Halo anak Nusantara! Batik adalah salah satu kekayaan yang sangat terkenal dari Indonesia. Bahkan, batik sudah masuk menjadi warisan budaya yang diakui oleh UNESCO. Pada kesempatan kali ini, Munus akan membahas salah satu jenis batik tertua yang ada di Indonesia, yaitu Batik Pekalongan.
Yuk, simak sejarah, ciri khas, dan info Museum Batik Pekalongan di sini.
Main
Kain Batik Pekalongan, Batik Khas Pesisir Utara Jawa
Daftar Isi
Batik Pekalongan adalah seni kerajinan yang berasal dari Pekalongan dan wilayah pesisir utara dari Pulau Jawa. Batik ini tidak hanya berasal dari satu daerah saja, tapi dari beberapa daerah di Pekalongan.
Para pengrajin menekankan batik ini pada corak, model, dan bahan yang digunakan. Bahan tersebut juga akan mengalami peningkatan menjadi lebih baik setiap tahunnya, dipadukan dengan warna yang menarik sehingga menciptakan kain batik yang indah dan elegan.
Batik ini diketahui telah ada di Pekalongan sejak tahun 1800-an. Batik Pekalongan awalnya memiliki motif yang memadukan motif-motif bangsa lainnya, seperti Belanda, Tiongkok, Melayu, dan Jepang.
Oleh karena itu, terciptalah motif asli dari Pekalongan. Akulturasi tersebut membuat motif batik ini semakin berkembang sehingga menghasilkan motif Batik Pekalongan yang saat ini kita dapat lihat.
Ciri Khas Batik Pekalongan
Setiap jenis batik memiliki ciri khasnya masing-masing. Begitu pula dengan Batik Pekalongan yang memiliki ciri khas sebagai berikut.
1. Mendapat Pengaruh Dari Budaya Tiongkok
Batik ini memiliki motif yang terpengaruh oleh budaya Tiongkok. Motif pengaruh budaya Tiongkok ini dapat terlihat dari motif-motif seperti naga atau burung phoenix.
2. Menggunakan Warna Cerah
Para pengrajin memberikan warna identik yang cerah pada Batik Pekalongan ini. Hal ini dikarenakan warna cerah sangat cocok bagi orang Indonesia yang mayoritas memiliki warna kulit sawo matang, sehingga jika digunakan akan memberikan kesan yang lebih cerah. Warna yang sering dipakai seperti warna kuning, jingga, biru, salem, merah muda, atau hijau.
3. Didasari Dari Hewan dan Tumbuhan
Batik ini juga memiliki ciri khas menggunakan motif hewan dan tumbuhan. Motif ini identik dengan motif yang mirip kimono asal Jepang. Seiring berjalannya waktu, motif yang digunakan menjadi semakin beragam, seperti contohnya motif peristiwa alam. Para pengrajin juga mulai memadukan beberapa motif dari negara lain dalam batik yang mereka buat.
Berbagai Motif Batik Pekalongan
Berikut adalah berbagai motif Batik Pekalongan yang terkenal karena keindahannya.
1. Motif Semen
Motif Semen adalah motif klasik yang berasal dari Pekalongan. Secara sekilas motif ini mirip dengan motif Batik Semen yang terkenal di Solo. Tetapi, motif Semen Pekalongan memiliki ciri yang berbeda, yaitu didominasi dengan motif garis dekoratif. Pola yang digambarkan dalam motif ini berupa daratan yang dihiasi tumbuhan serta binatang.
2. Motif Jlamprang
Motif Jlamprang adalah salah satu jenis motif yang terpengaruh dari budaya. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya makhluk hidup yang digambarkan dalam motif ini. Motif didominasi dengan pola titik, lingkaran, kotak serta bentuk makhluk tidak hidup lainnya. Motif ini memiliki unsur warna yang cerah sehingga membuatnya memiliki keunikan tersendiri. Motif Jlamprang menjadi ikon dari Kabupaten Pekalongan karena popularitasnya di Indonesia.
3. Motif Terang Bulan
Motif Terang Bulan memiliki bentuk tanaman dan binatang dengan dua sisi kain yang menyiku. Motif ini menggambarkan tentang terang dari cahaya bulan purnama. Suasana ketika malam hari dihiasi oleh indahnya terang cahaya bulan membuat batik ini cukup terkenal dalam masyarakat Pekalongan.
4. Motif Tujuh Rupa
Motif Tujuh Rupa adalah motif yang memberikan gambaran tentang kekayaan daerah Pekalongan. Pada motif ini, terdapat motif tumbuhan serta motif binatang. Motif ini memberikan perpaduan warna yang ramai tapi masih terlihat elegan.
5. Motif Liong
Motif Liong adalah motif batik yang mendapat pengaruh dari budaya Tiongkok. Pengaruh tersebut dapat dilihat pola dan motif yang menggambarkan Liong ata ular naga dalam budaya Tiongkok.
6. Motif Sawat
Nama motif Sawat berasal dari bahasa Jawa yang berarti melempar. Motif ini terinspirasi dari senjata Dewa Indra yang bernama thathit. Senjata itu berbentuk mirip dengan ular yang memiliki taring tajam dan digunakan dengan cara dilempar. Motif ini dipercaya dapat melindungi pemakainya.
Makna Di Balik Motif Batik Pekalongan
Motif-motif batik di atas memiliki makna yang mendalam. Berikut adalah penjelasan selengkapnya.
1. Motif Semen
Motif ini berasal dari kata semi yang berarti tumbuh. Makna motif Semen adalah tentang kehidupan yang dapat berkembang, bertumbuh, serta bersemi menjadi lebih sejahtera.
2. Motif Jlamprang
Motif Jlamprang memiliki makna tentang kebudayaan umat Islam yang menjunjung tinggi silaturahmi serta hidup rukun dengan sesama manusia di kehidupan sehari-hari.
3. Motif Tujuh Rupa
Motif ini memiliki makna sebagai simbol perpaduan budaya Tiongkok dengan budaya Jawa. Motif Tujuh Rupa menunjukkan betapa kayanya tanah Pekalongan.
4. Motif Liong
Motif ini memiliki perpaduan gambar dari burung phoenix dan naga. Naga sendiri adalah makhluk yang sangat dihormati dalam budaya Tiongkok. Di sisi lai, burung phoenix adalah burung legendaris dalam budaya Tiongkok.
Naga menggambarkan kekuasaan dan persat, sementara phoenix mengartikan keagungan dan keindahan. Secara keseluruhan motif Liong memiliki perpaduan yang sangat indah dan elegan.
5. Motif Sawat
Motif Sawat mengambil nama dari kata sawat yang dalam Bahasa Indonesia berarti melempar. Motif ini menggambarkan senjata dari Dewa Indra yang menyerupai ular bertaring. Nama swat diambil karena senjata tersebut digunakan dengan cara dilempar. Motif ini memiliki makna untuk mengayomi dan melindungi.
Wisata Museum Batik Pekalongan
Jika ingin mengetahui lebih dalam tentang Batik Pekalongan ini, kalian bisa mampir ke Museum Batik Pekalongan. Museum ini terletak di Jalan Jetayu No.1, Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah. Museum ini cocok untuk dikunjungi bagi para pecinta batik atau kalian yang tertarik dengan batik.
Museum ini dapat dikunjungi setiap hari mulai dari pagi sampai sore hari, lebih tepatnya pukul 08.00 sampai 15.00 WIB. Museum ini hanya tutup pada hari libur besar seperti tahun baru, Idul Fitri, Idul Adha, dan tahun baru Islam.Tiket masuk yang dipungut juga dapat dibilang terjangkau, untuk anak-anak hanya sebesar Rp 2.000 dan dewasa sebesar Rp 5.000. Sedangkan, untuk turis mancanegara dipungut tiket masuk sebesar Rp 10.000.
Selain koleksi kain Batik Pekalongan, daya tarik dari museum ini adalah bangunannya yang memiliki arsitektur zaman kolonial Belanda. Bangunan museum berwarna putih, ciri khas bangunan Belanda zaman dahulu. Terlepas dari arsitekturnya yang berasal dari zaman Belanda, museum ini juga memiliki interior modern. Koleksi dipajang dengan rapi dengan dihiasi kilauan lampu-lampu menjadikan museum ini semakin indah.
Kalian tidak hanya dapat melihat lihat koleksi batik di museum ini, tapi kalian juga bisa untuk belajar membuat batik di sini. Museum batik ini menyediakan sarana bagi pengunjung untuk membatik, lengkap dengan canting dan malam.
Pola sudah disediakan oleh petugas, pengunjung hanya tinggal menggambar pada pola yang sudah ada. Selain itu, pengelola juga memberikan pelatihan pembuatan batik kepada masyarakat, instansi dan sekolah. Tujuan dari pelatihan ini adalah pelestarian batik di Indonesia
Baca Juga : Mengenal Batik Kawung: Motif, Asal, & Maknanya
Demikian penjelasan dari Munus tentang Batik Pekalongan. Dengan mengerti lebih dalam mengenai sejarahnya, kita makin kenal dan makin mencintai batik ini. Jadi, motif batik Pekalongan mana yang paling kamu sukai?
Tidak ada komentar