1. Biografi

10 Tokoh Sumpah Pemuda & Perannya pada Perjuangan Indonesia

Setiap tanggal 28 Oktober, kita memperingati hari Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda ini sudah terjadi 93 tahun yang lalu.  Peristiwa ini merupakan titik balik dari para pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai suku mengikrarkan diri sebagai satu bangsa dan bahasa dalam Kongres Pemuda. Beberapa tokoh Sumpah Pemuda menjadi motor pergerakan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. 

Pada kesempatan kali ini, Museum Nusantara akan membahas lebih dalam tentang biografi tokoh Sumpah Pemuda serta peran mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan. Untuk informasi lebih dalamnya, simak pembahasan Munus kali ini!

Johannes Leimena

Tokoh Sumpah Pemuda yang pertama adalah Johannes Leimena. J. Leimena lahir di Ambon, Maluku pada 1905. Ia merupakan salah satu anggota dari Jong Ambon (Pemuda Ambon) yang berpartisipasi sebagai panitia Kongres Pemuda II. 

Beliau juga dikenal sebagai sosok aktivis pergerakan. Oleh karena kiprahnya dalam pergerakan, beliau pernah menjabat sebagai menteri selama 20 tahun berturut-turut di bawah pemerintahan Presiden Soekarno.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Johannes Leimena pernah masuk ke dalam 18 kabinet yang berbeda, mulai dari Kabinet Sjahrir II (1946) hingga Kabinet Dwikora III (1966). Beliau menjabat berbagai posisi, mulai dari Wakil perdana Menteri, Menteri Kesehatan, Wakil Menteri Pertama, sampai Menteri Sosial.

Di samping itu, Johannes Leimena juga pernah menjabat sebagai anggota Konstituante dan DPR, lalu menjadi ketua Parkindo (Partai Kristen Indonesia) mulai dari 1950 sampai 1961. Johannes Leimena tercatat sebagai Pahlawan nasional dan meninggal tanggal 29 Maret 1977 di Jakarta.

Johannes Leimena (Sumber : Wikipedia)

Muhammad Yamin

Muhammad Yamin adalah seorang sejarawan, sastrawan, politikus, budayawan,dan ahli hukum yang cukup terkenal di Indonesia. Beliau adalah salah satu sosok yang mencetuskan Kongres Sumpah Pemuda II dan menjabat sebagai sekretaris. 

Muhammad Yamin juga merancang teks Sumpah Pemuda dan mendorong penggunaan Bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa persatuan. Beliau merumuskan isi Sumpah Pemuda yang meliputi Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa.

Kiprahnya dalam dunia politik dimulai ketika Muhammad Yamin menjadi mahasiswa di Jakarta. Ia bergabung dengan organisasi Jong Sumatranen Bond dan mencetuskan ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan pada Kongres Pemuda II tahun 1928. Oleh karena itu, setelah Indonesia merdeka, Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi di Indonesia.

Tokoh sumpah Pemuda satu ini juga banyak menduduki jabatan penting di negara, antara lain Anggota DPR sejak tahun 1950, Menteri Kehakiman, Menteri Urusan Sosial dan Budaya, Menteri Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan, Ketua Dewan Perancang Nasional dan Ketua Dewan Pengawas LKBN Antara.

Muhammad Yamin meninggal pada tanggal 17 Oktober 1962. Beliau wafat di Jakarta dan dimakamkan di Desa Talawi, Sumatera Barat. Beliau dianugerahi  gelar sebagai pahlawan nasional pada tahun 1973. Beliau meninggal ketika menjabat sebagai Menteri Penerangan.

Muhammad Yamin (Sumber : Wikipedia)

Amir Syarifuddin Harahap

Tokoh Sumpah Pemuda ketiga adalah Amir Syarifuddin Harahap. Amir Syarifuddin lahir di Medan pada tanggal 17 April 1907. Beliau terkenal sebagai sosok yang memberikan ide-ide cemerlang ketiak perumusan Sumpah Pemuda. Ia terkenal sebagai politikus yang berpaham kiri atau sosialis.

Amir kemudian menjadi tokoh Partai Komunis Indonesia yang paling terkenal. Semasa hidupnya. Amir pernah menjabat sebagai menteri pada Kabinet Presidensial, Kabinet Sjahrir I, Kabinet Sjahrir II, dan Kabinet Sjahrir III

Amir Syarifudin juga pernah menjabat sebagai perdana menteri mulai dari 3 Juli 1947 sampai 29 Januari 1948 dengan membentuk Kabinet Amir Syarifuddin I dan Kabinet Amir Syarifuddin II. Beliau ditembak mati dan wafat di Ngaliyan, Solo pada tanggal 19 Desember 1948 karena terlibat dalam pemberontakan PKI yang terjadi tiga bulan sebelumnya di Madiun.

Amir Syarifudin (Sumber: Wikipedia)

Soegondo Djojopoespito

Soegondo Djojopoespito merupakan salah satu seorang tokoh aktivis organisasi Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) atau dalam bahasa Belanda disebut Indonesische Studentbond. Ia lahir di Tuban, Jawa Timur pada tanggal 22 Februari 1905. 

Soegondo Djojopoespito memimpin jalannya Kongres Pemuda Indonesia yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Ia sebelumnya pernah  bergabung dengan Persatuan Pemuda Indonesia (PPI) dan berpartisipasi dalam Kongres Pemuda I. 

Oleh karena Ia menjabat sebagai ketua PPI, Soegondo Djojopoespito menjadi ketua dalam Kongres Pemuda II yang berlangsung pada tahun 1928. Ia mendapat persetujuan dari Moh. Hatta dan Ir. Soekarno untuk menjadi ketua Kongres Pemuda II.

Beliau meninggal pada tahun 1978 dan kemudian dimakamkan di Pemakaman Keluarga Besar Tamansiswa Taman Wijaya Brata di Celeban, Umbulharjo, Yogyakarta. Ia mendapat Tanda Kehormatan Republik Indonesia berupa Bintang Jasa Utama dan Satya Lencana Perintis Kemerdekaan.

Soegondo Djojopoespito (Sumber: Wikipedia)

Mohammad Roem

Tokoh Sumpah Pemuda selanjutnya adalah Mohammad Roem. Beliau lahir pada tanggal 16 Mei 1908 di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. M. Roem sendiri terkenal sebagai sosok aktivis pemuda sekaligus mahasiswa hukum. 

Pada masa kebangkitan nasional, Ia aktif di berbagai organisasi seperti Obligasi Jong Islamieten pada tahun 1924 dan Sarekat Islam pada 1925. Setelah Indonesia merdeka, Mohammad Roem terkenal sebagai diplomat ulung.

Ia pernah mewakili Indonesia di meja perundingan melawan Belanda. Ia dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Wakil Perdana Menteri pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno.

Mohammad Roem (Sumber: Wikipedia)

Soenario Sastrowardoyo

Soenario Sastrowardoyo adalah sosok pengacara yang aktif membela para aktivis pergerakan Indonesia ketika berurusan dengan polisi Hindia Belanda. Ia berkesempatan untuk memberikan pidato dengan tema pergerakan dan persatuan Indonesia pada saat Kongres Pemuda II 1928 berlangsung.

Soenario Sastrowardoyo (Sumber: Wikipedia)

Wage Rudolf Supratman

Tokoh Sumpah Pemuda selanjutnya adalah Wage Rudolf Supratman. W.R. Supratman berjasa penting dalam memperjuangkan kebebasan Indonesia dari cengkraman penjajah. Beliau menciptakan banyak algu bernuansa nasionalis dan cinta tanah air. Salah satu lagu ciptaannya adalah lagu Indonesia Raya yang menjadi lagu nasional Indonesia sampai saat ini.

Ketika Kongres Pemuda II berlangsung, Kepolisian Belanda menjaga ketat kongres tersebut sehingga pihak Belanda melarang adanya kata Merdeka. Soegondo yang berperan sebagai ketua kemudian meminta W.R. Soepratman untuk memperdengarkan lagu Indonesia Raya melalui alunan biolanya.

Wage Rudolf Supratman (Sumber: Wikipedia)

Sarmidi Mangunsarkoro

Sarmidi Mangunsarkoro adalah salah satu tokoh Sumpah Pemuda yang bergerak di Bidang Pendidikan. Ia juga maju sebagai pembicara dalam Kongres Pemuda II dan menyampaikan pidato tentang Pendidikan Nasional. Sarmidi Mangunsarkoro mengatakan bahwa anak-anak harus mendapat pendidikan kebangsaan serta dididik secara demokratis. Pendidikan harus seimbang antara pendidikan di rumah dan di sekolah

Sarmidi Mangunsarkoro (Sumber: Wikipedia)

Sie Kong Liong

Sie Kong Liong adalah pemuda Indonesia keturunan Tionghoa. Nama tokoh Sumpah Pemuda satu ini memang tidak sering didengar, tapi Ia memiliki peran yang cukup besar dalam keberlangsungan Kongres Pemuda. Hal ini dikarenakan beliau bersedia untuk menyediakan rumahnya menjadi tempat pelaksanaan Kongres Pemuda. Rumah tersebut kini sudah menjadi Museum Sumpah Pemuda yang terletak di Jl. Kramat No. 106, Jakarta Pusat.

Sie Kiong Liong (Sumber: Pojoksatu)

Kartosoewirjo 

Tokoh Sumpah Pemuda terakhir adalah Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Beliau lahir di Cepu, Jawa Tengah pada tanggal 7 Januari 1905. Ia adalah salah satu tokoh penting dalam penyusunan naskah Sumpah Pemuda. Kartosoewirjo sempat tinggal di rumah H.O.S. Tjokroaminoto dan menjadi sekretaris pribadinya. 

Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo tergabung ke dalam Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sedari awal, beliau ingin Indonesia memiliki ideologi Islam. Oleh karena itu, Kartosoewirjo menolak tawaran untuk bergabung ke dalam Kabinet Amir Syarifuddin. Kemudian Ia membentuk kelompok Darul Islam dan melakukan pemberontakan.

Pemberontakan yang dipimpinnya berlangsung mulai dari tahun 1949 sampai tahu 1962. Kartosoewirjo kemudian berhasil ditangkap dan dieksekusi mati pada tanggal 5 September 1962 di Pulau Seribu.

Kartoesoewirjo (Sumber: Wikipedia)

Baca Juga : Museum Sumpah Pemuda, Cerita Lengkap Monumen Bersejarah

Demikian penjelasan mengenai tokoh Sumpah Pemuda dan perannya dalam Kongres Pemuda. Para tokoh di atas tidak peduli dengan latar belakang pendidikan, ras, dan jabatan. Mereka mencapai kesatuan untuk berjuang demi Indonesia. Semoga penjelasan kali ini dapat membantu kalian untuk menjunjung persatuan dibanding perbedaan.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: 10 Tokoh Sumpah Pemuda & Perannya pada Perjuangan Indonesia

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]

    Trending

    Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, sangat banyak terjadinya pemberontakan. Salah satunya, pemberontakan petani Banten 1888. Pemberontakan ini merupakan bentuk perlawanan para petani di Cilegon, Banten terhadap peraturan yang dibuat oleh Pemerintahan Kolonial Belanda. Lantas, bagaimanakah cerita dari pemberontakan ini yang menjadi bagian sejarah? Kalian bisa baca ceritanya, pada artikel ini! Awal Mula Pemberontakan Petani […]
    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas […]