1. Perayaan dan Pertunjukkan

12 Upacara Adat Jawa Tengah yang Lestari Hingga Kini

Halo anak Nusantara! Indonesia adalah negara yang kaya akan tradisi. Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi yang unik dan berbeda satu sama lain. Salah satu daerah yang kita akan bahas adalah Jawa Tengah. Jawa Tengah terkenal dengan banyaknya tradisi yang sampai saat ini masih dilestarikan dari generasi ke generasi. Ingin tahu apa saja upacara adat Jawa Tengah? Yuk, simak pembahasan Munus di bawah ini. 

Jawa Tengah, Sebuah Daerah yang Kaya Akan Tradisi

Upacara Adat Jawa Tengah adalah tradisi yang berasal dari provinsi Jawa Tengah. Upacara adat biasanya digelar untuk berbagai perayaan masyarakat, mulai dari tradisi dalam rangka pernikahan, syukuran, atau menghindari sial. Upacara adat dapat bersifat untuk pribadi atau untuk kepentingan bersama.

Ada beberapa upacara adat Jawa Tengah yang masih dipertahankan sampai saat ini oleh masyarakat, tapi ada juga yang sudah tidak lagi dapat diterapkan atau dikenalkan. Alasan yang membuat tidak berlanjutnya suatu tradisi adalah karena tidak diwariskan kepada generasi penerus.

Bagi mayoritas warga Jawa Tengah, upacara adat tidak hanya dianggap sebagai hiburan belaka, tapi sebagai ungkapan rasa syukur atas berkat yang sudah diberikan oleh Sang Pencipta.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

12 Upacara Adat Jawa Tengah Menarik & Masih Lestari Hingga Kini

Terdapat banyak contoh upacara adat Jawa Tengah. Berikut adalah 12 nama upacara Adat Jawa Tengah yang sudah Munus rangkum dari berbagai sumber.

1. Upacara Larung Sesaji

Upacara Larung Sesaji (sumber: Trip Jalan-Jalan)
Upacara Larung Sesaji (sumber: Trip Jalan-Jalan)

Larung Sesaji adalah upacara adat Jawa Tengah yang kerap dilaksanakan oleh masyarakat daerah pesisir pantai utara dan selatan. Upacara ini adalah bentuk dari ucapan syukur atas rezeki, terlebih rasa syukur pada hasil tangkapan saat melaut, serta berharap semoga selalu diberikan keselamatan.

Upacara Larung Sesaji dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan serta hewan sembelihan lalu menghanyutkan sesaji tersebut ke laut pada tanggal 1 Muharam.

2. Upacara Tedak Siten

Upacara Tedak Siten (sumber: Hipwee Young Mom)
Upacara Tedak Siten (sumber: Hipwee Young Mom)

Upacara Tedak Siten adalah upacara yang dilakukan oleh orang tua saat anak mereka sudah menginjak tujuh bulan. Upacara adat Jawa Tengah ini memiliki nama lain upacara turun tanah. Pada upacara turun tanah, si anak akan memijak tanah untuk pertama kali sebagai tujuan untuk memperkenalkannya dengan tanah yang akan ia pijak.

Upacara ini dilaksanakan pada pagi hari 7 bulan setelah kelahiran anak dan sesuai tanggal kelahiran. Upacara ini juga didampingi dengan berbagai kuliner khas Jawa tengah seperti nasi kuning atau jenang boro-boro. Tedak Siten kalian dapat jumpai juga di Jawa Timur.

3. Upacara Tingkeban

Upacara Tingkeban (sumber: Tribun Jogja)
Upacara Tingkeban (sumber: Tribun Jogja)

Upacara adat Jawa Tengah selanjutnya adalah upacara tingkeban atau dalam bahasa jawa lebih dikenal dengan nama “Mitoni”. Upacara dilakukan ketika usia kandungan menginjak usia tujuh bulan. Upacara ini dilakukan dengan memandikan sang ibu dengan air kembang, dan mendoakan supaya jabang bayi mendapat kesehatan dan berkah. Si ibu akan diguyur oleh tujuh sesepuh yang dituakan.

4. Upacara Mendak Kematian

Upacara Mendak Kematian (sumber: Budaya Indonesia)
Upacara Mendak Kematian (sumber: Budaya Indonesia)

Upacara adat Jawa Tengah selanjutnya adalah Mendak Kematian. Upacara ini dilakukan sebagai peringatan 1 tahun setelah seseorang meninggal. Hal ini sesuai dengan kata “mendak kematian”  yang jika diartikan ke bahasa Indonesia berarti “bertemu kematian”. Selain itu, ada juga acara untuk memperingati tujuh hari seseorang meninggal. Upacara ini adalah salah satu bentuk warisan sejak zaman Hindu-Buddha.

5. Upacara Nyewu

Upacara Nyewu (sumber: Kalurahan Triharjo)
Upacara Nyewu (sumber: Kalurahan Triharjo)

Tradisi ini adalah bentuk peringatan kematian seseorang setelah 1000 hari. Acara ini akan dihadiri oleh para tamu undangan yang akan membacakan tahlil serta surah Yasin. Selain itu,  ada juga proses pemanjatan doa kepada orang yang meninggal yang biasanya dipimpin oleh tokoh agama setempat . 

6. Upacara Padusan

Upacara Padusan (sumber: Travel Kompas)
Upacara Padusan (sumber: Travel Kompas)

Upacara adat Jawa Tengah yang keenam adalah Padusan. Padusan berasal dari kata “adus” yang memiliki arti mandi atau membersihkan diri. Tradisi ini dapat dilaksanakan secara bersama dengan tujuan menyucikan jiwa dan raga dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan. Menurut beberapa sumber, Padusan adalah tradisi yang diwariskan oleh Wali Songo, mereka mengkombinasikan budaya Hindu-Jawa dengan ajaran Islam. 

7. Upacara Kenduren

Upacara Kenduren (sumber: Perpustakaan Digital Budaya Indonesia)
Upacara Kenduren (sumber: Perpustakaan Digital Budaya Indonesia)

Upacara Kenduren adalah salah satu upacara adat Jawa Tengah. Nama lain dari Kenduren adalah Slametan. Sampai saat ini tradisi kenduren masih sering dilakukan di masyarakat. Sebelum kedatangan ajaran Islam, Upacara Kenduren adalah kegiatan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama atau ketua suku.

Perbedaannya terdapat dalam makanan. Dahulu makanannya hanya berupa sesajen dan sebagai persembahan. Hal ini berubah ketika tradisi ini digabungkan dengan ajaran Islam. Sesajen persembahan diganti menjadi makan bersama setelah acara selesai.

8. Upacara Selikuran

Upacara Selikuran (sumber: Duta Islam)
Upacara Selikuran (sumber: Duta Islam)

Upacara Selikuran diadakan pada malam ke 21 di bulan Ramadhan. Masyarakat akan melakukan doa bersama dengan dipimpin pemuka agama. Selikur dalam bahasa Jawa memiliki makna sangat spesial.

Masyarakat percaya bahwa waktu ini adalah saat spesial untuk mendekatkan diri pada Tuhan dan mendoakan mereka yang sudah meninggal. Upacara adat ini dapat dimaknai sebagai salah satu bentuk cinta umat agama Islam terhadap Rasulullah dan Islam.

9. Upacara Dugderan

Upacara Dugderan (sumber: Kompas Regional)
Upacara Dugderan (sumber: Kompas Regional)

Dugderan adalah salah satu upacara adat Jawa Tengah yang dilakukan oleh masyarakat kota Semarang. Tujuan upacara ini adalah untuk menyambut bulan Ramadhan. Dugderan dimulai dengan memukul sebuah bedug, kemudian ditambah suara meriam sehingga terdengar suara “Dug Dug Dug Der”. Setelah itu, masyarakat akan melakukan pawai mengelilingi kota dan menyajikan kuliner khas sebagai bentuk penyambutan bulan Ramadhan di Semarang.

10. Upacara Kebo-Keboan

Upacara Kebo-Keboan (sumber: Liputan6)
Upacara Kebo-Keboan (sumber: Liputan6)

Kebo-keboan adalah salah satu upacara yang bertujuan untuk menolak bala. Upacara dilakukan oleh para petani saat menanam atau memanen sawah atau kebun mereka. Upacara adat Jawa Tengah ini bertujuan untuk memohon supaya tanaman mereka tumbuh subur dan dapat menghasilkan panen yang berlimpah.

Upacara ini dilaksanakan dengan 30 orang menyerupai kerbau, lalu diarak keliling kampung. Orang yang berperan sebagai kerbau tersebut berjalan bak kerbau yang membajak sawah.

11. Upacara Siraman

Upacara Siraman (sumber: Seputar Pernikahan)
Upacara Siraman (sumber: Seputar Pernikahan)

Upacara Siraman adalah salah satu upacara adat Jawa Tengah. Acara ini dilaksanakan upacara pernikahan dimana pengantin wanita dimandikan oleh air kembang 7 rupa. Air akan diguyurkan sebagai penyucian sebelum prosesi pernikahan dimulai.

Setelah Siraman, calon pengantin wanita akan dibopong oleh ayahnya untuk kemudian dirias. Setelah dirias, calon pengantin akan melakukan sungkeman dan meminta restu pada ayah dan ibu pengantin supaya pernikahan mereka lancar dan berkah.

12. Upacara Ruwatan

Upacara Ruwatan (sumber: Kompasiana)
Upacara Ruwatan (sumber: Kompasiana)

Upacara adat Jawa Tengah terakhir adalah Upacara Ruwatan. Upacara ini adalah upacara penyucian manusia dari dosa asal. Sebagai contohnya, ada di daerah Dieng. Anak yang memiliki rambut gimbal perlu diruwat supaya selamat dari malapetaka. Mengapa anak rambut gimbal? Masyarakat setempat percaya bahwa anak rambut gimbal adalah keturunan buto ijo.

Baca juga: Upacara Tabuik, Tradisi Khas Masyarakat Sumatera Barat

Setelah mengetahui berbagai upacara adat di atas, kita dapat menyimpulkan jika Jawa Tengah memang merupakan daerah yang kaya akan tradisi. Penjelasan di atas hanya sebagian kecil dari upacara adat Jawa Tengah dan meliputi provinsi Jawa Tengah saja. Indonesia memiliki 33 provinsi. Bisa kalian bayangkan berapa banyak tradisi yang ada di Indonesia. Kita harus bisa untuk menjaga dan melestarikan budaya-budaya tersebut.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: 12 Upacara Adat Jawa Tengah yang Lestari Hingga Kini

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]