1. Perayaan dan Pertunjukkan

Mengenal Pemakaman Unik Khas Toraja, Upacara Rambu Solo

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Budaya serta tradisi yang dimiliki Indonesia juga dapat dibilang sangat beragam. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya suku yang ada di Indonesia. Suku Toraja adalah salah satunya. Seperti kita ketahui bersama, suku Toraja memiliki tradisi yang unik dan beragam. Pada kesempatan kali ini, Munus akan membahas tentang upacara unik khas Suku Toraja, yaitu Upacara Rambu Solo.

Kalian ingin tahu apa itu Upacara Rambu Solo dan makna dibaliknya? Yuk, cari tahu prosesi, makna, dan fakta uniknya di sini.

Upacara Rambu Solo, Pesta Pemakaman Unik Khas Toraja

Upacara Rambu Solo, Pesta Pemakaman Unik Khas Toraja (sumber: Obsession News)
Upacara Rambu Solo, Pesta Pemakaman Unik Khas Toraja (sumber: Obsession News)

Upacara Rambu Solo adalah sebuah ritual pemakaman yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan dilakukan oleh masyarakat Toraja. Masyarakat suku Toraja percaya bahwa kematian adalah suatu perpindahan seseorang dari dunia orang hidup ke dunia para roh atau disebut Puya. Oleh karena itu, jenazah yang sudah meninggal harus diperlakukan seistimewa mungkin oleh keluarga mendiang. 

Upacara Rambu Solo adalah upacara penyempurnaan bagi orang yang meninggal untuk dicap sebagai meninggal. Itu karena jika upacara ini belum terpenuhi, maka orang yang meninggal tersebut akan diperlakukan seperti orang sakit. Mereka bahkan masih diberikan makanan, minuman, atau bahkan dibaringkan ke tempat tidur.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Upacara ini adalah upacara yang sangat penting dan memerlukan biaya serta waktu yang tidak kecil. Seringkali upacara ini dapat dilaksanakan selama hitungan bulan atau bahkan bertahun- tahun sejak jenazah meninggal.

Tingkatan Upacara Rambu Solo

Dalam upacara Rambu Solo, terdapat sebuah tingkatan sesuai dengan strata sosial. Tingkatan ini membuat orang yang meninggal akan diperlakukan sesuai kedudukannya di masyarakat. Berikut adalah beberapa tingkatan dari upacara khas Tana Toraja ini :

1. Dissili’ 

Tingkatan ini adalah upacara untuk anak anak yang belum memiliki gigi, atau untuk orang yang memiliki kedudukan paling rendah.

2. Dipasang Bongi

Upacara pemakaman ini untuk masyarakat pada umumnya. Upacara hanya dilaksanakan selama satu malam.

3. Digoya Tedong

Upacara ini untuk para kalangan yang memiliki kedudukan bangsawan tingkat menengah. Upacara dapat dilaksanakan selama 3-7 hari dan jumlah kurban juga bervariasi sekitar 3 sampai 7 ekor kurban.

4. Rapasan

Upacara tingkat Rapasan adalah upacara yang paling tinggi karena hanya untuk bangsawan kelas tinggi. Tidak tanggung tanggung, jumlah korban sembelihan dapat mencapai 100 ekor dan dapat berlangsung dua kali selama setahun.

Prosesi Upacara Rambu Solo

Prosesi Upacara Rambu Solo (sumber: Kompas)
Prosesi Upacara Rambu Solo (sumber: Kompas)

Terdapat dua prosesi dalam upacara Rambu Solo, yang terbagi atas prosesi pemakaman dan prosesi pertunjukkan kesenian. Prosesi in dilaksanakan dalam satu upacara, tidak terpisah, yang biasanya berlangsung dari 3-7 hari.

Prosesi pemakaman sendiri akan dilaksanakan di tengah kompleks rumah adat Tongkonan. Dalam pelaksanaannya, pemakaman ini akan dibagi lagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama adalah Ma’Tudan Mebalun, di mana jenazah akan dibungkus kain kafan oleh pemimpin upacara yang disebut Tomebalun.

Prosesi kedua adalah Ma’Roto atau prosesi menghiasi peti jenazah dengan hiasan benang emas serta perak. Selanjutnya memasuki prosesi Ma’Popengkalo Alang atau penurunan jenazah ke persemayamannya. Terakhir adalah prosesi Ma’Palao, proses pengantaran jenazah ke kompleks pemakaman.

Pertunjukkan kesenian dalam upacara ini bukan hanya untuk memeriahkan saja, tapi juga bentuk penghormatan bagi yang sudah meninggal. Kesenian yang dipertontonkan meliputi adu kerbau dan penyembelihan kerbau. Setelah kerbau tersebut diarak, kerbau akan ditebas dengan parang dalam sekali ayunan.

Makna Upacara Rambu Solo

Makna upacara Rambu Solo ini adalah jangan terlalu bergantung pada kekayaan duniawi. Salah seorang tokoh masyarakat mengatakan bahwa semua harta mendiang akan dikembalikan pada masyarakat. Penyembelihan kerbau dan babi yang akhirnya akan dibagikan ke masyarakat sekitar adalah cerminan makna upacara ini.

Selain itu, ada juga nilai nilai yang menggambarkan masyarakat Toraja, yaitu tolong menolong, kekeluargaan dan gotong royong. Tanpa upacara adat ini, orang yang ditinggalkan akan mendapat kesialan. Oleh karena itu, sampai saat ini Rambu Solo masih terus dilaksanakan oleh Suku Toraja.

Fakta Unik Upacara Rambu Solo

Terdapat banyak keunikan yang bisa kita lihat dari prosesi pemakaman khas masyarakat Toraja ini. Berikut Munus sudah merangkum beberapa di antaranya.

Proses Penyembelihan di Upacara Rambu Solo (sumber: Boombastis)
Proses Penyembelihan di Upacara Rambu Solo (sumber: Boombastis)

1. Menghabiskan Biaya yang Tidak Sedikit

Prosesi pemakaman ini dapat menghabiskan biaya yang tidak sedikit dan bahkan dapat menyentuh angka miliaran rupiah. Kurban sembelihan berupa babi dan kerbau yang wajib ada pada upacara Rambu Solo membuat biaya yang dihabiskan semakin banyak. Tujuannya supaya mendiang dapat pergi dari dunia dengan bahagia. Oleh sebab itu, upacara ini dapat disebut sebagai upacara pemakaman termahal di dunia. 

2. Proses Penyembelihan yang Tidak Biasa

Dalam proses penyembelihan atau juga disebut Ma’tinggoro Tedong, suku Toraja melakukan dengan cara yang tidak biasa. Penyembelih kerbau disebut Pa’tinggoro Tedong ini akan dilakukan saat kerbau berdiri dengan leher terangkat. Penyembelih melakukannya dalam sekali tebasan dengan parang sampai kerbau mati. Parang yang digunakan juga parang yang khusus yang disebut Labo Dualalan.

3. Upacara yang Dapat Melambangkan Kasta Atau Status Keluarga

Upacara Rambu Solo juga dapat melambangkan kasta atau status keluarga. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kurban sembelihan. Semakin tinggi status atau kasta keluarga, maka semakin banyak kurban yang disembelih.

Pada awalnya Rambu Solo hanya boleh dilakukan oleh bangsawan kelas atas dan kelas menengah, karena golongan ini dirasa dapat menyediakan 24 ekor kerbau untuk disembelih. Seiring berjalannya waktu, siapa saja dapat melaksanakan upacara ini. Jenazah bisa disemayamkan sangat lama tergantung kesanggupan keluarga untuk menggelar upacara.

4. Membantu Banyak Orang yang Kurang Mampu

Jika kita berpikir secara rasional, upacara ini terdengar sangat boros. Padahal, upacara ini juga memiliki nilai tersendiri. Selain bentuk penghormatan pada mendiang yang sudah meninggal, Rambu Solo juga menggambarkan semangat tolong menolong antar manusia. Kerbau yang sudah disembelih akan diambil dagingnya, dan daging tersebut akan dibagi-bagikan pada mereka yang membutuhkan.

Perbedaan Upacara Rambu Solo dan Rambu Tuka

Selain memiliki Rambu Solo, Tana Toraja juga memiliki upacara lain bernama Upacara Rambu Tuka. Kedua upacara ini memang sekilas terdengar sama, karena nama Rambu yang ada pada keduanya. Kedua upacara ini memiliki nama yang mirip, tapi tujuannya berbeda. Rambu tuka sendiri adalah upacara untuk mengucap rasa syukur atau terima kasih.

Selain itu juga terdapat berbagai perbedaannya sebagai berikut.

1. Tujuan Upacara 

Seperti yang sudah Munus tulis di atas, kedua upacara Rambu memiliki tujuan yang berbeda. Rambu Solo bertujuan untuk menghormati anggota keluarga yang meninggal. Sedangkan Rambu Tuka bertujuan untuk mengucap rasa syukur, seperti contohnya mengucap syukur atas rumah baru, hasil panen, atau pernikahan.

2. Undangan

Upacara Rambu Solo dapat diikuti oleh semua orang, siapa saja dapat mengikuti upacara ini. Rambu Tuka lebih eksklusif karena hanya tetangga, kerabat, serta orang orang yang diundang yang boleh ikut upacara ini.

3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Upacara Rambu Solo diadakan di bagian barat kompleks Tongkonan pada siang hari. Rambu Tuka diadakan sebelum siang hari dan dilakukan di bagian timur Tongkonan. Perbedaan ini berdasarkan Rambu Tuka dalam bahasa Toraja berarti asap yang naik sebelum matahari sampai puncak. Sedangkan rambu solo berarti asap yang bergerak ke bawah.

4. Warna Busana

Oleh karena makna dan tujuannya yang berbeda tentu busana yang dipakai juga berbeda. Rambu Solo tentu memakai warna hitam sebagai warna busana utamanya karena sesuai dengan suasana duka. Sedangkan Rambu Tuka menggunakan warna cerah sebagai wujud perasaan gembira dan syukur.

Baca juga: Mengenal Karapan Sapi, Tradisi Balapan Seru Asal Madura

Nilai nilai yang terkandung dalam upacara Rambu Solo begitu banyak dan sangat menggambarkan Indonesia. Semoga artikel Munus kali ini dapat membuat kita semua semakin menjunjung tinggi budaya budaya yang ada di Indonesia.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Mengenal Pemakaman Unik Khas Toraja, Upacara Rambu Solo

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]

    Trending

    Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, sangat banyak terjadinya pemberontakan. Salah satunya, pemberontakan petani Banten 1888. Pemberontakan ini merupakan bentuk perlawanan para petani di Cilegon, Banten terhadap peraturan yang dibuat oleh Pemerintahan Kolonial Belanda. Lantas, bagaimanakah cerita dari pemberontakan ini yang menjadi bagian sejarah? Kalian bisa baca ceritanya, pada artikel ini! Awal Mula Pemberontakan Petani […]
    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas […]