1. Peninggalan Sejarah

Masjid Agung Cirebon: Sejarah, Arsitektur, dan Keunikannya

Masjid Agung Cirebon atau Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah salah satu bangunan peninggalan Kesultanan Cirebon. Bangunan ini dibangun pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati pada tahun 1498 Masehi. Masjid ini dikenal sebagai masjid tertua di Cirebon. Seperti apa kisah selengkapnya? Simak informasi tentang sejarah, arsitektur dan keunikan dari masjid ini! 

Sejarah Masjid Agung Cirebon

Masjid Agung Cirebon dibangun oleh Sunan Gunung Jati dengan bantuan Wali Songo lainnya. Pembangunan masjid ini dibantu oleh salah satu Wali Songo, yaitu Sunan Kalijaga. Beliau membawa arsitek terbaik dari Kerajaan Majapahit bernama Raden Sepat untuk membangun masjid ini. Tidak hanya itu, Raden Patah dari Demak juga membantu pembangunan dengan mengirimkan beberapa tenaga ahli.

Pembangunan masjid ini dikatakan hanya memakan waktu satu malam saja, mulai dibangun dini hari dan kemudian digunakan keesokan harinya untuk shalat subuh. Nama Sang Cipta Rasa berasal dari kata rasa dan kepercayaan. Sebenarnya, masyarakat Cirebon menamai masjid ini dengan nama Masjid Pakungwati karena letaknya yang berada di dalam komplek Keraton Pakungwati.

Arsitektur Masjid Agung Cirebon

Arsitektur Masjid Agung Cirebon (sumber: @ibobphotography on Instagram)
Arsitektur Masjid Agung Cirebon (sumber: @ibobphotography on Instagram)

Masjid Agung Cirebon memadukan berbagai unsur budaya dalam arsitektur bangunannya. Bentuk dan struktur yang dimiliki masjid bertujuan untuk mempertahankan nilai-nilai sejarah. Di bagian luar, masjid dikelilingi oleh pagar tembok yang berhiaskan tonjolan berbentuk segi enam yang bergerigi.

Artikel Terkait

[feedzy-rss feeds='https://sma.studioliterasi.com/feed/,https://studioliterasi.com/feed/' max='4' multiple_meta='yes' template='default']

Bagian atas tembok memiliki tepian rata yang disusun dari bata yang bagian atas dan bawahnya mengecil, sedangkan pada bagian tengahnya melebar. Dengan ketinggian 70 cm dan terdiri 20 buah bata, tembok mengelilingi masjid ini. 

Baca Juga:  Sejarah Lapangan Ikada: Rapat Raksasa 19 September 1945

Terdapat 6 buah pintu yang terdiri dari 3 pintu di sisi timur, 2 pintu di sisi timur, dan 1 pintu di sisi utara. Bentuk pintu atau gerbang masjid memiliki bentuk yang menyerupai Gapura Paduraksa. Gerbang pintu utama yang berada di sisi timur memiliki hiasan sayap bersusun tiga pada puncaknya dan bagian tengahnya memiliki hiasan candi laras.

Kalian dapat melihat tulisan Arab di atas gapura tersebut yang sisi kanan dan kirinya sudah dihiasi candi laras. Gerbang lainnya memiliki bentuk persegi panjang dengan lengkungan di bagian tengahnya. Gerbang tersebut terdiri dari dua buah daun pintu yang bermotif candi laras lengkap dengan bingkai cermin dan belah ketupat.

Bangunan utama masjid memiliki ukuran 17,80 meter x 133,30 meter. Ruang masjid sendiri sudah menghadap kiblat. Lantai masjid terbuat dari ubin terakota dengan ukuran 28 x 28 cm yang berjajar berwarna merah pudar. 

Dinding bangunan utama memiliki tinggi sekitar 3 meter dengan tebal 56 dan terpisah dari atapnya. Dinding yang terbuat dari batu kapur setebal 5-7 ini memiliki fungsi untuk memisahkan ruang dalam dengan serambi. Seluruh dinding memiliki warna jingga agak kemerahan kecuali pada bagian ukir seperti mihrab dan dinding bagian luar.

Tiang Masjid Agung Cirebon terbuat dari kayu jati yang berderet dari timur ke barat dan terdiri dari 12 buah tiang utama ditambah 18 tiang pendukung yang berada dekat tembok. 12 tiang utama tersebut sudah tidak lagi memiliki fungsi sebagai penyangga atap karena sudah rapuh dan perlu diperkuat dengan 4 tiang besi tambahan. Tiang utama saat ini sudah digantikan dengan keberadaan tiang-tiang besi yang dibangun saat pemugaran masjid.

Keunikan Masjid Agung Cirebon

Keunikan Masjid Agung Cirebon (sumber: @hotelsantikacirebon on Instagram) C
Keunikan Masjid Agung Cirebon (sumber: @hotelsantikacirebon on Instagram)

Selain arsitektur bangunanny yang merupakan hasil akulturasi, Masjid Agung Sang Cipta Rasa terkenal dengan keunikannya karena setiap komponen masjid memiliki nama, antara lain: 

Baca Juga:  Masjid Istiqlal, Masjid Termegah dan Terbesar Se-Asia Tenggara

1. Sang Rengga 

Sang Rengga adalah nama dari mimbar masjid ini. Mimbar tersebut terbuat dari kayu dan letaknya menempel pada dinding bagian barat masjid. Mimbar memiliki panjang 1,22 m, lebar 60 cm, dan tinggi sekitar 2,30 m. Bentuk mimbar menyerupai sebuah kursi yang dilengkapi dengan tiga anak tangga yang menyatu dengan lantai. Sang Rengga memiliki banyak sekali hiasan berupa motif sulur, bunga dan bahkan dedaunan.

2. Prabayaksa

Prabayaksa adalah nama dari serambi masjid agung ini. Prabayaksa terletak di sisi selatan bangunan ini. Serambi memiliki ukuran sekitar 29 x 6,40 meter. Lantai serambi terbuat dari ubin berwarna merah, memiliki 13 tiang persegi dan 14 kayu bulat yang terdiri dari dua lajur.

3. Pamandangan

Pamandangan adalah nama serambi bagian timur dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Serambi ini berada di depan pintu utama sisi timur. Ukuran serambi sekitar 33 x 6,50 meter. Pamandangan atau serambi bagian timur ini memiliki 30 batang kayu, 4 tiang besi dan saka tatal. Saka tatal dililit dengan lempengan besi. 4 tiang besi tersebut berfungsi untuk menjadi penopang atap saat ini.

4. Sang Guru Mangir 

Bedug masjid juga memiliki nama di sini. Sang Guru Mangir adalah nama dari bedug Masjid  Agung Cirebon. Bedug tersebut dibuat secara langsung oleh Sunan Kalijaga dan tergantung di batang balok yang melintang di dalam masjid.

5. Narpati 

Narpati adalah nama pintu masuk utama Masjid Agung Cirebon. Pintu Narpati berukuran paling besar sekitar 2,40 m dengan lebar 1,24 m. Narpati terdiri dari 2 buah daun pintu yang berhiaskan ukiran sulur, bunga bakung serta bingkai cermin.

Demikian pembahasan Museum Nusantara tentang sejarah, arsitektur, dan keunikan dari Masjid Agung Cirebon. Semoga penjelasan kali ini bermanfaat!

Baca Juga:  Pesona Lasem Rembang sebagai Destinasi Budaya nan Historis
Tidak ada komentar
Komentar untuk: Masjid Agung Cirebon: Sejarah, Arsitektur, dan Keunikannya

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ARTIKEL TERBARU

Halo Anak Nusantara, kali ini kita akan membahas secara lengkap mengenai isi prasasti kalasan beserta sejarahnya. Bagi kamu yang penasaran, berikut rangkuman lengkapnya hanya di Museum nusantara.  Sejarah & Pembuat Prasasti Kalasan Prasasti Kalasan adalah prasasti berbahasa Jawa Kuno yang ditemukan di desa Kalibening, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Prasasti ini ditemukan pada […]

Trending

Halo anak Nusantara! Indonesia memiliki banyak peninggalan yang masih ada dan dirawat sampai saat ini, salah satu bentuk peninggalan yang cukup terkenal adalah Candi. Biasanya, candi-candi yang ada di wilayah Indonesia berasal dari zaman kerajaan Hindu-Buddha. Beberapa masih berdiri megah dan menjadi objek pariwisata, sedangkan beberapa peninggalan candi sudah hilang termakan usia. Pada kesempatan kali […]