Yogyakarta adalah sebuah kota yang memiliki banyak sekali destinasi wisata bahkan tempat yang menjadi saksi sejarah Indonesia. Jogja merupakan kota wisata dengan ragam jenis wisata, mulai dari destinasi wisata alam, artifisial, hingga wisata sejarah dan budaya. Jogja selalu menawarkan kenyamanan dan keramahtamahan melalui destinasi pariwisatanya. Salah satu tempat wisata yang wajib Anak Nusantara kunjungi saat berada di Jogja adalah Alun-alun Kidul.
Alun-alun kidul merupakan salah satu tempat bersejarah yang menyimpan kisah klasik nan panjang di era Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat kala itu. Dinamakan Alun-alun Kidul (Alkid) karena letaknya berada di sebelah kidul (selatan) Keraton Yogyakarta.
Alkid, yang terkenal akan beringin kembar kaya mitos ini, merupakan salah satu tempat wisata cuma-cuma yang dibuka untuk umum.
Berikut ulasan lengkap mengenai sejarah Alun-Alun Kidul, berbagai aktivitas yang dapat dilakukan, hingga informasi seputar lokasi dan rute menuju Alkid Yogyakarta.
Sejarah Alun-alun Kidul
Alkid, sapaan kekinian Alun-alun Kidul Yogyakarta, dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I saat menjabat pada masa itu, yakni pada tahun 1755 hingga 1792.
Kawasan ini memiliki 7 jalan keluar dan masuk yang hingga kini tidak berubah dari awal dibangunnya. Di tembok bagian selatan, terdapat jalan masuk di tengah-tengah bernama plengkung nirbaya atau bisa disebut plengkung gadhing.
Pada pagar sebelah timur ada pintu keluar arah timur dinamakan jalan langenarjan utara dan jalan langenastran sebelah selatan. Terdapat jalan pamengkang di arah utara, sebelah barat dan timur siti hinggil, dan keduanya menuju arah kagungan dalem kamandhungan kidul.
Pada pagar barat terdapat dua jalan yaitu ngadisuryan bagian utara dan patehan bagian selatan. Terdapat kendang gajah dan tiga tiang pengikat gajah di antara kedua pintu ini.
Hal menarik yang harus kalian ketahui ialah terdapat palenggahan dalem gilang yang berada di tratag rambat. Merupakan sepasang batu bata yang merupakan tempat duduk raja saat menyaksikan latihan para prajurit. Namun saat ini batu bata ini sudah dihias dan di keramik ubin dengan baik.
Daya Tarik Alun-alun Kidul & Ritual Masangin
Sebagai alun-alun bersejarah, ada beberapa aktivitas yang kerap dilangsungkan di Alun-alun Kidul. Salah satu yang mungkin sering kalian jumpai dan sangat populer ada Ritual Laku Masangin.
Menurut mitosnya, siapapun yang dapat melakukan masangin, maka itu merupakan tanda bahwa hati yang melaluinya bersih dan segala permohonannya akan terkabul.
Masangin adalah sebuah ‘ritual populer’ dimana seseorang dikatakan berhasil apabila dapat berjalan melewati kedua beringin ikonik Alun-alun Kidul dengan mata tertutup.
Sebuah mitos tetaplah mitos, ada orang yang mempercayainya, namun juga ada yang menanggapinya dengan santai. Terlepas dari itu semua, wisata Alkid selalu dikaitkan dengan masangin sehingga banyak wisatawan yang ingin melakukannya.
Waktu-waktu favorit para wisatawan untuk mengunjungi Alun-alun Kidul adalah disaat sore menjelang petang. Karena di waktu tersebut, seperti yang Anak Nusantara bayangkan juga, kawasan Alun-Alun Kidul sudah tak terasa sepanas di siang hari.
Maklum saja, ini karena bentuk Alkid adalah lapangan hijau terbuka yang hanya terdapat dua buah beringin yang ikonik di tengah-tengahnya.
Suasana malam di Alkid juga tak kalah populer. Biasanya, banyak sekali wisatawan dari kalangan muda yang hanya sekedar bercengkrama di tepi jalan, sembari menikmati hangatnya malam Jogja.
Jangan lupakan ritual masangin, karena malam adalah waktu dimana aktivitas ini dilakukan. Jika Anak Nusantara lupa tak membawa penutup mata, banyak warga lokal yang menyewakan itu dengan hanya perlu merogoh kocek beberapa ribu rupiah saja.
Masih ada lagi: jika Anak Nusantara berkunjung di waktu-waktu yang tepat, seperti saat perayaan Grebeg Sekaten, Anak Nusantara akan bisa menyaksikan pagelaran wayang kulit dan Upacara Grebeg di area keraton. Pasti sudah sangat jarang kan Anak Nusantara menonton wayang dan even adat?
Saat malam hari pula, jalanan Alkid dihiasi dengan lampu warna-warni yang bersumber dari sepeda hias berbentuk mobil. Akan sangat seru rasanya jika Anak Nusantara berkunjung ramai-ramai, dan mencoba mengendarai kendaraan hias ini.
Jika menemukan persewaan dengan harga yang tepat, kalian hanya perlu membayar 50.000 hingga 70.000 rupiah saja untuk satu kendaraan satu putaran alun-alun. Tinggal ajak kawan-kawan kalian untuk patungan, deh.
Kuliner Khas Temani Hangatnya Malam
Tak mungkin rasanya berkunjung ke Jogja tanpa icip-icip kulinernya. Cita rasa dari ragam kuliner khas Jogja akan selalu dirindukan oleh setiap pengunjungnya.
Begitupun di Alkid, malam kalian akan terasa kurang tanpa berkuliner. Jajanan manis khas seperti halnya es goreng, sekoteng, angsle dan ronde, akan setia menemani malam-malam kalian di kota Jogja yang ramah dan penuh kehangatan.
Lalu, apakah Anak Nusantara familiar dengan istilah angkringan? Tebakan kalian tidaklah salah! Ia adalah ragam kuliner khas kota Jogja, dimana sajian andalan mereka adalah menu ‘nasi kucing’ dan gorengan tempe tipis yang disebut mendhoan.
Jika Anak Nusantara menoleh sejenak ke tahun 1950an, kalian akan menjumpai sajian angkringan pertama di Jogja. Beliau adalah Mbah Pairo, pendatang dari Klaten yang menjadi penjaja angkringan pertama di Kota Jogja.
Sebelum se-popular sekarang, Mbah Pairo menjajakan angkringan dengan cara dipikul dan setiap harinya menjaring pembeli di daerah Stasiun Tugu Jogja.
Berawal dari asal-usul itulah, angkringan Jogja kemudian disukai oleh banyak orang karena harganya yang teramat murah, namun dengan cita rasa enak nan bersahaja.
Akan sangat berkesan rasanya, menikmati sajian angkringan masa kini di Alun-alun Kidul, dan ditemani segelas wedhang uwuh, sebuah jenis minuman rempah-rempah yang mampu menghangatkan malam.
Lokasi, Rute, dan Destinasi Terdekat
Alkid berada di Jl. Alun-alun Kidul, Patehan, Kraton, Jogja. Seperti Namanya, Alkid berada di sebelah selatan keraton jogja dan lebih jelasnya lagi, area ini ada di belakang keraton jogja.
Akses menuju Alun-alun kidul jogja sangatlah mudah ditemukan dan dijangkau karena berada satu area dengan Kawasan yang paling terkenal di Jogja. Jika kalian berjalan dari arah Malioboro atau titik 0 km Jogja, kalian membutuhkan waktu 15 menit menggunakan becak maupun andong dan kalian akan melewati salah satu istana air taman sari.
Dan jika Anak Nusantara menggunakan moda transportasi umum , kalian dapat menaiki bus kota jalur 5 dan turun di Plengkung Gading.
Begitulah ulasan lengkap mengenai Alun-alun Kidul, sebuah wisata alun-alun yang menyimpan makna sejarah, mitos masangin, dan juga ragam hiburan kontemporer yang sayang untuk dilewatkan. Jadi, kapan agendamu ke Alkid?
Tetapi untuk sekarang, sebisa mungkin tetap #dirumahaja dulu ya, sambil ikuti update artikel MuseumNusantara mengenai tempat bersejarah yang lain.
Tidak ada komentar