjung Priok bisa mengambil rangkaian kereta langsung menuju Stasiun Jakarta Kota.
Contact/Info
Untuk masuk kedalam Museum Wayang Jakarta ini diperlukan biaya untuk membeli tiket dengan nominal Rp 5.000 untuk orang dewasa; Rp 3.000 untuk pelajar atau mahasiswa dengan menunjukan kartu tanda pelajar; dan Rp 2.000 untuk anak-anak.
Museum ini buka untuk umum setiap hari Selasa hingga Minggu dari pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jika membutuhkan infromasi lebih lanjut berikut kontak untuk Museum Wayang di (021) 6929560.
Tidak ada komentar