Berdirinya salah satu museum tertua di Indonesia adalah Museum Geologi Bandung. Tempat ini juga berperan penting dalam sejarah penyelidikan geologi di Indonesia. Museum ini difungsikan sebagai gedung perkantoran yang lengkap dengan fasilitas laboratorium geologi dan tempat penyimpanan serta peragaan hasil penelitian bidang geologi Indonesia.
Diresmikan museum ini pertama kalinya pada saat pembukaan gedung “Dienst van den Mijnbouw” pada 16 Mei 1929. Juga bersamaan dengan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Seiring berjalannya waktu, sejarah Museum Geologi pun juga berubah. Pada pemerintahan Belanda (1924 – 1941), Museum Geologi Bandung memiliki nama Geologisch Laboratorium, yang merupakan unit kerja dari “Dienst van het Mijnwezen”. Setelah itu berganti nama menjadi “Dienst van den Mijnbouw”. Kemudian pada pemerintahan Jepang (1942 – 1945), “Dienst van den Mijnbouw” telah diganti namanya menjadi “Kogyoo Zimusho” lalu berganti nama lagi, yaitu “Tisitutyosazyo” dimana Museum Geologi ini merupakan bagian dari Laboratorium Paleontologi dan Kimia.
Museum Geologi Bandung Setelah Indonesia Merdeka
Daftar Isi
Setelah Indonesia merdeka, Museum Geologi dikelola di bawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi pada tahun 1945 – 1950. Adapun proses pergantian nama Museum Geologi Bandung dari waktu ke waktu adalah sebagai berikut.
• Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950 – 1952)
• Djawatan Geologi (1952 – 1956)
• Pusat Djawatan Geologi (1956 – 1957)
• Djawatan Geologi (1957 – 1963)
• Direktorat Geologi (1963 – 1978)
• Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978 – 2002)
Pada tahun 2003 Museum Geologi berada dibawah naungan Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan nama Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi (UPT-MG). Dan terakhir pada tahun 2013, Museum Geologi di bawah naungan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan Permen ESDM Nomor 12 tahun 2013.
Koleksi Museum Geologi
Batuan
- Batu Granit, batuan berwarna terang ini merupakan batuan beku asam dengan kandungan silika lebih dari 66%. Kandungan mineral dalam batu ini berukuran besar dibandingkan batu-batuan lainnya. Selain itu batuan ini banyak dijumpai di daerah Sumatera bagian Timur seperti Belitung.
- Periodit, batuan berwarna hijau gelap ini terdiri dari mineral olivin dan piroksen. Batu Periodit termasuk batuan ultramafik karena mengandung silika kurang dari 45%.
- Lempung, batuan sedimen yang memiliki ukuran butiran yang sangat halus yaitu kurang dari 1/256 mm. Batu ini termasuk batuan yang liat dan sulit untuk meloloskan air atau impermeable.
- Batupasir, batuan sedimen berwarna abu-abu kekuningan ini merupakan hasil dari proses erosi dan pengendapan di alam. Struktur batuan menunjukkan perlapisan silang siur yang membentuk sudut pada bidang perlapisan nya.
- Batubara, batuan sedimen hasil dari endapan organik. Batubara menjadi bahan bakar fosil utama yang banyak digunakan di Indonesia.
- Batu Gamping, batuan sedimen komposisi kimia karbonatan (CaCO3). Batugamping terumbu termasuk dalam batu gamping non klastik yang terbentuk akibat aktivitas organisme dan proses kimiawi. Jenis batu ini dapat dijumpai di lingkungan laut dangkal yang memungkinkan terumbu hidup dengan baik.
- Rijang, batuan sedimen non klastik berwarna merah, dimana warna merah didapatkan dari susunan sisa organisme radiolaria. Batu ini terbentuk dari proses pemadatan dan rekristalisasi dari lumpur silika organik yang terakumulasi di dasar lautan yang dalam. Batu ini ditemukan di Karangsambung, Jawa Tengah dan Bantimala, Sulawesi Selatan.
- Sekis, batuan metamorf yang terbentuk akibat pengaruh suhu dan tekanan tinggi. Batuan Ini mengandung mineral mika. Batuan ini terbentuk pada suhu sekitar 600 derajat Celcius dengan tekanan di atas 5 Kb.
Mineral
- Amethyst, salah satu jenis mineral kuarsa berwarna ungu-merah muda ini biasa dikenal dengan nama Kecubung. Jenis mineral ini sering dimanfaatkan sebagai perhiasan. Museum Geologi menyimpan kristal mineral ini dengan berat sekitar 800 kg, ditemukan di Solok, Sumatera Barat.
- Stibnite, jenis mineral sulfida berwarna abu-abu kehitaman ini ditemukan di daerah Salopa, Tasikmalaya, Jawa Barat. Jenis mineral ini biasa dikenal dengan nama Antimonite yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kosmetik.
- Dioptase yang ada di Museum Geologi ini berasal dari Kazakhstan. Mineral ini terkenal di kalangan kolektor mineral dan banyak dimanfaatkan sebagai perhiasan dan bahan melukis. Kekurangannya hanyalah jenis mineral ini tergolong rapuh.
- Azurite, mineral yang terbentuk dari endapan pelapukan biji tembaga. Mineral yang tergolong rapuh ini dimanfaatkan untuk manik-manik, perhiasan, maupun ornamen batuan.
Fosil
Sebagai pengantar, fosil adalah sisa, jejak atau bekas binatang maupun tumbuhan masa lalu yang terawetkan di dalam Bumi. Fosil berperan penting dalam sejarah kehidupan yang ada di Bumi selama ini. Biasanya bagian organisme yang menjadi fosil merupakan bagian tubuh dengan jaringan keras seperti tulang, gigi, dan cangkang. Adapun fosil yang tersimpan di Museum Geologi adalah :
- Fosil Vertebrata (punya tulang belakang)
Spesies : Stegodon trigonocephalus
• Jenis : mamalia
• Lokasi ditemukan : Limbangan, Brebes, Jawa Tengah
Famili : Cervidae
• Jenis: mamalia
• Lokasi ditemukan : Limbangan, Brebes, Jawa Tengah
Famili : Bovidae
• Jenis : mamalia
• Lokasi ditemukan : Limbangan, Brebes, Jawa Tengah
Famili : Cervidae
• Jenis: mamalia
• Spesimen: antler (rangga)
• Lokasi ditemukan: Limbangan, Brebes dan Jawa Tengah - Fosil Invertebrata (tidak punya tulang belakang)
Trochus sp.
• Umur : pliosen
• Famili : trochidae
• Lokasi ditemukan: Cirebon, Jawa Barat
Strombus varinginensis martini Oostingh
• Umur : pliosen
• Famili : strombiidae
• Lokasi ditemukan : Gunung Pasirurug, Baribis, Cirebon, Jawa Barat.
Paphia vandermeermohri
• Umur : pliosen
• Famili : veneridae
• Lokasi ditemukan : Cirebon, Jawa Barat.
Placamea isabellina (Phillipi)
• Umur: pliosen
• Famili:veneridae
• Lokasi ditemukan :Gunung Monggor, Desa Matangadji, Kabupaten
Cirebon, Jawa Barat. - Fosil Tumbuhan
Baca juga: Situs Majapahit, Museum Trowulan
Tata Ruang Koleksi Museum Geologi
Koleksi di Museum Geologi ini terbagi ke dalam beberapa ruangan peragaan, diantaranya :
Ruang Geologi Indonesia
Ruangan ini terletak di sebelah barat museum. Pada ruangan ini memamerkan alat peragaan bagaimana awal terbentuknya Bumi, struktur dan pergerakan kerak bumi, batuan dan mineral, pelapukan dan erosi, letak geologi pulau-pulau di Indonesia, gunung api dan kars. Ruangan ini juga dilengkapi dengan fasilitas yang menayangkan video interaktif.
Ruang Sejarah Kehidupan
Ruangan ini terletak di sebelah timur museum. Pada ruangan ini terbagi lagi ke dalam 4 sudut peraga (Prakambrium dan Paleozoikum, Mesozoikum, kenozoikum yang terdiri dari zaman tersier dan zaman kuarter), 1 sudut fosil untuk memahami peragaan dan informasi. Selain itu terdapat pula informasi tentang sejarah terbentuknya Kota Bandung, peninggalan artefak dan fauna yang hidup di Kota Bandung.
Ruang Sumberdaya Geologi
Ruangan ini terletak di lantai dua sebelah timur museum. Pada ruangan ini terbagi lagi ke dalam 8 sudut peragaan yaitu pengenalan sumber daya geologi, mineral logam, mineral non logam, batu mulia, minyak dan gas bumi, batubara, panas bumi dan sumber daya air.
Ruang Manfaat dan Bencana Geologi
Ruangan ini terletak di lantai dua sebelah barat museum. Pada ruangan ini menyajikan informasi tentang pemanfaatan sumber daya geologi sejak zaman prasejarah, zaman sejarah, hingga zaman modern. Selain itu ruangan ini juga menyajikan informasi tentang bencana geologi seperti gempa bumi, meletusnya gunung api, tanah longsor, tsunami.
Baca juga: Situs Manusia Purba di Museum Sangiran
Lokasi Museum Geologi Bandung
Alamat Museum Geologi Bandung berada di Jalan Diponegoro No. 57, Kota Bandung, Jawa Barat. Museum ini dapat Anda jangkau menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan umum bus. Bagi Anda yang berasal dari luar Kota Bandung bisa melewati Jalan Tol Purbaleunyi. Lalu gerbang exit-toll terdekat adalah Gerbang Tol Pasteur.
Dari pintu keluar Tol Pasteur, Anda akan menemukan perempatan lampu merah Gunungbatu-Surya Sumantri-Pasteur, dari perempatan tersebut ambil jalur lurus. Selanjutnya ambil lajur kanan untuk menuju jalan layang Pasopati. Lalu jalan lurus hingga ke ujung jalan layang Pasopati, nantinya akan sampai di Jalan Surapati. Jika sudah sampai di ujung jalan layang Pasopati, Anda akan melihat Lapangan Gasibu dan Gedung Sate di sebelah kanan. Lalu ambil lajur kanan untuk belok di lampu merah Lapangan Gasibu. Setelah belok kanan, Anda akan berada di Jalan Sentot Alibasyah. Di jalan tersebut Anda harus segera mengambil lajur kiri menuju Jalan Diponegoro. Anak Nusantara hanya perlu mencari alamat bangunan dengan nomor 57 di sebelah kiri.
Apabila Anda ingin ke Museum Geologi menggunakan transportasi umum bus, Anda bisa menaiki bus DAMRI 8 dengan nomor bus 04, melewati Jalan Raya Cirebon-Bandung 170 dengan tujuan Museum Geologi Bandung.
Jam Operasional dan Tiket Masuk Museum Geologi
Waktu Operasional Museum | |
Senin s/d Kamis | 08.00 – 16.00 WIB |
Sabtu s/d Minggu | 08.00 – 14.00 WIB |
Jumat & Hari Libur Nasional | TUTUP |
Harga Tiket Masuk | |
Pelajar Lokal | Rp2.000 / orang |
Umum | Rp3.000 / orang |
Wisatawan / Pelajar Mancanegara | Rp10.000 / orang |
Tidak ada komentar