1. Candi
  2. Kerajaan
  3. Peninggalan Sejarah

Sejarah dan Pesona Candi Jawi, Peninggalan Kerajaan Singasari

Jawa Timur memang kental akan budaya serta peninggalan nenek moyang yang memiliki kisah epik di dalamnya. Tersebar luas peninggalan berupa arca, stupa, relief, hingga bangunan bersejarah yang masih kokoh berdiri hingga saat ini. Bangunan yang dimaksud bermacam-macam, ada yang berupa tempat pemandian kerajaan hingga candi. Hal ini membuktikan bahwa daerah Jawa Timur kerajaan yang menganut aliran Hindu dan Budha pernah berdiri di daerah ini. Salah satu peninggalan candi yang memiliki kisah unik di Jawa Timur adalah Candi Jawi. Wisata bangunan sejarah yang terletak di kaki Gunung Welirang, Desa Candi Wates, Jalan Tretes Kecamatan Prigen, Pasuruan.

Candi Jawi yang merupakan peninggalan Kerajaan Singasari dibangun sekitar tahun 1300 Masehi yang ditujukan sebagai tempat panderma (tempat penyimpanan abu) Raja Kertanegara, raja terakhir Singasari yang sebelumnya diduga sebagai tempat pemujaan atau tempat peribadatan. Candi ini berdiri di atas lahan seluas 40 x 60 meter persegi dan dikelilingi oleh pagar bata setinggi 2 meter. Bangunan candi dikelilingi oleh parit yang banyak dihiasi oleh bunga teratai. Bentuk candi berkaki Siwa dan berpundak Buddha dengan ketinggian sekitar 24,5 meter dengan panjang 14,2 meter serta lebar 9,5 meter. Bentuknya yang tinggi ramping seperti Candi Prambanan di Jawa Tengah dengan atap yang merupakan perpaduan antara stupa dan kubus. Disusun dengan indah dan meruncing pada puncaknya. 

relief candi jawi
Relief pada Bangunan Bersejarah Candi Jawi, oleh Ombonejagad

Sejarah Candi Jawi

Menurut  Kitab Negarakertagama pupuh 56, pembangunan Candi Jawi pada mulanya digunakan sebagai tempat beribadah bagi umat Siwa-Buddha. Itu juga merupakan aliran keyakinan dari Raja Kertanegara, raja dari Kerajaan Singasari pada saat itu. Selain itu, candi yang awalnya bernama Candi Jajawa ini dikunjungi dan digunakan oleh Prabu Hayam Wuruk. Ia adalah raja dari Kerajaan Majapahit menjadikan tempat pemberian penghormatan dan persembahan untuk kakek buyut dan leluhur Raja Kertanegara. 

Baca Juga:  Kapak Corong: Peninggalan Sejarah Zaman Perunggu

Raja Kertanegara sengaja membangun Candi Jawi jauh dari pusat kerajaan Singasari. Hal ini diduga lantaran di kawasan ini dahulu banyak pengikut ajaran Siwa-Buddha yang sangat kuat serta rakyat yang sangat setia. Dugaan tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa saat Raden Wijaya, melarikan diri. Menantu Raja Kertanegara kabur setelah Kertanegara dijatuhkan oleh Raja Jayakatwang dari Gelang-gelang (daerah Kediri). Ia sempat bersembunyi di daerah ini, sebelum akhirnya mengungsi ke Madura.

Artikel Terkait

[feedzy-rss feeds='https://sma.studioliterasi.com/feed/,https://studioliterasi.com/feed/' max='4' multiple_meta='yes' template='default']

Posisi Candi Jawi yang membelakangi Gunung Penanggungan, memberikan dugaan dari para ahli bahwa candi ini bukan tempat beribadah. Itu dikarenakan candi untuk peribadatan umumnya menghadap ke arah gunung, tempat bersemayamnya Dewa. Beberapa ahli lain tetap meyakini bahwa candi peninggalan Kerajaan Singasari berfungsi sebagai tempat beribadah. Posisi pintu candi yang tidak menghadap ke gunung dianggap sebagai akibat pengaruh ajaran Buddha.

bangunan candi jawi
Bangunan Bersejarah Candi Jawi, oleh wacana/co

Wisata Unik Candi Jawi

Anak Nusantara dapat menikmati suasana di sekitar candi yang sejuk dan asri. Di tambah pula bangunan bersejarah ini dikelilingi oleh parit yang banyak dihiasi oleh bunga teratai. Wisata Candi Jawi juga menawarkan pengetahuan unik bagi pengunjungnya. Keunikan dari bangunan bersejarah ini adalah batu yang dipakai sebagai bahan bangunannya terdiri dari dua jenis. Dari kaki candi sampai selasar candi dibangun menggunakan batu berwarna gelap, tubuh candi menggunakan batu putih. Sedangkan atap candi menggunakan campuran dari batu berwarna gelap dan putih. Penggunaan batu putih pada Candi menjadi perdebatan para ahli, karena disekitaran Gunung Welirang mayoritas batu hitam. Sedangkan batu putih biasanya ada di sekitaran pesisir pulau. Diduga batu putih sengaja didatangkan dari wilayah pesisir utara Pulau Jawa atau Madura. 

Baca Juga:  Candi Jabung Probolinggo: Sejarah, Arsitektur, & Fungsi

Selain itu, bangunan bersejarah ini terbilang sangat unik dengan adanya relief di dindingnya. Sayangnya, relief ini hingga saat ini belum bisa dibaca dan arca-arca peninggalan yang ada di Candi Jawi kini telah hilang. Itu karena lantaran telah dipindahkan ke museum-museum di Jawa Timur. Salah satunya adalah Museum Mpu Tantular yang ada di Sidoarjo dan Museum Trowulan di Mojokerto.

Di komplek Candi Jawi diadakan Pentas Seni Bulan Purnama setiap malam bulan purnama, untuk melestarikannya. Sebuah pertunjukkan yang memperkenalkan seni tari tentang kisah legenda asal muasal bangunan bersejarah ini berdiri. Dalam tarian tersebut, diceritakan tentang seorang Putri Bali yang sangat cantik. Namun karena kecantikannya ia terpaksa kabur dan tinggal menetap di Jawa karena banyak raja-raja yang berkeinginan untuk mempersuntingnya sebagai permaisuri.

aksi teatrikal di candi jawi
Wisata Bangunan Bersejarah di Candi Jawi | Aksi Teatrikal, oleh Ambonejagad

Lokasi Candi Jawi

Lokasi Candi ini berjarak 31 kilometer dari pusat Kota Pasuruan dan berjarak 65 kilometer dari Kota Surabaya. Bagi Anak Nusantara yang naik bus dari arah Surabaya maupun Malang, bisa  turun di Terminal Pandaan. Setelah itu naik angkutan Jurusan Tretes atau Trawas kemudian turun di depan Komplek Candi Jawi. Bisa juga menggunakan kendaraan pribadi dengan melewati Jalan Raya Pantura – Tol Surabaya-Gempol atau Tol Surabaya-Porong. Waktu tempuh yang dibutuhkan sekitar 75 menit dari Kota Surabaya jika arus kendaraan lancar.

Harga Tiket Masuk Candi Jawi

Dalam melestarikan kebudayaan asli Indonesia, tidak ada salahnya sebagai pengunjung, Anak Nusantara ikut memberdayakan kelestariannya dengan membayar biaya tiket masuk. Pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan akan sebanding dengan cara Anda ikut melestarikan peninggalan bangunan bersejarah ini.

Baca Juga:  Candi Dieng dan Sejarahnya yang Penuh dengan Misteri
Jam Operasional 07.00 – 17.00 (Senin – Minggu)
Harga Tiket MasukRp 3.000/orang
Rp 2.000/kendaraan
Tidak ada komentar
Komentar untuk: Sejarah dan Pesona Candi Jawi, Peninggalan Kerajaan Singasari

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ARTIKEL TERBARU

Halo Anak Nusantara, kali ini kita akan membahas secara lengkap mengenai isi prasasti kalasan beserta sejarahnya. Bagi kamu yang penasaran, berikut rangkuman lengkapnya hanya di Museum nusantara.  Sejarah & Pembuat Prasasti Kalasan Prasasti Kalasan adalah prasasti berbahasa Jawa Kuno yang ditemukan di desa Kalibening, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Prasasti ini ditemukan pada […]

Trending

Halo anak Nusantara! Indonesia memiliki banyak peninggalan yang masih ada dan dirawat sampai saat ini, salah satu bentuk peninggalan yang cukup terkenal adalah Candi. Biasanya, candi-candi yang ada di wilayah Indonesia berasal dari zaman kerajaan Hindu-Buddha. Beberapa masih berdiri megah dan menjadi objek pariwisata, sedangkan beberapa peninggalan candi sudah hilang termakan usia. Pada kesempatan kali […]