Indonesia adalah negara dengan beragam agama yang dianut oleh penduduknya. Agama yang ada di Indonesia diantaranya Hindu, Budha, Kristen, Katolik dan Islam. Islam yang merupakan agama mayoritas memiliki sepak terjang yang sangat panjang dalam penyebarannya. Salah satu pendakwah Islam yang terkenal di Indonesia pada awal mula berkembangnya Islam khususnya di Tanah Jawa adalah Sunan Gresik yang tergabung dalam kelompok Walisongo.
Sunan Gresik sendiri dipercaya sebagai anggota Walisongo pertama yang menginjakkan kaki dan memulai dakwahnya di tanah Jawa. Beliau merupakan seorang ulama besar yang menyiarkan ajaran agama Islam melalui pendekatan kepada penduduk Indonesia. Hal terkait Sunan Gresik mulai dari biografi, nama asli, sejarah, hingga kisahnya telah Munus rangkum sebagai berikut.
Biografi Sunan Gresik
Daftar Isi
Nama asli Sunan Gresik adalah Maulana Malik Ibrahim. Selain itu, beliau juga dikenal dengan sebutan lain seperti Syeikh Maghribi dan juga Kakek Bantal. Sebagai salah satu anggota dari Walisongo, beliau diyakini sebagai pendakwah senior yang memulai syiarnya di Pulau Jawa. Asal-usul beliau tidak pasti, namun para pemerhati sejarah sepakat bahwasanya beliau bukanlah asli berasal dari Indonesia.
Ada beberapa ahli sejarah yang berpendapat bahwasanya seorang Syeikh Maulana Malik Ibrahim berasal dari daerah Maroko, Afrika Utara. Hal tersebut dikaitkan dengan nama sebutan beliau yaitu Syeikh Maghribi. Lain halnya dengan tulisan yang ada di naskah babad Tanah Jawi oleh J.J Menisma yang berpendapat bahwa nama Sunan Gresik adalah Makhdum Ibrahim As-Samarqandi. Nama tersebut apabila dilafalkan oleh orang Jawa maka akan berubah menjadi Syeikh Ibrahim Asmarakandi.
Berdasarkan nama As-Samarqandi tersebut, Maulana Malik Ibrahim diperkirakan berasal dari daerah Samarkand yang lahir pada sekitar awal abad ke-14. Beliau juga merupakan anak seorang ulama Persia, Maulana Jumadil Kubro, yang bertempat tinggal di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro sendiri diyakini oleh masyarakat sebagai keturunan ke sepuluh dari cucu Rasulullah yaitu Sayyidina Husein.
Selain asal-muasal Sunan Gresik di atas, masih ada beberapa pendapat yang mengemukakan pendapat berbeda dari yang lainnya terkait asal-usul beliau. Menurut buku The History of Java , yaitu buku yang menceritakan asal mula Kota Gresik oleh Sir Thomas Stamford Raffless, dijelaskan bahwasanya Maulana Malik Ibrahim berasal dari daerah Arabia.
Baca juga: Biografi Sunan Kalijaga: Kisah Kehidupan Dakwah yang Nyentrik
Sejarah Sunan Gresik
Seorang Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, sekarang lebih dikenal sebagai Kamboja, dan berkeluarga di sana. Beliau menikah dengan seorang putri Raja dan dikaruniai oleh dua buah hati. Buah hati mereka adalah Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha.
Tak hanya membangun sebuah keluarga saat berada di Campa, beliau juga menjalankan misi dakwah yang berakhir pada tahun 1392 karena beliau pindah ke tanah Jawa. Beliau menginjakkan kakinya di tanah Jawa pertama kali di daerah Desa Sembalo yang berada di wilayah kekuasaan Majapahit. Keberadaan Desa Sembalo saat ini ada di bagian daerah Leran, tepatnya di Kecamatan Manyar berjarak sekitar 9 km di utara Kota Gresik.
Cara Berdakwah Sunan Gresik
Sesampainya di Jawa, beliau melanjutkan kegiatan dakwahnya menggunakan beberapa cara atau metode. Dalam melakukan dakwahnya, beliau tidak pernah menggunakan kekerasan atau memaksa masyarakat, akan tetapi beliau dengan sabar mengenalkan Islam secara perlahan dan dengan kelembutan. Beliau juga berdagang berbagai macam kebutuhan pokok dengan harga murah dan mulai berinteraksi dengan masyarakat setempat. Melalui perdagangan, beliau bisa mendekati masyarakat dan sedikit-demi sedikit mulai bisa mengenalkan ajaran Islam.
Selain itu, beliau juga menawarkan diri untuk mengobati masyarakat yang sedang sakit dengan tidak memungut biaya alias gratis. Saat beliau masih di Campa, dikabarkan bahwa beliau pernah diundang ke salah satu kerajaan untuk mengobati seorang istri raja. Melalui ini lah seorang Maulana Malik Ibrahim ini dapat dengan mudah mendapatkan hati dan simpati rakyat.
Ulama Islam yang juga memiliki sebutan Kakek Bantal ini tidak berhenti hanya menggunakan metode perdagangan dan pengobatan. Namun, ia juga memanfaatkan profesi masyarakat yang rata-rata adalah seorang petani dengan cara mengajarkan mereka bercocok tanam. Beliau mengenalkan terobosan dan teknik baru dalam bercocok tanam sehingga menghasilkan panen yang lebih banyak.
Dengan ketiga metode dakwah di atas, Sunan Gresik berusaha untuk merangkul segala golongan khususnya masyarakat yang ada di kasta rendah di agama Hindu. Karena kasta rendah biasanya disisihkan dan tidak mendapat perhatian dari para pemimpin. Oleh karena itu, upaya Maulana Malik Ibrahim dalam merebut hati dan simpati rakyat menuai kesuksesan dimana saat itu juga bertepatan dengan terjadinya perang saudara dan kondisi ekonomi yang tidak stabil.
Makam Sunan Gresik
Syeikh Maulana Malik Ibrahim menghadap penciptanya pada tahun 1419 M. Beliau meninggal pada hari Senin 12 Rabiul Awal 822 H dan dikebumikan di daerah Gresik. Lokasi makamnya tepat berada di wilayah Gapura Waten Gresik. Di lokasi makam, terdapat dua buah bagian makam yang berisikan Sunan Gresik sendiri dan juga ulama Gresik lainnya. Tidak perlu khawatir akan akses menuju makamnya karena ia tidak terletak di pinggiran kota maupun di jalan yang menanjak, akan tetapi makam beliau terletak dekat dengan alun-alun Kota Gresik.
Peninggalan Sunan Gresik
Terdapat beberapa peninggalan dari Sunan Gresik yang beliau buat ketika beliau masih hidup. Karena beliau adalah tipe orang yang memikirkan umat, maka peninggalannya pun merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi umat Islam khususnya dan bagi masyarakat luas secara umumnya. Berikut adalah beberapa peninggalan yang ditinggalkan Sunan Gresik setelah beliau wafat.
1. Sumur Pesucinan
Air merupakan sumber kehidupan. Oleh karena itu Maulana Malik Ibrahim membuat sebuah sumur untuk dipakai bersama. Sumur itu sendiri bertempat di kawasan kompleks Masjid Pesucinan. Orang-orang yang datang berziarah ke makam beliau pun biasanya akan meminum air dari sumur tersebut karena mitos yang mereka percayai bahwa air tersebut dapat menyembuhkan suatu penyakit.
2. Masjid Pesucinan
Memiliki bentuk bangunan perpaduan antara vihara dan pura, masjid ini dahulu dibuat dengan tujuan masyarakat Hindu dan Budha merasa dihargai dan lebih mudah menerima Islam. Masjid ini terletak di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Bangunan yang unik dan kental akan nuansa kerajaan juga dilengkapi dengan bebatuan arsenik yang tampak mengelilingi masjid. Tak hanya menarik bagi orang Islam, masjid ini juga banyak dikunjungi masyarakat non-Islam berkat bangunannya tersebut yang unik.
3. Batu Arsenik Raksasa
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwasanya bangunan Masjid Pesucinan dikelilingi oleh batu arsenik. Namun, batu arsenik yang paling menarik adalah yang berada di bagian depan Masjid. Batu tersebut menarik banyak perhatian akibat ukurannya yang besar dan berbeda dari batu arsenik di sekeliling masjid.
Kesimpulan
Salah satu anggota senior dari perkumpulan pendakwah Walisongo adalah Sunan Gresik. Beliau menyebarkan syariat Islam melalui cara yang sangat elegan sehingga membuat masyarakat yang saat itu beragama Hindu dapat menerimanya dengan mudah tanpa adanya pemaksaan. Maka dari itu, patut lah sekiranya masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam ini untuk selalu melaksanakan ajaran Islam dan melanjutkan perjuangan dakwah beliau.
Baca juga: Sunan Gunung Jati: Biografi, Kisah, Hingga Silsilah
Tidak ada komentar