1. Monumen

Istana Bogor: Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunannya

Halo, Anak Nusantara! Tentu saja, sudah banyak dari kalian yang tahu bahwa Istana Bogor merupakan salah satu bangunan ikonik yang ada di Indonesia. Bangunan yang satu ini merupakan bangunan bersejarah yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan Inggris. Sampai saat ini, kemegahan dari Istana Bogor sama sekali tak lekang oleh waktu, meskipun sudah berusia cukup tua.

Kamu sendiri, seberapa tahukah dengan bangunan terkenal yang satu ini? Berikut ini Museum Nusantara akan jabarkan beberapa informasinya. Yuk, langsung cek penjelasannya berikut ini!

Sejarah Istana Bogor

1. Awal Pembangunan Istana Bogor

Istana Bogor Tempo Dulu (Sumber: @potolawasofficial on Instagram)
Istana Bogor Tempo Dulu (Sumber: @potolawasofficial on Instagram)

Sejarah Istana Bogor bermula dari keinginan orang-orang Belanda untuk mencari daerah hunian yang nyaman untuk beristirahat. Mereka beranggapan bahwa daerah Batavia (kini Jakarta) tempatnya bekerja merupakan daerah yang terlalu ramai dan panas. Hal ini membuat mereka harus mencari daerah lain yang berhawa lebih sejuk di luar Batavia.

Dengan berbekal keinginan mencari daerah hunian yang lebih sejuk dan tenang, pada tahun 1744 Gubernur Jenderal Belanda yang bernama G.W. Baron van Imhoff berhasil menemukan sebuah daerah yang damai dan strategis di hulu Batavia. Daerah yang damai dan sejuk tersebut berhasil ia temukan pada sebuah kampung kecil di Bogor (Kampong Baroe) yang dulunya merupakan bekas wilayah milik Kerajaan Pajajaran.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Kemudian, Van Imhoff akhirnya berencana untuk membangun wilayah yang baru ia temukan tersebut sebagai tempat peristirahatan untuk para Gubernur Jenderal sekaligus daerah pertanian. Akhirnya, pada tahun 1745 sebuah istana mulai resmi dibangun berdasarkan perintah dari Baron Van Imhoff pada daerah yang kemudian ia beri nama Buitenzorg. Nama daerah tersebut memiliki arti bebas masalah atau kesulitan. 

Bangunan yang akan dibangung tersebut merupakan bangunan untuk tempat beristirahat dengan tiga lantai lengkap dengan halaman terbuka yang luas. Bangunan ini pada awalnya dibangun dengan mengadopsi gaya arsitektur dari Blenheim Palace yang merupakan kediaman Duke of Marlborough di dekat Oxford, Inggris. Proses pembangunan tahap awal ini berlangsung dari tahun 1745 – 1750.

2. Tahapan Selanjutnya pada Proses Pembangunan Istana Bogor

Namun hingga masa jabatannya usai, Van Imhoff belum mampu merampungkan bangunan yang merupakan cikal bakal dari Istana Bogor ini. Selanjutnya, Van Imhoff sendiri digantikan oleh Jacob Mossel selaku Gubernur Jenderal Belanda. Jacob Mossel kemudian melanjutkan pembangunan di daerah Buitenzorg tersebut dengan tetap mengikuti dan mempertahankan gaya arsitektur yang sudah direncanakan di awal.

Namun tepatnya dalam kurun waktu 1750 – 1754, telah meletus Perang Banten yang dipimpin oleh Kiai Tapa dan Ratu Bagus Buang. Pasukan yang dipimpin oleh Kiai Tapa menyerang dan juga membakar kawasan Kampung Baroe. Hal ini mengakibatkan bangunan pada daerah Buitenzorg tersebut jadi rusak parah pasca pecahnya peperangan.

Setelah Perang Banten usai, pemerintah kolonial Belanda mulai memperbaiki kembali bangunan tersebut dengan tetap mempertahankan arsitekturnya. Seiring dengan berjalannya waktu, terjadi perubahan serta perombakan terhadap bangunan awal yang terus dilakukan selama silih bergantinya Gubernur Jenderal Belanda maupun Inggris (Willem Daendels dan Sir Stamford Raffles).

Gerbang Kebun Raya Bogor (Sumber: @afik.almaliki on Instagram)
Gerbang Kebun Raya Bogor (Sumber: @afik.almaliki on Instagram)

Perubahan mulai terjadi di beberapa bagian, mulai dari pelebaran kawasan, penambahan bangunan di sayap kiri dan kanan gedung induk, dan didirikannya menara serta kompleks lahan atau kebun di sekeliling istana. Sekarang, kompleks kebun tersebut lebih dikenal sebagai Kebun Raya Bogor yang telah diresmikan pada bulan Mei 1817. 

Berbagai perubahan yang dilakukan tersebut mengubah bangunan yang awalnya adalah rumah peristirahatan menjadi bangunan istana paladian dengan luas halaman yang mencapai 28,4 hektar serta luas bangunan 14.892 m2.

3. Rekonstruksi Kembali Akibat Gempa

Musibah berupa gempa bumi besar akibat meletusnya Gunung Salak melanda bangunan istana pada tanggal 10 Oktober 1834. Akibat gempa vulkanik tersebut, bangunan istana menjadi rusak berat. 

Dikarenakan rusaknya gedung istana, pada tahun 1850 Istana Bogor resmi direkonstruksi kembali. Rekonstruksi Istana Bogor pasca terjadinya gempa besar ini membuat gedung istana tidak lagi bertingkat agar dapat menyesuaikan dengan daerah Buitenzorg yang sering gempa pada masa tersebut.

Kemudian pada masa pemerintahan Albertus Jacob Duijmayer van Twist sebagai Gubernur Jenderal pada tahun 1851 – 1856, bangunan lama sisa gempa bumi dirobohkan. Setelah itu, bangunan tersebut dibangun kembali dengan mengambil gaya arsitektur dari Eropa abad ke-19. Lalu pada tahun 1870, Istana Buitenzorg resmi dijadikan tempat kediaman Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Penghuni terakhir yang menetap di Istana Buitenzorg atau Istana Bogor pada masa Belanda adalah Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer yang dengan terpaksa harus menyerahkan bangunan istana kepada Jenderal Imamura pada masa pendudukan Jepang.

4. Istana Bogor Pasca Kemerdekaan Indonesia

Setelah berakhirnya masa pendudukan Jepang dan merdekanya Indonesia, pada tahun 1950 Istana Bogor sudah mulai digunakan oleh pemerintah Indonesia serta resmi menjadi salah satu dari Istana Presiden Indonesia. Lalu pada tahun 1968, Presiden Soeharto selaku presiden kala itu resmi membuka Istana Bogor untuk dikunjungi oleh khalayak umum. 

Setelah resmi dibuka untuk umum, tercatat bahwa arus pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri mencapai rata-rata sekitar 10.000 pengunjung per tahunnya.

Lalu kemudian pada 15 November 1994, Istana Bogor dijadikan tempat pertemuan tahunan oleh para menteri ekonomi APEC (Asia-Pasific Economy Cooperation). Dari pertemuan tersebut diterbitkanlah Deklarasi Bogor. Deklarasi tersebut merupakan bentuk komitmen dari 18 negara anggota APEC untuk melakukan perdagangan bebas serta investasi sebelum tahun 2020.

Fungsi Istana Bogor

Pertemuan Puteri Indonesia dengan Presiden di Istana Bogor (Sumber: @officialputeriindonesiantb on Instagram)
Pertemuan Puteri Indonesia dengan Presiden di Istana Bogor (Sumber: @officialputeriindonesiantb on Instagram)

Dari pertama kali dibuat sampai sekarang, fungsi Istana Bogor kerap mengalami perubahan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Istana Bogor tempo dulu pada awalnya dibangun sebagai tempat peristirahatan alternatif bagi para pejabat Belanda karena sudah merasa bahwa daerah Batavia sudah terlalu ramai.

Namun mulai dari tahun 1870, istana ini telah dijadikan kediaman resmi oleh Gubernur Jenderal Belanda. Sejak saat itu, telah tercatat ada total 44 Gubernur Jenderal Belanda yang telah menghuni istana di daerah Buitenzorg tersebut. Lalu pada masa pendudukan Jepang, Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer terpaksa memberikan istana ini kepada pihak Jepang.

Kemudian pada masa pendudukan jepang, Istana Bogor digunakan sebagai salah satu markas militer. Hal tersebut membuat bangunan istana menjadi semakin tidak terawat. Lalu mulai dari tahun 1950, istana ini akhirnya mulai dipakai oleh pemerintahan Indonesia dan digunakan sebagai kantor urusan kepresidenan, kediaman resmi Presiden Republik Indonesia, dan juga sebagai tempat untuk menyelenggarakan berbagai agenda penting berskala Internasional.

Beberapa agenda internasional tersebut di antaranya adalah Konferensi Lima Negara di tahun 1954, Forum Jakarta Informal Meeting (JIM) untuk membahas konflik di Kamboja pada tahun 1988, dan Pertemuan Pemimpin Anggota APEC pada tahun 1994 yang melahirkan Deklarasi Bogor.

Bangunan serta Ruangan di Istana Bogor

Tampak Depan Istana Bogor (Sumber: @wbsimpleshot on Instagram)
Tampak Depan Istana Bogor (Sumber: @wbsimpleshot on Instagram)

Komplek Istana Bogor memiliki bangunan induk yang dilengkapi dengan pavilion sayap yang berada di kiri dan kanan. Selain itu juga terdapat enam pavilion dan beberapa bangunan lainnya. Luas Istana Bogor secara keseluruhan mencapai luas sekitar 1,5 hektar. Berikut ini merupakan bagian-bagian dari kompleks Istana Bogor.

  • Bangunan Induk dari istana yang berfungsi untuk menyelenggarakan berbagai acara kenegaraan resmi, pertemuan resmi, dan juga upacara.
  • Pavilion sayap kiri yang mempunyai enam buah kamar tidur. Kamar tidur tersebut digunakan untuk menjamu para tamu dari negara asing.
  • Pavilion sayap kanan yang mempunyai empat buah kamar tidur. Kamar tidur pada sayap kanan diperuntukkan hanya bagi kepala negara yang sedang datang berkunjung.
  • Bangunan khusus Dyah Bayurini yang digunakan untuk ruang istirahat dari presiden beserta keluarganya. Bangunan yang satu ini sudah termasuk lima pavilion terpisah.
  • Kantor pribadi milik Kepala Negara
  • Perpustakaan yang dilengkapi dengan berbagai macam buku
  • Ruang makan
  • Ruang sidang para menteri
  • Ruang pemutaran film
  • Ruang Garuda yang masih menjadi bagian dari gedung utama. Ruangan ini digunakan untuk keperluan upacara resmi. 
  • Ruang Teratai yang juga merupakan bagian dari gedung utama. Ruangan ini dipakai untuk penerimaan tamu-tamu penting negara.
  • Kaca Seribu.

Alamat, Waktu Operasional, dan Cara Berkunjung ke Istana Bogor

Rusa di halaman Istana Bogor (Sumber: @verraxtina on Instagram)
Rusa di halaman Istana Bogor (Sumber: @verraxtina on Instagram)

Istana Bogor sendiri berada tepat di pusat Kota Bogor. Alamat Istana Bogor berada di Jl. Ir. H. Juanda Nomor 1, Kelurahan Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. Letak Istana Bogor berjarak kurang lebih sejauh 60 km dari Jakarta. 

Istana ini buka dengan mengikuti waktu operasional tertentu. Pada hari Selasa sampai dengan Jumat, istana akan buka dari pukul 09.00 – 15.00 WIB. Sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu, istana buka dari pukul 09.00 dan tutup lebih awal pada pukul 13.00 WIB. Khusus pada hari Senin dan libur nasional, istana ini tutup.

Apabila tertarik untuk mengunjungi Istana Bogor, berikut ini merupakan persyaratan serta ketentuan yang harus diikuti, yaitu:

  • Mengajukan surat permohonan kunjungan yang ditujukan untuk Kepala Museum Kepresidenan RI yang beralamat di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jalan Ir. H. Juanda Nomor 1
  • Mencantumkan kontak berupa nomor telepon atau handphone dari penanggung jawab rombongan yang akan berkunjung.
  • Melampirkan daftar dari nama rombongan peserta yang hendak berkunjung.
  • Surat permohonan kunjungan dapat dikirimkan secara langsung atau menggunakan email.
  • Surat diterima dalam jangka waktu paling lambat 7 hari sebelum waktu kunjungan.

Baca juga: Istana Merdeka, Kediaman Resmi & Kantor Presiden RI

Berikut tadi merupakan artikel tentang Istana Bogor. Gimana, Anak Nusantara, sudahkah kamu semakin mengetahui berbagai hal tentang Istana Bogor? Semoga artikel tersebut dapat bermanfaat sebagai bahan pembelajaran untuk tahu lebih dalam soal istana megah yang satu ini, ya!

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Istana Bogor: Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunannya

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]