Candi Sari adalah salah satu bangunan bersejarah Jogja yang wajib Anak Nusantara kunjungi. Candi tersebut bisa menjadi alternatif referensi tempat wisata yang ada di Kota Gudeg. Tak kalah indah dari Candi Borobudur dan Candi Prambanan, candi ini memiliki banyak ciri khas dan keunikan yang hanya bisa ditemukan disana. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa Candi Sari Jogja ini termasuk tempat wisata Jogja yang jarang dikunjungi oleh wisatawan. Diakibatkan wisatawan yang kurang informasi dan perhatiannya banyak yang tertuju kepada bangunan bersejarah yang sudah terkenal. Sangat disayangkan bukan?
Candi Sari yang sudah menjadi situs cagar budaya Indonesia sejak 1992 harus dijaga bersama. Candi indah nan menawan ini punya banyak hal unik yang harus Anak Nusantara ketahui. Mulai dari sejarahnya, struktur bangunannya, hingga filosofi kegunaan bangunan sangat menarik untuk diamati. Ingin tahu lebih banyak tentang Candi Sari Yogyakarta? Simak artikel di bawah ini sampai habis ya!
Kisah Sejarah Candi Sari abad ke-20
Daftar Isi
Keberadaan candi ini mulai terungkap ketika pertama kali ditemukan pada awal abad ke-20 dalam keadaan rusak parah. Proses perbaikan tahap pertama yang dimulai pada tahun 1929 – 1930 dipimpin oleh Bernet Kempers, arkeolog Belanda pecinta budaya Nusantara. Kempers mengatakan proses perbaikan tersebut belum sepenuhnya mengembalikan bentuk asli dari candi. Hal ini disebabkan oleh bagian-bagian candi yang hilang dan adanya kerusakan di beberapa bagian-bagian candi yang tidak terbuat dari batu.
Kempers juga berpendapat bahwa bangunan Candi Sari Yogyakarta yang ada sekarang hanyalah sebagian dari keseluruhan komplek candi. Diperkirakan pula kawasan candi tersebut dikelilingi oleh pagar batu. Berdasarkan bangunan candi yang berdiri hingga saat ini, candi ini memang bangunan bertingkat dua bahkan tingkat tiga yang digunakan untuk kegiatan keagamaan, kegiatan belajar mengajar pendeta Budha, dan tempat menyimpan barang-barang keagamaan.
Pembangunan Candi Sari Jogja
Menurut Prasasti Kalasan (778 M) Candi Sari atau Candi Bendan dibangun pada abad ke-8 Masehi. Pembangunan candi tersebut dipercaya berkaitan dengan Candi Kalasan yang berlokasi tidak jauh dari Candi Sari Jogja, hanya sekitar 3 kilometer. Pada Prasasti Kalasan disebutkan pula alasan dan kegunaan kedua bangunan candi tersebut.
Maharaja Tejapurnama Panangkarana atau lebih dikenal dengan Rakai Panangkaran mendapat saran dari beberapa pemuka agama Wangsa Syailendra untuk mendirikan bangunan suci dan tempat tinggal untuk pendeta Budha (vihara). Saran tersebut direalisasikan Rakai Panangkaran saat ia menjadi raja kedua Kerajaan Mataram Hindu. Setelah diteliti, bangunan suci yang digunakan sebagai tempat pemujaan Dewi Tara saat ini bernama Candi Kalasan. Sedangkan tempat tinggal pendeta Budha yang dimaksud adalah Candi Sari Yogyakarta. Hal tersebut diperkuat dengan struktur bangunan dan bagian-bagian candi yang menyerupai bangunan tempat tinggal. Selain itu, kedua candi yang dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran ini memiliki kesamaan arsitektur dan relief Hindu-Budha.
Secara keseluruhan Candi Sari Jogja memiliki luas bangunan sekitar 17,3 m x 10 m dengan tinggi sekitar 17 m – 18 m dari permukaan tanah hingga puncak stupa. Tak ketinggalan bangunan candi ini dilengkapi dengan relief Hindu-Budha dan relung-relung berisi arca pada dinding candi. Apa itu relief? Relief adalah seni pahat atau ukiran tiga dimensi pada batu yang umum dijumpai pada bangunan kuno, seperti pada candi. Keunikan Candi Sari Yogyakarta lainnya adalah lapisan dinding luar bangunan candi yang diberi Vajralepa atau Brajalepa, semacam bahan plesteran kuno yang dimiliki pula oleh Candi Kalasan.
Struktur Bangunan Candi
Anda bisa melihat struktur bangunan candi dari luar dimana tubuh candi dibagi menjadi dua tingkat karena adanya bagian dinding yang menonjol mengelilingi tengah tubuh candi. Ditambah dengan adanya tiang-tiang pada dinding lantai dasar dan relung di lantai atas. Dahulu relung-relung yang ada di seluruh bangunan candi berisi arca-arca Budha yang indah, namun kini relung tersebut sudah kosong karena arca-arca dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Apabila dihitung, keseluruhan jumlah arca yang dimiliki candi adalah 36 buah arca, yang masing-masing tersebar di beberapa bagian tubuh candi. Di sebelah timur atau depan candi terdapat 8 arca, sebelah utara terdapat 8 arca, sebelah selatan terdapat 8 arca, dan di sebelah barat atau belakang candi terdapat 12 arca. Ukuran arca-arca tersebut tidak jauh berbeda dengan tinggi manusia rata-rata saat ini.
Selain berhiaskan relung berisi arca yang indah, dinding bangunan Candi Sari Jogja ini memiliki kumpulan relief Hindu-Budha dalam berbagai bentuk. Beberapa diantaranya adalah motif Kinara Kinari (manusia burung mitologi Budha), suluran, dan kumuda (daun dan bunga yang menjulur keluar dari sebuah wadah bulat). Jika anda amati lebih detail, pada bagian atas relung-relung dan jendela candi terdapat pahatan Kalamakara tanpa rahang bawah yang terlihat sederhana.
Pada bagian dalam candi terdapat tiga ruangan yang masing-masing memiliki ukuran 3,48 m x 5,80 m. Sebenarnya ruangan-ruangan tersebut dibagi menjadi dua tingkat yang dipisahkan dengan lantai kayu, sehingga keseluruhan ruangan yang dimiliki candi ini ada 6 ruangan. Ruangan-ruangan tadi difungsikan sesuai kebutuhan, lantai dasar digunakan sebagai tempat beribadah dan kegiatan belajar mengajar sedangkan lantai atas digunakan sebagai tempat penyimpanan barang keagamaan dan arca.
Atap candi berbentuk persegi berhiaskan tiga relung di masing-masing sisi. Relung-relung tersebut dihiasi oleh relief Hindu-Budha bermotif suluran dan Kalamakara. Puncak candi yang berupa stupa ini menambah keindahan dan kemegahan keseluruhan bangunan-bangunan Candi Sari Jogja.
Fasilitas untuk Wisatawan Candi Sari
Komplek Candi Sari Jogja tidak hanya menyajikan keindahan bangunan candi yang begitu eksotis. Pengelola candi juga menyediakan fasilitas pendukung yang cukup lengkap untuk memanjakan wisatawan. Diantaranya :
- Kamar mandi,
- Mushola,
- Tempat istirahat,
- Tempat makan / restoran,
- Penginapan,
- Pusat oleh-oleh, dan
- Area parkir.
Daya Tarik Wisata Candi Sari
Pengalaman berwisata anda di Candi Sari Yogyakarta akan semakin lengkap dengan melihat keunikan dari indahnya bangunan candi ini. Adapun daya tarik candi yang hanya bisa anda lihat di Candi Sari, yaitu :
> 36 arca dengan sikap Tribangga
Apabila dikalkulasi, candi ini memiliki 36 buah arca yang tersebar di lingkup candi tersebut, yang masing-masing berada di sebelah timur atau depan candi terdapat 8 arca, di sebelah utara terdapat 8 arca, di sebelah selatan terdapat 8 arca, dan di sebelah barat atau belakang candi terdapat 12 arca yang masing-masing arca berada dalam sikap Tribangga atau posisi memegang teratai sebagai lambang keindahan.
> 9 stupa yang berjajar rapi
Keunikan stupa di Candi Sari Jogja ini disebabkan oleh susunan 9 stupa yang berjajar rapi di tiga deret.
> Menikmati suasana di sekeliling candi yang asri
Pesona alam yang ada di sekitar candi juga jangan sampai anda lewatkan. Anak Nusantara bisa menikmati keindahan bangunan dan bagian-bagian candi dari luar sembari duduk santai di bawah pohon-pohon rindang.
> Spot foto yang unik
Candi ini memiliki banyak sudut menarik yang bisa anda jadikan latar belakang swafoto. Anda bisa foto di depan candi, di ambang pintu yang memiliki berbagai macam motif pahatan seperti Kinara Kinari (manusia burung mitologi Budha), suluran, dan kumuda (daun dan bunga yang menjulur keluar dari sebuah wadah bulat).
Lokasi Wisata Lain di Sekitar Candi
Candi Prambanan
Kawasan Sleman memang terkenal dengan koleksi bangunan candi yang bisa menjadi jujugan anda berwisata di Jogja. Salah satunya adalah Candi Prambanan. Candi Hindu terbesar di Indonesia ini memiliki banyak sejarah dari cerita Rama dan Shinta yang disampaikan dalam relief yang menarik untuk diketahui. Selain bangunan candi, anda bisa menikmati keindahan alam yang dimiliki komplek Candi Prambanan ini.
Candi Kalasan
Candi Kalasan berlokasi tidak jauh dari Candi Sari Jogja, hanya sekitar 3 kilometer. Antara Candi Sari Yogyakarta dan Candi Kalasan ini memiliki kesamaan arsitektur dan relief Hindu-Budha dimana dinding luar kedua candi tersebut menggunakan Vajralepa atau Brajalepa, sejenis plesteran yang digunakan untuk melindungi dinding batu candi bagian luar dari jamur dan lumut. Candi yang dipercaya sebagai candi Budha tertua di Yogyakarta ini memiliki bentuk bangunan candi dan atap unik yang wajib anda kunjungi. Pemandangan alam di sekitarnya pun tak kalah indah sebagai pelengkap momen liburan anda yang menyenangkan.
Candi Barong
Candi unik yang wajib anda kunjungi setelah Candi Sari Jogja adalah Candi Barong. Berlokasi di Dusun Candisari, Sleman bangunan candi ini memiliki daya tarik yang unik, yaitu adanya hiasan kala menyerupai singa / barong di setiap sisi badan candi. Candi bercorak Hindu yang dipercaya sebagai tempat pemujaan Dewa Wisnu ini juga menarik untuk anda kunjungi. Bangunan candi yang penuh kesan magis dan bagian-bagian candi yang dipenuhi pahatan atau relief indah menambah nilai tersendiri pada candi Hindu ini.
Candi Sambisari
Candi Sambisari adalah candi Hindu terunik yang pernah ada. Hal ini dikarenakan komplek candi tersebut berada di bawah permukaan tanah sedalam 6,5 meter. Asal usul penemuan candi pun tergolong unik, yaitu ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang petani yang sedang berladang di sawahnya. Candi yang berlokasi di Desa Sambisari, Kalasan, Sleman ini menawarkan spot foto yang keren. Latar belakang komplek candi yang terlihat secara utuh akan terlihat jika Anak Nusantara mengambil foto dari ketinggian.
Candi Plaosan
Candi Plaosan yang memiliki banyak nilai filosofi kehidupan dibalik pembangunannya. Dikisahkan pembangunan candi ini terdapat unsur toleransi beragama di dalamnya, karena candi dibangun oleh Rakai Pikatan yang beragama Hindu untuk permaisurinya, Pramodyawardani, yang beragama Budha. Cerita dibalik berdirinya Candi Plaosan ini menandakan betapa indahnya toleransi untuk hidup yang lebih indah. Tak heran jika struktur bangunan candi tersebut terlihat memadukan budaya Hindu dan Budha yang terlihat menawan.
Tips Mengunjungi Candi Sari
- Gunakan pakaian yang nyaman serta sopan, sebagai tanda menghargai keberadaan bangunan suci umat Budha
- Menyewa pemandu wisata agar anda bisa mendapatkan informasi mengenai Candi Sari Jogja secara lengkap
- Pastikan anda membawa bekal air minum dan makanan secukupnya sebagai antisipasi kebutuhan hidrasi tubuh
- Dilarang membuang sampah sembarangan di sekitar kawasan candi
- Tidak boleh mengambil apapun yang ada di dalam candi
- Dilarang melakukan vandalisme (coret-coret) pada bangunan candi
- Pastikan alat bantu berfoto seperti handphone atau kamera dalam kondisi bagus dan baterai terisi penuh
Lokasi dan Rute Menuju Candi Sari
Candi Sari Yogyakarta berada di Jalan Candisari, Desa Bendan, Kelurahan Tirtamartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Letaknya yang tidak jauh sekitar 3 kilometer dari Candi Kalasan dan 10 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta. Lokasinya yang berada di dekat jalan raya utama ini mudah diakses dengan berbagai moda transportasi yang ada. Mulai dari motor, mobil, taksi konvensional, taksi online, hingga bus.
Jika anda datang dari arah pusat Kota Yogyakarta, silahkan lurus melewati Jl. Laksda Adisucipto atau jalan raya Solo – Yogyakarta sejauh 7,7 km. Setelah itu silahkan belok ke kiri sejauh 200 meter untuk sampai di Jl. Candi Sari. Lalu, belok ke kanan untuk tetap di Jl. Candi Sari dan tujuan anda ada di sebelah kiri.
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk
Hari | Jam Operasional |
Senin – Minggu | 08.00 – 15.00 WIB |
Kategori | Harga Tiket |
Semua kalangan | Rp 5.000 / orang |
Parkir Motor | Rp 3.000 / unit |
Parkir Mobil | Rp 5.000 / unit |
Baca Juga : Candi Plaosan: Saksi Kisah Cinta Dua Agama Berbeda
Tidak ada komentar