1. Kerajaan
  2. Peninggalan Sejarah

Kapak Persegi: Alat Penunjang Hidup Manusia Neolitikum

Jauh sebelum adanya manusia modern seperti sekarang ini, terdapat manusia purba yang hidup beribu tahun sebelum tahun masehi dan dikenal dengan nama homo sapien. Manusia purba tersebut hidup pada masa neolitik dan menjalani kehidupan dengan cara yang sangat sederhana dan masih sangat bergantung pada alam. Meskipun menggunakan cara hidup sederhana, mereka telah mengembangkan serta menggunakan alat yang dapat membantu memudahkan pekerjaan sehari-hari mereka. Alat yang digunakan pun juga tergolong sangat sederhana yang mana salah satunya adalah Kapak Persegi atau dikenal juga dengan sebutan Beliung Persegi.

Kapak persegi adalah sebuah alat yang tercipta dari batu yang diasah atau diupam dan digunakan pada masa neolitikum atau juga biasa disebut sebagai zaman batu muda. Alat tersebut memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari manusia zaman dulu yang akan dijelaskan di artikel ini. Selain fungsi, aspek lain dari Beliung Persegi seperti sejarah, kebudayaan, kegunaan, hingga persebarannya di berbagai wilayah. Simak lebih lanjut penjelasannya di bawah ini.

Sejarah Kapak Persegi Neolitikum

Seperti yang telah dituturkan sebelumnya, beliung persegi sudah ada sejak zaman batu muda (Neolitikum). Pada zaman ini terjadi sebuah “revolusi kebudayaan” yang terjadi pada pola hidup manusia saat itu. Pola hidup yang awalnya berupa mengumpulkan makanan atau food gathering menjadi memproduksi makanan atau food producing. Pada saat itu pula mulai dikembangkan sistem gotong royong antar masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah alat penunjang kehidupan manusia zaman batu muda ini.

Para manusia yang hidup di masa neolitikum tersebut telah mulai menggunakan kerangka berpikir meskipun masih sangat sederhana. Dari proses berpikir tersebutlah mereka melakukan upaya guna menghasilkan sebuah alat yang membantu melaksanakan kegiatan sehari-hari.Alat yang sangat sederhana tersebut kemudian tercipta dan dikenal dengan nama kapak persegi. Penyebutan yang demikian diawali oleh seorang arkeolog asal Austria bernama Von Heine Gelderen yang mengaitkannya dengan bentuk dari alat tersebut, yaitu bentuk persegi panjang dan ada juga bentuk trapesium.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Wilayah Persebaran Kapak Persegi

gambar-kapak-persegi-dronefest,cc
Kapak Persegi, Foto Oleh Dronefest. cc

Alat ini banyak ditemukan di wilayah Indonesia, tepatnya di kepulauan Indonesia bagian barat. Bagian barat kepulauan Indonesia tempat ditemukannya alat ini terutama berpusat di Sumatera, Jawa, dan juga Bali. Perkiraan para ahli, sentra-sentra teknologi yang memproduksi kapak ini tersebar di beberapa daerah. Daerah-daerah tersebut diantaranya adalah Lahat (Palembang), Tasikmalaya, Sukabumi, Bogor (Jawa Barat), serta Pacitan-Madiun dan Lereng Gunung Ijen (Jawa Timur).

Selain di Indonesia, beliung persegi ini juga banyak ditemukan di kawasan negara Asia lainnya juga di Asia Timur dan di beberapa belahan bumi lainnya. Negara-negara tersebut diantaranya adalah Malaysia, Thailand, Vietnam, Khmer, Cina, Jepang, Taiwan, Filipina, juga Hoifu (Hong Kong). Di belahan bumi lainnya tempat ditemukannya beliung persegi selain Asia adalah Polinesia Timur, Botel Tobago, Luzon, dan Selandian Baru.

Baca juga: Pembagian Zaman Praaksara – Kebudayaan, dan Peninggalannya

Fungsi dan Kebudayaan Kapak Persegi

Sebagai alat penunjang kehidupan manusia yang hidup di zaman batu muda, beliung persegi memiliki bermacam fungsi. Hal tersebut didasarkan pada kegunaan beliung persegi khususnya pada proses food producing dan kehidupan bermasyarakat yang telah disinggung sebelumnya. Berikut adalah uraian dari beberapa fungsi kapak persegi yang tercipta semenjak zaman neolitikum.

Alat Bertani atau Berkebun

kapak persegi
Kapak Persegi, Foto Oleh Idsejarah. net

Fungsi yang pertama dan paling utama adalah sebagai alat pertanian. Dalam proses pertanian tersebut tujuan utamanya adalah menghasilkan makanan untuk dapat bertahan hidup. Bahkan, ada yang memiliki bentuk mirip dengan cangkul zaman sekarang ini. Alat ini digunakan untuk menanam tanaman hingga untuk memotong hasil tanaman yang dihasilkan. 

Alat Barter

Tak hanya sebagai alat untuk bertani, kapak zaman neolitikum ini juga digunakan sebagai alat tukar oleh masyarakat zaman dulu. Alat tersebut pada zaman dahulu bernilai cukup tinggi sehingga dijadikan sebagai sebuah alat barter atau alat tukar. Biasanya, barang yang dibarter dengan kapak jenis ini adalah makanan maupun perkakas lainnya yang mirip ataupun dengan kapak persegi dengan jenis yang berbeda. 

Gambaran Status Sosial atau Lambang Kebesaran

Umumnya, hampir tiap manusia di zaman neolitikum memiliki beliung persegi dari saking berharganya alat tersebut di kehidupan mereka. Alat tersebut juga menggambarkan status sosial dari orang tersebut sehingga termasuk salah satu benda pusaka yang ikut dikubur dengan si pemilik. Hal tersebut dikarenakan adanya anggapan akan pentingnya membawa kapak persegi untuk digunakan di kehidupan selanjutnya sesudah kematian. Orang yang tidak membawa beliung persegi tersebut digolongkan sebagai masyarakat miskin dengan kasta yang rendah.

Jimat dan Alat Pelengkap Upacara Ritual

Selain fungsi yang telah disebutkan di atas, fungsi dari kapak persegi lainnya adalah sebagai jimat. Sebagai rahasia umum, sebuah jimat diyakini akan mendatangkan hal-hal baik dan menjauhkan dari hal-hal buruk. Keyakinan itulah yang dipegang oleh manusia zaman neolitikum saat itu. Selain itu, ketika menggelar sebuah upacara ritual maka tak lengkap rasanya jika dilaksanakan tanpa adanya kapak persegi.

Kesimpulan

Kapak Persegi adalah alat penunjang kehidupan yang tercipta dan berkembang di zaman batu. Sesuai dengan nama zamannya, penggunaan batu sebagai bahan utama pembuatan alat penunjang kehidupan menjadi pilihan yang utama. Alat yang banyak ditemukan di Indonesia dan di beberapa negara lainnya ini menjadi bukti dari proses berkembangnya suatu kebudayaan manusia. Mulai dari cara berpikir dan cara hidup manusia zaman lampau yang masih sangat sederhana hingga menjadi manusia modern seperti saat ini.

Baca juga: Meganthropus Paleojavanicus

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Kapak Persegi: Alat Penunjang Hidup Manusia Neolitikum

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]