1. Biografi
  2. Tokoh

Buya Hamka – Ulama Besar dengan Deretan Karyanya

Seorang Buya Hamka adalah orang yang memiliki keahlian di banyak bidang ilmu. Beliau termasuk ulama besar Indonesia yang dikenal karena keberhasilannya dalam menguasai berbagai bidang ilmu secara otodidak. Beliau bisa dikatakan sebagai definisi dari seorang teladan. Berkat kepandaiannya, maka jabatan dan pangkat pun mengikuti, namun ia tidak tergiur hingga kemudian menjadi tidak amanah. Berikut penjelasan mengenai seluk-beluk kehidupan seorang Buya Hamka.

Biografi

Laki-laki kelahiran Molek, Maninjau, Sumatera Barat pada tanggal 17 Februari 1908 ini merupakan seorang ulama, politikus, sejarawan, dan sastrawan yang sangat terkenal di Indonesia. Beliau lahir dengan nama lengkap Haji Abdul Malik Karim Amrullah, namun beliau lebih dikenal dengan panggilan HAMKA yaitu merupakan gabungan dari huruf depan di setiap kata dalam nama panjangnya. Kata “buya” sendiri adalah julukan kepada seorang ahli agama di daerah Minangkabau. Julukan beliau dapatkan dikemudian hari berkat kontribusinya dalam agama Islam.

Riwayat Pendidikan Buya Hamka

Seorang Hamka muda selalu berkelana, oleh karena itu beliau tidak pernah menetap lama di suatu tempat. Pendidikan sekolah dasarnya pun tidak seluruhnya beliau tamatkan di daerah asalnya, melainkan hanya dua tahun yaitu sampai kelas dua. Ketika berumur 10 tahun, beliau kemudian ikut sang ayah yang berhijrah ke Padang Panjang serta mendirikan Sumatera Thawalib di sana. di situ pula lah Hamka muda tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar dan memperdalam ilmunya khususnya agama dan bahasa Arab. 

Selain itu, tak berhenti hanya belajar di Sumatera Thawalib beliau juga belajar tentang agama di surau dan di masjid yang pengajarnya pun merupakan ulama-ulama terkenal. Ulama-ulama tersebut di antaranya adalah Syeikh Ibrahim Musa, Sutan Mansur, Ki Bagus Hadikusumo, Syeikh Ahmad Rasyid, dan R.M. Surjopranoto. Para ulama tersebut telah dikenal secara luas di Padang Panjang dan telah terbukti kemampuannya perihal ilmu agama.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Terkenal sebagai pengelana sejak muda, beliau pun diberi gelar “Si Bujang Jauh” oleh sang ayah. Enam tahun berselang semenjak kedatangannya di Padang Panjang, beliau kembali berkelana ke tanah Jawa pada umur 16 tahun. Di Jawa, beliau mempelajari tentang gerakan Islam modern dari para ahlinya. Guru-guru beliau di Jawa adalah HOS Tjokroaminoto dan KH Fakhrudin. Dalam prosesnya beliau mengikuti banyak kegiatan diskusi dan pelatihan pergerakan Islam yang diadakan di Abdi Dharmo Pakualaman, Yogyakarta.

Baca juga: Jendral Sudirman: Biografi Singkat Hingga Keteladanan

Riwayat Karir Buya Hamka

gambar-buya-hamka-muslimobsession
Gambar Buya Hamka, foto oleh Muslimobsession. com

Awal karier Hamka adalah sebagai seorang guru agama di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan pada tahun 1927 yaitu saat beliau berusia 19 tahun. Dua tahun kemudian yaitu pada tahun 1929 beliau hijrah ke Padang Panjang dan dilantik menjadi seorang dosen di Universitas Islam, Jakarta dan pada 1957-1958 di Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang. Setelah itu beliau dianugerahi gelar profesor oleh Universitas Mustopo, Jakarta dan diangkat sebagai rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta. 

Pada tahun 1949 yaitu setelah perjanjian Roem-Royen, beliau berpindah ke Jakarta kemudian memulai karirnya di Departemen Agama. Bermula dari tahun 1951-1960 beliau yang awalnya hanya pegawai biasa kemudian dilantik sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama. Hingga kemudian pada 26 Juli 1977 beliau menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tetapi mengundurkan diri karena kekecewaannya terhadap pemerintah Indonesia yang tidak menghiraukan nasihat darinya.

Aktivitas Organisasi

Dalam bidang organisasi, seorang Buya Hamka aktif di organisasi Muhammadiyah. Beliau sudah mulai aktif dari awal gerakan tersebut melawan bid’ah, khurafat, dan tarekat di Padang Panjang hingga beliau mendirikan pusat pelatihan pendakwah Muhammadiyah. Posisi tertinggi yang beliau peroleh di organisasi ini adalah dipilihnya Buya Hamka sebagai penasihat pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Aktivitas Politik

Kiprahnya dalam dunia politik banyak membuahkan pendapat yang bergesekan dengan pendapat politisi yang lain. Beliau selalu mengemukakan fatwa yang berkontradiksi dengan kebanyakan orang. Salah satu isi pidatonya yang sangat kontroversial adalah beliau dan partainya Masyumi menghendaki agar sila pertama dalam pancasila untuk diubah menjadi seperti pada Piagam Jakarta yang berbunyi kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemeluknya. Tentu saja hal tersebut mendapat banyak pertentangan dari politisi lain dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Aktivitas Sastra

Memiliki banyak pengalaman dalam bidang kesusasteraan, seorang Buya Hamka merupakan seorang wartawan, penulis, editor, dan penerbit di berbagai media. Media-media tersebut adalah media yang mengangkat tema mengenai Islam, meliputi Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Muhammadiyah. Selain itu, beliau juga menghasilkan beberapa karya ilmiah, fiksi berupa novel dan cerpen. Karya ilmiahnya yang paling terkenal adalah Tafsir Al-Azhar yang diterbitkan sebanyak lima jilid.

Untuk karya berupa novel dan cerpen, cerita-cerita tersebut bernuansa roman seperti Di Bawah Lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Dalam Lembah Kehidupan, dan masih banyak lagi. Karya-karyanya tersebut bahkan terkenal hingga luar negeri seperti Malaysia dan Singapura yang kemudian diadopsi sebagai buku teks kesastraan di sana.

Wafatnya Buya Hamka

Buya Hamka yang merupakan seorang ulama besar di Indonesia wafat pada tanggal 24 Juli 1981 yaitu saat berusia 73 tahun. Jasa-jasa beliau dalam dunia Islam sangat besar. Hal tersebut didukung dengan karya-karyanya yang masih dipelajari dan dinikmati hingga saat ini. 

Quotes Buya Hamka

gambar-quotes-buya-hamka-kalimahsawa,id
Gambar Quotes Buya Hamka, Kalimahsawa. id
gambar-quotes-buya-hamka-quotwe,blogspot
Gambar Quote Buya Hamka, foto oleh Quotwe.blogspot. com

Kesimpulan

Ulama besar Indonesia bernama Buya Hamka ini merupakan seorang yang hebat di berbagai bidang. Beliau yang selalu haus akan ilmu tidak menjadikannya puas bahkan ketika beliau sudah tidak muda lagi. Karya-karya yang dihasilkan oleh Buya Hamka pun sangat berguna dan menjadi acuan dalam pembelajaran maupun untuk hiburan. Sudah sepatutnya kita kenang beliau dengan terus berinovasi dalam menjalankan agama Islam.

Baca juga: Tan Malaka – Bapak Republik Si Pemikir Kritis

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Buya Hamka – Ulama Besar dengan Deretan Karyanya

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]