1. Candi
  2. Kerajaan

Candi Singosari Sebagai Wisata Sejarah Purbakala di Malang

Candi Singosari merupakan bukti bahwa Kerajaan Singosari merupakan kerajaan yang memiliki corak Hindu – Buddha. Candi tersebut terletak di desa Candirenggo, Singosari, Kabupaten Malang, sekitar 10 km dari Kota Malang. Candi Singosari terdiri dari beberapa arca yang terletak di sekitaran lembah gunung Arjuna dan pegunungan Tengger yang memiliki ketinggian 512 mdpl.

Candi Cungkup atau Candi Menara ini, membuktikan bahwa Candi Singosari merupakan candi yang paling tinggi pada saat itu dibandingkan dengan candi-candi di sekelilingnya. Bangunan candi ini terletak di atas batur kaki yang memiliki tinggi 1,5 meter tanpa relief. Deretan tangga yang naik ke selasar candi tidak diapit oleh pipi tangga (di pinggir tangga biasanya) tidak seperti candi lainnya. Pintu masuk candi juga terlihat sederhana tanpa bingkai pahatan. Di atas ambang pintu terdapat pahatan kepala Kala yang juga sangat sederhana pahatannya. Namun kesederhanaan yang dimiliki candi ini tidak menghalangi betapa indahnya Candi Singosari ini yang masih kokoh berdiri hingga saat ini.

Sejarah Candi Singosari di Malang

Menurut Kitab Negarakertagama pupuh 37:7 dan 38:3, Candi Singosari dijadikan sebagai tempat pendharmaan Raja Kertanegara. Bisa juga disebut bangunan persembahan untuk menghormati Raja Kertanegara dari Kerajaan Singosari selain Candi Jawi. Hal ini dilakukan setelah turunnya takhta Raja Kertanegara imbas dari penyerangan oleh Raja Jayakatwang dengan tentara Gelang-gelang dari Kediri. Sama halnya seperti Candi Jawi, candi ini merupakan representasi candi Syiwa. Terlihat dari keberadaan beberapa arca Syiwa yang ada di halaman candi.

Kapan tepatnya Candi Singosari didirikan masih belum diketahui, tetapi para arkeolog memperkirakan candi ini dibangun sekitar tahun 1300 M. Beberapa arkeolog juga menyebutkan bahwa candi ini belum sepenuhnya selesai dibangun pada masa itu. Hal ini terlihat pada ukiran-ukiran dan relief yang ada di tubuh candi masih tergolong sederhana, tidak seperti candi-candi lainnya. Pembangunan Candi Singosari ini menggunakan sistem menumpuk batu andesit hingga ketinggian tertentu. Selanjutnya diteruskan dengan mengukir dari atas baru turun ke bawah, berbeda dengan cara membangun suatu bangunan pada zaman sekarang.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Candi ini pertama kali ditemukan pada abad ke 18, tepatnya pada tahun 1803 oleh Nicolaus Engelhard. Beliau adalah orang Belanda, pecinta sejarah dan barang antik Jawa, pada saat itu ia menjabat sebagai Gubernur Pantai Utara-Timur Jawa. Candi Singosari terletak pada sebuah komplek yang luas dan memiliki 8 candi serta arca-arca yang tersebar. Candi Singosari baru mendapat perhatian dari pemerintah kolonial belanda di awal abad 20. Restorasi dan pemugaran Candi Singosari dimulai tahun 1934, terlihat pada catatan pahatan di kaki candi. Namun  tampaknya pemugaran candi belum sepenuhnya selesai. Terbukti dari bentuk dan tatanan batu-batu dan arca-arca yang sekarang ada di komplek candi dalam keadaan berantakan sejak tahun 1936.

candi singosari di Malang
Candi Singosari di Malang, oleh Sofyan Hadi/satujam

Wisata di Candi Singosari Malang

Di dalam komplek Candi Singosari Anak Nusantara bisa melihat sekaligus belajar mengenai arca-arca yang masih ada. Beberapa arca ada yang dibawa ke Belanda saat pemugaran candi ini berlangsung. Beberapa di antaranya akan Museum Nusantara bahas disini.

Berlokasi di sisi barat laut kompleks candi terdapat arca raksasa, dengan tinggi mencapai 4 meter. Arca raksasa tersebut adalah Dwarapala yang dipercaya sebagai “penjaga pintu” menuju Istana Kerajaan Singosari. Arca Dwarapala memegang gada (senjata besar) yang menghadap ke bawah. Diartikan sebagai wujud penjaganya raksasa namun memiliki rasa kasih sayang terhadap makhluk hidup dan ungkapan selamat datang ke kawasan candi. Arca raksasa ini diketahui hanya ada di Singosari, tidak ada di tempat atau kawasan candi lainnya. Selain itu di dekat arca tersebut terdapat alun-alun atau lapangan luas yang di duga berada di kawasan pusat kerajaan.

Selain arca Dwarapala, di sebelah timur juga ada gerbang yang “dijaga” oleh arca Ganesha atau Ganapati. Sebelah barat dijaga oleh arca Kala dan Amungkala, lalu di sebelah selatan ada gerbang yang dijaga oleh arca Siwa-Guru atau Resi Agastya, dan gerbang utara yang dijaga oleh Batan Gori atau Gauri.

arca dwarapala di candi singosari
Arca Dwarapala di Kawasan Candi Singosari, oleh Hasan Ishaq/ngalam

Di komplek Candi Singosari terdapat arca Prajnaparamita yang melambangkan dewi kebijaksanaan yang ditempatkan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta. Selain arca-arca tersebut, juga ada beberapa arca yang sebagian besar dalam keadaan rusak. Candi-candi tersebut diantaranya arca Syiwa dalam berbagai posisi dan ukuran, arca Durga, dan arca Lembu Nandini.

Tidak ada salahnya berkunjung ke bangunan bersejarah ini, meskipun candi ini tidak sebesar dan semegah Candi Borobudur. Namun tidak ada salahnya Anak Nusantara berkunjung ke situs peninggalan purbakala ini ketika berada di sekitar Kota Malang. Sebagai rakyat Indonesia harus sama-sama melestarikan kebudayaan peninggalan purbakala yang menjadi keunikan Indonesia di mata dunia.

Lokasi Candi Singosari

Candi ini berada di Jalan Tunggul Ametung No.4, Candirenggo, Kec. Singosari, Kabupaten Malang yang berjarak 10 km dari pusat Kota Malang. Anda bisa mengunjungi candi ini dengan moda transportasi bus atau kendaraan pribadi. Tidak terlalu susah menemukan lokasi candi ini.

Apabila menggunakan kendaraan pribadi dari arah Kota Malang, bisa melewati Jalan Raya Malang Lawang dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Jika Anak Nusantara menggunakan kendaraan pribadi dari arah Kota Surabaya, bisa melewati Jalan Tol Surabaya-Pandaan. Setelah itu menuju Jalan Pandaan-Singosari dengan waktu tempuh sekitar 90 menit.

Jika menggunakan moda transportasi bus dari arah Kota Malang, jalanlah ke Jalan Raden Intan lalu naik bus di Terminal Arjosari. Naiklah bus dengan tujuan Karangploso, turun di Terminal Singosari. Berjalan sedikit menuju komplek Candi Singosari dengan waktu tempuh sekitar 40 menit. Jika menggunakan moda transportasi bus dari arah Kota Surabaya, Anda bisa naik bus di Terminal Purabaya. Naik bus dengan tujuan Kota Malang dan turun di Terminal Singosari. Setelah turun, Anak Nusantara hanya perlu berjalan sedikit ke komplek Candi Singosari.

Tiket Masuk dan Jam Operasional Candi Singosari

Menikmati keindahan dan kemegahan suatu peninggalan masa lampau ini, Anak Nusantara dikenakan biaya tiket masuk sebagai tanda menghargai keberadaan candi. Namun untuk Candi Singosari ini tidak menominalkan harga tiket masuk. Pengelola candi menyebutkan biaya tiketnya bersifat sukarela dari pengunjung yang berguna untuk pemeliharaan objek wisata candi ini. Kawasan objek wisata Candi Singosari ini beroperasi setiap hari dari jam 07.00 – 17.00.

Harga Tiket MasukSukarela
Operasional Jam BukaSenin-Minggu | 07.00-17.00 WIB

Baca Juga : Candi Mendut: Peninggalan Sejarah Bercorak Budha

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Candi Singosari Sebagai Wisata Sejarah Purbakala di Malang

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]