1. Kerajaan
  2. Peninggalan Sejarah

Keraton Surakarta sebagai Wisata Keraton Solo Resmi

Berkunjung ke Solo rasanya tidak lengkap jika belum explore Solo sampai ke wisata sejarah dan budaya di Kota Surakarta. Explore Solo sampai ke Keraton Kasunan Surakarta atau yang mungkin lebih dikenal Anak Nusantara sebagai Keraton Surakarta.

Keraton Surakarta adalah kawasan Cagar Budaya yang membentuk tata ruang membujur dari utara ke selatan. Berbicara mengenai Keraton maka sudah pasti tidak lepas dari sejarah kerajaan-kerajaan Islam yang pernah berjaya di Tanah Air, khususnya di daerah pulau Jawa.

Istilah keraton sendiri berasal dari istilah yang menunjukkan tempat kediaman ratu. Bangunan dari keraton pada umumnya memiliki ciri khusus dan menjadi salah satu perlambangan identitas kerajaan yang sekaligus sebagai pusat pemerintahan, pusat budaya, dan sebagai rumah tinggal seorang raja bersama dengan keluarga istananya.

Penting diketahui Anak Nusantara jika berkunjung ke salah satu cagar budaya Indonesia di Solo. Berkunjung ke Keraton Surakarta disarankan untuk tidak menggunakan celana pendek saat berkunjung. Kenapa? Simak sejarah Keraton Surakarta bersama Munus dibawah ini.

Sejarah Keraton Surakarta

Daftar Isi

Artikel Terkait

  • Cause and Effect: Rumus, Fungsi, serta Contoh Kalimatnya
    by Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on September 19, 2023 at 3:45 am

    Cause and effect merupakan salah satu jenis kalimat yang paling sering digunakan baik dalam teks maupun percakapan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk kita mengetahui cara menyusun kalimat ini dengan benar. Sebagian orang pun masih melakukan kesalahan dalam menyatakan sebab dan akibat dalam bahasa Inggris.  Misalnya, “Because sick, she can’t come to school.” Klausa pertama The post Cause and Effect: Rumus, Fungsi, serta Contoh Kalimatnya appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Jenis-Jenis Puisi Lama, Ciri-Ciri dan Contohnya, Lengkap!
    by Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on September 18, 2023 at 3:05 am

    Puisi terbagi menjadi dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi baru. Perbedaan yang signifikan diantara keduanya yaitu pada aturan penulisannya. Puisi lama biasanya lebih kaku karena adanya aturan seperti jumlah kata dan pengulangan kata. Setiap jenisnya pun memiliki ketentuannya sendiri. Kawan Literasi pasti sudah tidak asing dengan pantun atau syair. Pantun dan syair merupakan beberapa The post Jenis-Jenis Puisi Lama, Ciri-Ciri dan Contohnya, Lengkap! appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Struktur Teks Laporan Percobaan, Ciri-Ciri dan Contohnya
    by Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 11:48 am

    Teks laporan percobaan merupakan salah satu jenis teks yang ada dalam materi Bahasa Indonesia. Teks ini berfungsi untuk melaporkan percobaan yang dilakukan oleh seorang penulis. Penulisannya tentu tidak boleh asal, sebab teks ini harus menyatakan fakta hasil dari percobaan dan disusun dengan sistematis. Untuk mengetahuinya lebih jauh, simak artikel berikut hingga akhir, Kawan Literasi! Apa Artikel Struktur Teks Laporan Percobaan, Ciri-Ciri dan Contohnya pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • 13 Tanda Baca, Fungsi, dan Contoh Penggunaan sesuai EYD
    by Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 8:38 am

    Dalam suatu kalimat, terdapat tanda baca yang biasanya digunakan. Baik itu kalimat pernyataan, kalimat tanya, atau kalimat seruan. Masing-masing menggunakan tanda baca sesuai fungsinya. Contohnya, tanda titik (.) yang umumnya digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat berita.  Fungsi tanda baca adalah memudahkan pembaca untuk memberi jeda, mengetahui struktur suatu kalimat, dan menentukan intonasi. Lalu, bagaimana fungsi Artikel 13 Tanda Baca, Fungsi, dan Contoh Penggunaan sesuai EYD pertama kali tampil pada Studio Literasi.

Keraton Surakarta telah di bangun di Solo (p.d. Desa Sala) sejak jaman pemerintahan Sri Susuhan Pakubuwono II pada tahun 1744. Keraton Surakarta dibangun dengan maksud sebagai pengganti Keraton Kartasura yang rusak akibat peristiwa Geger Pacinan yang terjadi di tahun 1743.

Di Desa Sala terdapat sebuah Pelabuhan kecil yang terletak di tepi barat Sungai Beton. Sungai Beton inilah yang kerap disebut dan dikenal dengan sebutan Sungai Bengawan Solo. Desa ini pun diganti menjadi Surakarta dikarenakan pusat pemerintahan dipindahkan ke Solo saat itu. Pada tahun 1755, disepakatilah sebuah Perjanjian Giyanti berisi tentang memecah Kerajaan Mataram Islam menjadi dua kerajaan besar. Dengan adanya perjanjian tersebut, keraton di Desa Solo menjadi istana resmi bagi Kasunan Surakarta Hadiningrat atau yang lebih dikenal dengan Keraton Surakarta. Untuk kerajaan pecahan yang satunya menjadi Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang menempati di pusat pemerintahan Yogyakarta.

Keraton Surakarta yang menjadi ikon Kota Solo ini memiliki salah satu bangunan bertingkat yang cukup menarik. Menara Sanggabuwana sebuah bangunan bertingkat yang konon menjadi tempat bertemunya Ratu Laut Selatan dengan Raja. Menara tersebut didirikan pada tahun 1782 di wilayah Keraton Surakarta oleh Sri Susuhan Pakubuwono III. Bangunan bertingkat yang memiliki tinggi 30 meter itu berfungsi sebagai menara, guna untuk memata-matai Belanda pada masa penjajahan. Istana Keraton Surakarta ini memiliki banyak kenangan bersejarah, yakni salah satunya adalah peristiwa penyerahan kedaulatan Kerajaan Mataram Islam kepada VOC.

Bangunan Istana Keraton Surakarta

Dari arah utara ke selatan, begitulah bangunan Keraton Surakarta yang didirikan secara membujur. Tata letaknya menunjukkan sebuah konsep kosmologi dengan gambaran berupa lingkaran-lingkaran yang konsentris. Di sekitar ibukota atau pusat pemerintahan disebut dengan lingkaran negaragung yang diartikan dengan ibukota.

Pangeran Mangkubumi yang kelak memimpin Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ini adalah seorang yang mempunyai andil besar sebagai arsitek pembangunan Keraton Surakarta. Bangunan utama dari Keraton Surakarta didominasi dengan warna putih dan biru. Gaya arsitektur pada bangunan utama memiliki ornamen campuran antara Jawa dan Eropa.

Proses pembangunan Keraton Surakarta ini dilakukan secara bertahap namun tetap merubah pola dasarnya yang awal. Keraton Surakarta pada era pemerintahan Sri Susuhan Pakubuwono X, sempat mengalami restorasi dan renovasi pada sekitar tahun 1893-1939. Berikut Munus merangkumkan kompleks Keraton Surakarta, sebagai berikut:

Alun-alun Lor

Alun-alun Lor menjadi tempat yang terletak di depan Istana Keraton Surakarta, dengan sekeliling garis pinggir Alun-alun Lor yang ditanami pohon beringin. Tak hanya pinggirannya, namun juga di tengah lapangan Alun-alun Lor terdapat dua pohon beringin yang diberi pagar dan disebut dengan Waringin Sengkeran. Alun-alun Lor ini juga menjadi tempat diselenggarakannya upacara-upacara kerajaan seperti yang pada umumnya adalah sebagai tempat bertemunya Raja dengan rakyat.

Sasana Sumewa

Bangunan utama dari Keraton Surakarta ini disebut dengan Sasana Sumewa. Tempat ini merupakan bangsal besar yang berada di tepi jalan sebelah selatan dari Alun-alun Lor. Jaman dahulu bangsal ini digunakan sebagai tempat menghadap untuk para punggawa dalam upacara resmi kerajaan. Lalu untuk bangsal besar yang arahnya menghadap ke utara difungsikan sebagai ruang tunggu bagi tamu-tamu penting yang akan bertemu Raja.

Pada bagian tengah ruang Sasana Sumewa terdapat sebuah bangsal kecil yang disebut Bangsal Pangrawit. Bagian Bangsal Pangrawit ini difungsikan sebagai tempat duduk atau berdiri Raja dalam menyampaikan pesan atau perintah untuk para bawahannya. Pada acara pelantikan pejabat Bangsal Pangrawit ini juga difungsikan. Terdapat pula Bangsal Pacetokan, tempat istirahat abdi dalem dan Bangsal Pacikeran sebagai tempat untuk orang yang dijatuhi hukuman oleh pengadilan.

Siti Hinggil Lor

Kompleks Siti Hinggil ini dibangun diatas tanah yang lebih tinggi dari sekitarnya. Kompleks ini memiliki dua gerbang pada sisi utara yakni Kori Wijil dan sisi selatan disebut Kori Renteng. Bangunan utama yang ada pada kompleks Siti Hinggil ini adalah Sasana Sewayana yang difungsikan oleh para pembesar dalam menghadiri sebuah upacara kerajaan. Selain itu juga ada Bangsal Manguntur Tangkil yang berfungsi sebagai singgasana tahta Sri Sunan ketika beliau menerima para pimpinan.

Kemandhungan Lor

Pintu masuk utama ke dalam halaman Kamandungan Lor terdapat di arah utara yang pintunya disebut Kori Gapit. Gerbang tersebut dibangun oleh Susuhunan Pakubuwana III dengan gaya Limasan Semar Tinandu. Gaya tersebut merupakan gerbang yang memiliki atap trapesium, seperti joglo, tanpa tiang dan hanya ditopang oleh dinding.

Di sisi barat dan timur Kori Brajanala, pada sebelah dalam terdapat Bangsal Wisamarta yang menjadi tempat jaga pengawal istana. Selain itu di timur gerbang ini terdapat menara lonceng.

Sri Manganti dan Kedhaton

Di sebelah barat dan timur halaman kompleks Sri Manganti terdapat dua bangunan utama yaitu Bangsal Smarakatha dan Bangsal Marcukundha.

Bangsal Marcukundha pada zamannya digunakan untuk menghadap para opsir prajurit, untuk kenaikan pangkat pegawai dan pejabat junior. Tempat ini juga difungsikan untuk menjatuhkan vonis hukuman bagi kerabat Sri Sunan. Namun, saat ini difungsikan untuk menyimpan Krobongan Madirengga, upacara sunat/khitan para putra Sri Sunan.

Bangsal Marcukundha yang terletak di sisi barat kompleks Sri Manganti ini terdapat sebuah menara bersegi delapan yang disebut dengan Panggung Sangga Buwana. Menara dengan ukuran tinggi sekitar kurang lebih 30 meter ini sebenarnya terletak di dua halaman sekaligus, halaman Sri Manganti dan halaman Kedhaton.

Di dalam kompleks Kedhaton terdapat tempat yang digunakan sebagai perjamuan makan resmi kerajaan yaitu Sasana Handrawina. Namun untuk saat ini, tempat tersebut digunakan sebagai tempat seminar maupun gala dinner tamu asing yang datang ke Kota Solo.

Kemagangan, Kemandhungan Kidul, Siti Hinggil Kidul dan Alun-alun Kidul

Kompleks Kemagangan yang dahulunya digunakan para calon pegawai kerajaan ini, terdapat sebuah pendapa di tengah-tengah halaman yang disebut Bangsal Kemagangan. Kompleks berikutnya, Sri Manganti Kidul dan Kamandhungan Kidul yang hanyalah berupa halaman, digunakan saat upacara pemakaman Sri Sunan maupun permaisuri. Di sekitar Kori Kamandhungan Kidul adalah pelataran yang bersifat lebih terbuka untuk umum.

Kompleks terakhir, Siti Hinggil Kidul adalah suatu komplek bangunan pendapa terbuka, yang dikelilingi oleh barisan pagar besi pendek. Pada zaman dahulu di sekitarnya terdapat empat meriam, dua diantaranya kemudian diambil pemerintah untuk diletakkan di AMN Magelang.

Disebelah selatan Siti Hinggil Kidul dapat ditemukan Alun-alun Kidul, alun-alun ini bersifat lebih pribadi dibandingkan Alun-alun Lor.

Lokasi Keraton Surakarta

Jika Anak Nusantara yang ingin melakukan explore Solo di wisata Keraton Solo, berikut Munus berikat info lokasi Keraton Surakarta.

Alamat lokasi dari Istana Surakarta ini berada di alamat Baluwarti, Pasar Kliwon, Kota Surakarta, di Jawa Tengah.

Tiket Masuk Keraton

Supaya bisa masuk dan menikmati budaya di Keraton Surakarta, diperlukan untuk merogoh kocek Anak Nusantara. Cukup mengeluarkan beberapa ribu sudah bisa menikmati keindahan keraton serta budayanya.

Berikut daftar harga Tiket Masuk Keraton Surakarta dan Jam Buka Keraton Surakarta

DomestikRp 10.000
Domestik RombonganRp 8.000
Wisatawan Asing / TouristRp 15.000
Senin – Kamis09.00 – 14.00 WIB
Sabtu – Minggu09.00 – 15.00 WIB
JumatTutup

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Keraton Surakarta sebagai Wisata Keraton Solo Resmi

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Busur panah telah menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia selama berabad-abad. Seni memanah telah diwariskan dari generasi ke generasi dan tetap menjadi bagian dari budaya dan tradisi bangsa. Artikel ini akan mengenalkan Anda pada berbagai bentuk busur panah yang ada di Indonesia, serta memberikan wawasan tentang pentingnya seni memanah dalam masyarakat Indonesia. Apa Itu Busur […]

    Trending

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]
    Alat musik gambus adalah salah satu alat musik tradisional Riau yang dimainkan dengan cara dipetik. Menurut sejarah, musik tradisional ini lekat dengan budaya islam. Bentuknya memang sekilas mirip dengan gitar, namun cara memainkan gambus ini sedikit berbeda, Anak Nusantara. Untuk mengetahui lebih jauh tentang alat musik gambus dan cara memainkannya, simak artikel Museum Nusantara kali […]
    Selama berabad-abad, Indonesia telah menjadi rumah bagi keberagaman budaya yang kaya, termasuk seni tari tradisional yang memukau. Tari tradisional Indonesia bukan hanya sekadar gerakan-gerakan artistik yang menakjubkan, tetapi juga mewakili identitas, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat di berbagai daerah. Tari Sirih Kuning adalah salah satu jenis tarian tradisional yang memiliki akar budaya kuat bagi masyarakat Betawi. […]