1. Biografi

Sunan Drajat, Sunan yang Dermawan & Peduli kepada Sesama

Kita semua tentu tahu tentang sembilan sosok wali yang kerap disebut sebagai Wali Songo, yang merupakan pendakwah agama Islam di Pulau Jawa. Salah satu tokoh yang termasuk dalam Wali Songo adalah Sunan Drajat. Beliau adalah putra dari Sunan Ampel dan saudara dari Sunan Bonang. 

Pada kesempatan kali ini, Museum Nusantara akan membahas tentang biografi beliau sebagai salah satu pendakwah di Indonesia. Penasaran? Mari simak artikel Museum Nusantara berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut!

Biografi Sunan Drajat

Sunan Drajat lahir pada tahun 1470 M di Ampel Denta,Surabaya dan wafat pada tahun 1522 M di Paciran, Lamongan. Ia lahir dari pasangan Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Beliau dan Sunan Bonang adalah saudara kandung.

Nama asli Sunan Drajat adalah Raden Syarifuddin atau Raden Qosim. Panggilan Sunan Drajat berasal dari beliau yang melakukan dakwah di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Desa Drajat sendiri pada awalnya hanya sebuah desa gersang yang memiliki banyak masyarakat miskin. Sejak kedatangan beliau, desa ini menjadi lebih makmur dan subur.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Selain membantu perekonomian masyarakat, beliau juga membangun sebuah pesantren yang bernama Dalem Duwur. Lahan yang dimanfaatkan sebagai pesantren ini berasal dari pemberian Kerajaan Demak. Kerajaan Demak yang pada saat itu juga memiliki fokus menyebarkan agama Islam kemudian memberikan tanah kepada Raden Syarifuddin.

Peninggalan Sunan Drajat (Sumber : Kompasiana)

Sedari kecil, beliau sudah terkenal sebagai anak yang cerdas sehingga dapat mempelajari ilmu-ilmu agama Islam yang diajarkan oleh Sunan Ampel, ayahnya, dengan cepat. Selain itu, beliau juga memiliki jiwa sosial dan empati yang tinggi kepada masyarakat sehingga Ia membantu masyarakat supaya kehidupan mereka menjadi lebih baik.

Oleh karena hubungannya yang baik dengan Raden Patah, Sultan Demak, beliau mendapat gelar sebagai Sunan Mayang Madu. Gelar ini diberikan karena sang sunan berhasil menanggulangi kemiskinan di Desa Drajat serta membimbing masyarakat untuk mendapat kualitas hidup lebih baik.

Beliau kemudian menikah dengan putri Kiai Mayang Madu yang bernama Nyai Kemuning. Pada masa tuanya, beliau pindah ke daerah Dalem Wungkur. Ia menghabiskan masa tuanya dengan berdakwah di Dalem Wungkur sampai pada akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada tahun 1522 . Makam Sunan Drajat terletak di Desa Drajat, Lamongan, Jawa Timur.

Ajaran Sunan Drajat

Selama beliau berdakwah, Sunan Drajat juga menyebarkan beberapa ajaran sebagai berikut.

  1. Pepali Pitu

Ajaran Pepali Pitu merupakan filosofi dari beliau yang menjadi dasar dalam kehidupan sehari-hari 

  1. Memangun resep tyasing sasama berarti membuat senang orang lain.
  2. Jroning suko kudu eling lan waspada berarti dalam suasana senang, kita harus tetap waspada dan selalu ingat pada Tuhan.
  3. Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringga bayaning lampah berarti kita harus pantang menyerah dalam mencapai cita-cita yang luhur dan tidak menghiraukan berbagai rintangan yang dihadapi.
  4. Meper hardaning pancadriya berarti kita harus mampu menekan hawa nafsu duniawi.
  5. Heneng-hening-henung yang berarti dalam diam akan tercapai keheningan dan dalam keheningan akan tercapai jalan kebebasan yang mulia.
  6. Mulya guna panca waktu berarti kebahagiaan lahir batin hanya dapat tercapai dengan shalat lima waktu.
  7. Menehana teken marang wong kang wuta. Menehana mangan marang wong kang luwe. Menehana busana marang wong kang wuda. Menehana ngiyup marang wong kang kudanan yang berarti berikanlah tongkat pada orang buta, berikanlah makan pada orang yang lapar, berikanlah pakaian pada orang yang telanjang, dan berikanlah tempat berteduh bagi mereka yang kehujanan. Singkatnya, kita harus membantu orang yang membutuhkan pertolongan.
  1. Catur Piwulang

Catur Piwulang adalah sebuah ajaran yang memberikan penekanan untuk menolong dan membantu sesama.

  1. Paring teken marang kang kalunyon lan wuto yang berarti berikanlah tongkat kepada orang yang berjalan di jalan licin dan buta.
  2. Paring pangan marang kang kaliren berikanlah makanan kepada orang yang kelaparan.
  3. Paring sandang marang kang kawudan yang berarti berikanlah pakaian kepada orang yang telanjang.
  4. Paring payung marang kang kudanan yang berarti berikanlah payung kepada orang yang kehujanan.

Metode Dakwah Sunan Drajat

Beliau menggunakan metode dakwah melalui pendekatan sosial dan kebudayaan. Ia melakukan hal ini dengan tujuan supaya masyarakat mau mendengarkannya dan dapat memahami ajaran-ajaran nya

Beliau memegang peran penting di Kerajaan Demak. Oleh karena itu, Ia menggunakan perannya ini untuk membantu masyarakat yang kekurangan. Ia membantu masyarakat dengan cara memberikan pengetahuan serta bimbingan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, sekaligus dengan melakukan dakwah.

Sunan memberikan ajaran Islam juga pada masyarakat di pesisir Jawa. Karena mayoritas pekerjaan masyarakat pesisir adalah nelayan, maka beliau menjelaskan bahwa ada ikan yang halal dan ikan yang haram

Selain pendekatan sosial, Sunan penemu tembang Pangkur dan Macapat ini juga melakukan dakwah melalui kesenian. Beliau menciptakan tembang sebagai media dakwah dan membuat masyarakat tertarik untuk belajar lebih dalam tentang Islam. 

Peninggalan Sunan Drajat

  1. Surau Banjaranyar

Surau Banjaranyar adalah tempat ibadah pertama yang dibangun Sunan Drajat. Surau atau Masjid ini berada di Banjaranyar. Masjid ini menjadi masjid pertama dimana beliau melakukan dakwah kepada warga sekitar.

  1. Tembang Jawa

Beliau membuat beberapa tembang Jawa seperti Macapat dan Pangkur. Tembang ini bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat supaya mendengarkan Sunan dalam berdakwah. Saat ini, kedua tembang tersebut juga masih diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Jawa.

  1. Makam Sunan Drajat

Peninggalan selanjutnya adalah Makam Sunan Drajat yang terletak di Perbukitan Paciran atau sering disebut Dalem Duwur. Di sekitar makam juga terdapat masjid serta museum yang menyimpan peninggalan pada masa lampau serta banyak makam lainnya.

Makam Sunan Drajat (Sumber : Kompasiana)
  1. Museum Sunan Drajat

Museum yang ada di kompleks pemakaman Sunan Drajat ini tidak dibangun oleh beliau sendiri. Museum resmi berdiri pada tanggal 1 Maret 1992 dan berisi koleksi seperti buku, kertas, bedug, kain, dan keramik.

  1. Singo Mengkok

Singo Mengkok adalah nama dari satu set gamelan peninggalan Sunan Drajat. Gamelan masih terawat dengan baik sampai saat ini dan berada di Museum yang terletak tidak jauh dari makam beliau.

Baca Juga : Biografi Sunan Muria, Anggota Wali Songo Termuda Asal Kudus

Demikian pembahasan Museum Nusantara mengenai biografi Sunan Drajat serta ajarannya kali ini. Beliau mengajarkan kita semua untuk senantiasa menjadi sosok yang peduli dan peka terhadap sesama. Setelah membaca ulasan di atas, hendaknya kita selalu meneladani perilakunya sebagai manusia. Semoga penjelasan tadi bermanfaat bagi kita semua!

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Sunan Drajat, Sunan yang Dermawan & Peduli kepada Sesama

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]

    Trending

    Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, sangat banyak terjadinya pemberontakan. Salah satunya, pemberontakan petani Banten 1888. Pemberontakan ini merupakan bentuk perlawanan para petani di Cilegon, Banten terhadap peraturan yang dibuat oleh Pemerintahan Kolonial Belanda. Lantas, bagaimanakah cerita dari pemberontakan ini yang menjadi bagian sejarah? Kalian bisa baca ceritanya, pada artikel ini! Awal Mula Pemberontakan Petani […]
    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas […]