Daya tarik Kota Jogja memang tak ada habisnya untuk ditelusuri. Seperti tagline pariwisatanya yang berbunyi “Jogja Istimewa”, semua hal yang ada di setiap sudut Kota Jogja selalu istimewa dan berkesan di hati wisatawan. Meskipun sudah datang berkali-kali, tidak akan dibuat bosan karena Jogja selalu punya banyak daya tarik yang harus dicoba. Rasanya tidak puas jika hanya berlibur 2-3 hari di Jogja. Banyaknya destinasi wisata menarik yang dimiliki Jogja menjadikannya sebagai destinasi wisata favorit di Indonesia. Mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata bangunan bersejarah, hingga wisata kuliner selalu menjadi daya tarik Yogyakarta. Bagi Anak Nusantara yang ingin mengunjungi tempat wisata alam Jogja yang estetik, coba datang ke Tebing Breksi Jogja.
Sebelum menjadi destinasi wisata seperti sekarang, Tebing Breksi hanyalah komplek bekas pertambangan batu alam breksi yang sudah tidak aktif kegiatan penambangan. Dengan peran penduduk sekitar, bekas pertambangan ini disulap menjadi objek wisata alam yang estetik dengan penambahan fasilitas dan perawatan alam di sekitarnya. Karena keindahannya yang menakjubkan inilah membuat kawasan Tebing Breksi Jogja wajib dikunjungi Anak Nusantara.
Sejarah Tebing Breksi Jogja
Daftar Isi
Kawasan wisata Tebing Breksi Yogyakarta yang ada sekarang bukanlah tempat wisata alam yang baru-baru ini tercipta. Sejarah Tebing Breksi bermula dari gugusan batu alam jenis breksi yang berasal dari hasil endapan abu erupsi vulkanik Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunung Kidul.
Hasil endapan tersebut menghasilkan bukit kapur setinggi 30 meter. Kuat dugaan bahwa bukit batu ini terbentuk karena aktivitas letusan gunung 20 juta tahun yang lalu, setara dengan erupsi dahsyat dari Gunung Toba.
Sejarah Tebing Breksi berlanjut ketika adanya aktivitas pertambangan batuan alam jenis breksi di Desa Sambirejo, Sleman. Kegiatan penambangan disana dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk mencari batu alam breksi yang dijadikan bahan dekorasi bangunan. Namun, tempat pertambangan batu alam tersebut ditutup oleh pemerintah Jogjakarta pada tahun 2014.
Bukan tanpa alasan, penutupan ini terjadi karena pemerintah menetapkan kawasan penambangan batu alam yang ada disana merupakan tempat yang harus dilindungi dan tidak boleh ada kegiatan penambangan di kawasan tersebut.
Diketahui bahwa gugusan batuan disana berasal dari proses dan aktivitas vulkanis Gunung Api Purba Nglanggeran. Tidak serta merta langsung kehilangan lapangan pekerjaannya, masyarakat sekitar merombak bekas pertambangan batu alam breksi tersebut menjadi objek wisata estetik yang menarik banyak perhatian para pencari spot foto anti mainstream.
Mereka ingin membuktikan bahwa tempat bekas penambangan yang sudah tidak aktif bisa menjadi destinasi wisata yang tak pernah sepi wisatawan. Akhirnya pada Mei 2015, kawasan wisata ini dibuka secara resmi oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai kawasan wisata alam Yogyakarta.
Wisata Menarik di Tebing Breksi Jogja
Seketika anda menginjakkan kaki disana, anda akan disuguhkan pemandangan dinding tebing batu breksi dengan corak patahan batu yang begitu menawan. Ditambah dengan ornamen pahatan bekas kegiatan penambangan yang terlihat artistik jika dilihat dari sudut pandang seni.
Dengan cepat tempat ini menjadi tempat latar berswafoto terbaik yang banyak diburu wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu, sering juga dijadikan sebagai lokasi pemotretan pre-wedding oleh berbagai kalangan dan momen spesial lainnya.
Tidak hanya menawarkan spot foto menarik, di puncak tebing bisa menjadi tempat anda untuk melihat pemandangan kota Jogja dari ketinggian. Bagaimana, keren bukan?
Spot Foto Menarik di Tebing Breksi Jogja
Tebing Breksi tidak hanya menyuguhkan pemandangan tebing batu yang polos. Disana anda akan melihat beberapa hasil ukiran tangan seniman berwujud wayang dan naga di dinding tebing yang menjadi spot foto favorit wisatawan. Selain itu, anda akan menemukan deretan anak tangga yang terlihat estetik karena tangga diapit oleh tebing batu di kedua sisinya.
Jika belum puas, puncak tebing batu ini juga bisa anda manfaatkan sebagai tempat berfoto dengan pemandangan Kota Jogja dari ketinggian. Eits, sebelum berfoto pastikan baterai kamera anda dalam keadaan penuh serta gunakan pakaian senyaman mungkin karena hawa panas saat siang hari akan sangat terasa. Abadikan momen terbaik anda di Tebing Breksi Yogyakarta.
Tips Berkunjung ke Tebing Breksi Jogja
Agar wisata anda di Tebing Breksi Yogyakarta semakin menyenangkan, Munus punya tips yang bisa membantu anda agar lebih nyaman saat berkunjung ke Tebing Breksi. Simak tips di bawah ini.
- Waktu yang cocok untuk berwisata ke Tebing Breksi Jogja adalah saat musim panas, sekitar bulan Mei – September
- Gunakan pakaian yang tidak menyerap panas (selain warna hitam atau gelap)
- Jika ingin menikmati sunrise di tebing ini, anda bisa datang sebelum pukul 05.00
- Jika ingin menikmati sunset di tebing ini, anda bisa datang sebelum pukul 16.00 atau 17.00
- Membawa payung atau topi sebagai antisipasi kepanasan atau kehujanan
- Membawa kacamata agar mengurangi silau mata
- Siap sedia air minum pribadi yang cukup
- Memakai sepatu yang tertutup
Lokasi & Rute Menuju Tebing Breksi
Tebing Breksi Yogyakarta berada di sebelah selatan Candi Prambanan dan dekat Candi Ijo serta Kompleks Keraton Ratu Boko. Tepatnya di Desa Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Objek wisata ini berjarak sekitar 20 kilometer dari Jalan Malioboro dan Bandara Adisucipto Jogjakarta dengan melewati Jalan Raya Solo – Yogyakarta.
Jika anda melewati jalur akses ringroad utara, anda akan melewati RS Hermina yang berada di sebelah kiri jalan, lalu anda akan tiba di pertigaan ke arah Jalan Raya Solo. Setelah itu terus ikuti jalan ke arah Jalan Opak Raya untuk sampai di Jalan Opak III. Lalu lanjut ke Jalan Raya Piyungan untuk tiba di Jalan Candi Ijo. Tujuan anda akan berada di kiri jalan.
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk
Berikut ini informasi tambahan mengenai jam buka dan harga tiket Tebing Breksi Jogja.
Jam Buka | Senin – Minggu, 05.00 – 18.00 WIB |
Harga Tiket Masuk | GRATIS (seikhlasnya) |
Parkir Motor | Rp2.000 / unit |
Parkir Mobil | Rp5.000 / unit |
Tidak ada komentar