1. Museum
  2. Museum Arkeologi
  3. Museum Sejarah

Museum Sangiran Dijadikan Sebagai Situs Warisan Dunia

Museum Sangiran adalah sebuah museum yang menampilkan benda-benda purbakala dari situs penggalian arkeologis di Jawa Tengah. Situs penggalian tersebut berhasil mendapatkan fosil-fosil manusia purba, contohnya seperti Pithecanthropus Erectus, Meganthropus dan banyak fosil lainnya yang ditemukan.

Penemuan fosil di Situs Sangiran yang menjadi tahapan penting bagi sejarah manusia adalah fosil Homo Erectus yang menjadi salah satu petunjuk penemuan keberadaan manusia 150 ribu tahun yang lalu.

Hasil dari penggalian oleh situs penggalian arkeologis di Jawa Tengah mendapatkan perhatian dari pemerintah Indonesia, sehingga pada tahun 1977 area tersebut ditetapkan sebagai cagar budaya. Wilayah Museum Sangiran tidak hanya mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia, namun juga telah mencuri perhatian dari UNESCO dan situs penggalian arkeologis tersebut ditetapkan sebagai situs warisan dunia pada tahun 1996.

Beberapa fosil dari manusia purba tidak hanya tersimpan di Museum Sangiran, namun fosil tersebut juga tersimpan rapi di Museum Geologi Bandung dan Laboratorium Paleoantropologi Yogyakarta. Tetapi, Museum Sangiran merupakan situs prasejarah yang memiliki peran sangat penting dalam memahami proses evolusi manusia, sekaligus merupakan situs purbakala yang paling lengkap tak hanya di Asia namun di dunia.

Jika Anak Nusantara ingin mengetahui dan mempelajari lebih dalam tentang fosil manusia, maka Museum Fosil Sangiran adalah pilihan yang paling tepat. Museum Fosil Sangiran salah satu museum di Solo ini akan memberikan kehidupan manusia di masa lampau dan untuk perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian antropologi, arkeologi, biology, paleoantropologi, geologi dan yang pasti untuk bidang kepariwisataan.

Artikel Terkait

  • Cause and Effect: Rumus, Fungsi, serta Contoh Kalimatnya
    by Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on September 19, 2023 at 3:45 am

    Cause and effect merupakan salah satu jenis kalimat yang paling sering digunakan baik dalam teks maupun percakapan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk kita mengetahui cara menyusun kalimat ini dengan benar. Sebagian orang pun masih melakukan kesalahan dalam menyatakan sebab dan akibat dalam bahasa Inggris.  Misalnya, “Because sick, she can’t come to school.” Klausa pertama The post Cause and Effect: Rumus, Fungsi, serta Contoh Kalimatnya appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Jenis-Jenis Puisi Lama, Ciri-Ciri dan Contohnya, Lengkap!
    by Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on September 18, 2023 at 3:05 am

    Puisi terbagi menjadi dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi baru. Perbedaan yang signifikan diantara keduanya yaitu pada aturan penulisannya. Puisi lama biasanya lebih kaku karena adanya aturan seperti jumlah kata dan pengulangan kata. Setiap jenisnya pun memiliki ketentuannya sendiri. Kawan Literasi pasti sudah tidak asing dengan pantun atau syair. Pantun dan syair merupakan beberapa The post Jenis-Jenis Puisi Lama, Ciri-Ciri dan Contohnya, Lengkap! appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Struktur Teks Laporan Percobaan, Ciri-Ciri dan Contohnya
    by Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 11:48 am

    Teks laporan percobaan merupakan salah satu jenis teks yang ada dalam materi Bahasa Indonesia. Teks ini berfungsi untuk melaporkan percobaan yang dilakukan oleh seorang penulis. Penulisannya tentu tidak boleh asal, sebab teks ini harus menyatakan fakta hasil dari percobaan dan disusun dengan sistematis. Untuk mengetahuinya lebih jauh, simak artikel berikut hingga akhir, Kawan Literasi! Apa Artikel Struktur Teks Laporan Percobaan, Ciri-Ciri dan Contohnya pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • 13 Tanda Baca, Fungsi, dan Contoh Penggunaan sesuai EYD
    by Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 8:38 am

    Dalam suatu kalimat, terdapat tanda baca yang biasanya digunakan. Baik itu kalimat pernyataan, kalimat tanya, atau kalimat seruan. Masing-masing menggunakan tanda baca sesuai fungsinya. Contohnya, tanda titik (.) yang umumnya digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat berita.  Fungsi tanda baca adalah memudahkan pembaca untuk memberi jeda, mengetahui struktur suatu kalimat, dan menentukan intonasi. Lalu, bagaimana fungsi Artikel 13 Tanda Baca, Fungsi, dan Contoh Penggunaan sesuai EYD pertama kali tampil pada Studio Literasi.

Sejarah Museum Sangiran

Sejarah Museum Sangiran pastinya bermulai dari situs penggalian arkeologis saat itu. Namun ternyata sejarah Museum Sangiran itu sendiri sudah dimulai sejak Indonesia masih dijajah oleh Belanda.

Pada sekitaran tahun 1883, pemerintah kolonial Belanda mengirimkan seorang yang ahli paleoanthropologist, sebuah cabang ilmu arkeologi yang fokusnya hanya mempelajari manusia, untuk melakukan persiapan penggalian di Sangiran. Rencana dari penggalian tersebut dipimpin oleh Eugene Dubois yang ternyata dia pun tidak menemukan fosil-fosil yang menarik. Dubois malah menemukan fosil kehidupan purbakala di daerah Trinil Jawa Timur.

Kemudian berlanjut di tahun 1934, Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald yang adalah seorang antropologis itu mulai memeriksa area Sangiran. Bertahun-tahun setelahnya, seorang antropologis tersebut menemukan nenek moyang manusia yang bernama Pithecanthropus Erectus atau yang bisa disebut juga dengan Java Man atau Manusia Jawa. Setelah penemuan tersebut, maka Pithecanthropus diklasifikasikan ke dalam kelompok Homo Erectus. Tidak memberhentikan pencarian fosil lainnya, von Koenigswald menemukan enam puluh fosil lainnya, diantaranya Meganthropus. Hasil penemuan darinya ternyata terus bertambah dan menemukan temuan fosil lain yaitu fosil berupa kranium dan beberapa fosil hewan buruan manusia purba.

Dengan seluruh penemuan yang dicapai oleh von Koenigswald di situs Museum Sangiran saat jaman itu mulai mendapat perhatian dari pemerintah. Akhirnya pada tahun 1977, pemerintah Indonesia menetapkan area Museum Sangiran seluas 56 km2 sebagai Daerah Cagar Budaya. Tak hanya itu, pemerintah kemudian mendirikan Museum Fosil Sangiran dan laboratorium sederhana di Sangiran. Keputusan pemerintah Indonesia yang menjadikan wilayah tersebut sebagai Cagar Budaya diikuti dengan penetapan daerah Museum Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada tahun 1996.

museum sangiran
Museum Sangiran, oleh Pagguci

Dari segala rangkaian segala penetapan tersebut ternyata Museum Sangiran tidak dibuka untuk umum hingga pada tanggal 15 Desember 2011, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan meresmikan Museum Fosil Sangiran dibuka untuk umum. Kemudian dilanjutkan pada bulan Februari 2012, mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Museum Fosil Sangiran dengan ditemani oleh sebelas Menteri kabinet. Dengan seiring berjalannya waktu, para akademisi dan arkeologis asal Indonesia mempelajari dan meneliti daerah Museum Fosil Sangiran.

Perlu juga untuk diketahui Anak Nusantara, daerah Museum Fosil Sangiran ini dilewati oleh sungai Kali Cemoro yang bermuara di Bengawan Solo. Daerah ini mengalami erosi tanah sehingga lapisan tanah yang terbentuk tampak jelas berbeda antara lapisan tanah yang satu dengan lainnya. Nah! Pada lapisan tanah tersebut itulah yang hingga saat ini masih banyak ditemukan fosil-fosil manusia maupun binatang purba.

Koleksi Museum Sangiran

Koleksi fosil dari Museum Fosil Sangiran yang ditampilkan ada sekitar 2.934, namun pada kenyataannya koleksi Museum Fosil Sangiran sebanyak 13.809. Sebagian besar masih disimpan untuk diteliti dan tampilan Museum Fosil Sangiran yang sekarang lebih modern. Museum Fosil Sangiran memiliki tiga aula utama, pameran yang ekstensif dan diorama yang ditampilkan secara menarik.

Museum Fosil Sangiran memiliki motto The Homeland of Java Man memperlihatkan kepada setiap wisatawan akan kehidupan di era pliosen hingga era pleistosen.  Pliosen adalah era yang berlangsung mulai 5,3 hingga 1,8 juta tahun yang lalu. Era pleistosen atau yang disebut dengan zaman es adalah sebuah era yang dimulai dari 2,58 juta hingga 11 ribu tahun yang lalu. Pada Era Pleistosen inilah genus Homo mulai berkembang dari nenek moyangnya yang berasal dari genus Australopithecus.

monumen museum sangiran
Monumen Museum Sangiran, Situ Manusia Purba Sangiran, oleh Ehikmawan

Penemuan manusia purba berjenis Homo Erectus di daerah Museum Fosil Sangiran ini cukup banyak dan berkisar seratus penemuan manusia purba. Penemuan yang banyak ini mewakili 65% penemuan Homo Erectus di Indonesia dan separuh dari penemuan Homo Erectus di dunia.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa tidak hanya manusia purba sebagai koleksi Museum Fosil Sangiran, tapi juga meliputi hewan-hewan purba. Hewan-hewan purba tersebut pada umumnya adalah hewan ternak seperti babi, sapi, kerbau, banteng dan domba. Hewan lain yang menjadi koleksi ada juga seperti harimau, badak, rusa, dan gajah purba. Menariknya bahwa fosil gajah purba yang ditemukan ada beberapa jenis yaitu Elephas namadicus, Mastodon sp. dan Stegodon trigonocephalus. Binatang yang hidup di air pun juga ada, seperti kepiting, gigi ikan hiu, kuda nil, kura-kura dan hewan moluska laut seperti kerang dan siput purba.

Beberapa jenis batu juga ditemukan di daerah kawasan Museum Fosil Sangiran diantaranya seperti ametis, taktit, kalsedon, agate dan diatom. Batu jenis Ametis biasanya berbentuk mirip kristal, sedangkan jenis taktit atau biasa disebut dengan skarn adalah batu yang terbentuk karena kontak batu sedimen karbonat dengan intrusi magma granitik. Jenis batu Kalsedon adalah batu yang kilauannya mirip kaca, berminyak, lembut, tumpul dan terkadang ada yang sedikit transparan. Selanjutnya ada jenis Agate, sebuah batu berwarna-warni yang biasanya memiliki variasi warna yang cantik, umumnya bapak-bapak kita mengenal batu jenis Agate dengan nama batu akik.

Lokasi Museum Sangiran

Anak Nusantara bisa menuju Museum Sangiran dimulai dari Surakarta. Dari Surakarta, Anda harus menempuh jarak sekitar kurang lebih 15 KM ke utara melalui jalan utama menuju Kota Purwodadi. Lalu Anak Nusantara bergerak menuju Kota Kalioso dan melalui area pedesaan kira-kira 4 KM sebelum sampai ke lokasi Museum Fosil Sangiran.

Waktu total dari Surakarta tergantung kondisi lalu lintas, estimasi bisa diperkirakan dalam lalu lintas normal yaitu 45 hingga 60 menit. Anak Nusantara juga bisa menggunakan bus rute Surakarta ke Purwodadi.

Lokasi Museum Fosil Sangiran berada di sebuah Desa bernama Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Tiket Masuk Museum Sangiran

Supaya bisa masuk dan menikmati keindahan ikon Jawa Tengah dan candi kebanggaan Indonesia yang sudah menjadi wisata internasional, diperlukan untuk merogoh kocek Anak Nusantara.

Berikut daftar harga Tiket Masuk Museum Sangiran dan Jam Buka Museum Sangiran

Jam Buka08.00 – 16.00 WIB
(Selasa-Minggu)
Tiket Masuk per OrangRp 8.000
Wisatawan Mancanegara
Foreign Tourist
Rp 15.000

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Museum Sangiran Dijadikan Sebagai Situs Warisan Dunia

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Busur panah telah menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia selama berabad-abad. Seni memanah telah diwariskan dari generasi ke generasi dan tetap menjadi bagian dari budaya dan tradisi bangsa. Artikel ini akan mengenalkan Anda pada berbagai bentuk busur panah yang ada di Indonesia, serta memberikan wawasan tentang pentingnya seni memanah dalam masyarakat Indonesia. Apa Itu Busur […]

    Trending

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]
    Alat musik gambus adalah salah satu alat musik tradisional Riau yang dimainkan dengan cara dipetik. Menurut sejarah, musik tradisional ini lekat dengan budaya islam. Bentuknya memang sekilas mirip dengan gitar, namun cara memainkan gambus ini sedikit berbeda, Anak Nusantara. Untuk mengetahui lebih jauh tentang alat musik gambus dan cara memainkannya, simak artikel Museum Nusantara kali […]
    Selama berabad-abad, Indonesia telah menjadi rumah bagi keberagaman budaya yang kaya, termasuk seni tari tradisional yang memukau. Tari tradisional Indonesia bukan hanya sekadar gerakan-gerakan artistik yang menakjubkan, tetapi juga mewakili identitas, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat di berbagai daerah. Tari Sirih Kuning adalah salah satu jenis tarian tradisional yang memiliki akar budaya kuat bagi masyarakat Betawi. […]