Halo anak Nusantara! Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, negara belum aman dari ancaman para penjajah. Oleh karena itu, masa mempertahankan kemerdekaan terjadi di Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia sebagai negara merdeka. Salah satu usaha untuk mempertahankan adalah serangan umum 1 maret. Pada kesempatan kali ini, Munus akan membahas tentang kronologi, kontroversi dan latar belakang serangan ini. Untuk tahu lebih lanjut, simak penjelasan Munus di artikel ini.
Latar Belakang & Penyebab
Daftar Isi
Latar belakang dari rencana serangan umum 1 Maret adalah untuk menunjukkan keberadaan dari Tentara Nasional Indonesia sehingga keberadaan Republik Indonesia juga dapat dilihat oleh negara-negara lain. Hal ini disebabkan karena Belanda mengatakan bahwa Tentara Negara Indonesia sudah tidak ada.
Rencana yang diajukan oleh Hutagalung ini menyasar salah satu kota besar untuk diserang. Kolonel Bambang Sugeng dari Panglima Divisi III/GM III mengatakan bahwa kota yang harus diserang untuk rencana ini adalah Yogyakarta.
Terdapat 3 alasan utama mengapa Yogyakarta menjadi target utama dalam menjalankan rencana ini, yaitu :
Artikel Terkait
- Cause and Effect: Rumus, Fungsi, serta Contoh Kalimatnyaby Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on September 19, 2023 at 3:45 am
Cause and effect merupakan salah satu jenis kalimat yang paling sering digunakan baik dalam teks maupun percakapan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk kita mengetahui cara menyusun kalimat ini dengan benar. Sebagian orang pun masih melakukan kesalahan dalam menyatakan sebab dan akibat dalam bahasa Inggris. Misalnya, “Because sick, she can’t come to school.” Klausa pertama The post Cause and Effect: Rumus, Fungsi, serta Contoh Kalimatnya appeared first on Sma Studioliterasi.
- Jenis-Jenis Puisi Lama, Ciri-Ciri dan Contohnya, Lengkap!by Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on September 18, 2023 at 3:05 am
Puisi terbagi menjadi dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi baru. Perbedaan yang signifikan diantara keduanya yaitu pada aturan penulisannya. Puisi lama biasanya lebih kaku karena adanya aturan seperti jumlah kata dan pengulangan kata. Setiap jenisnya pun memiliki ketentuannya sendiri. Kawan Literasi pasti sudah tidak asing dengan pantun atau syair. Pantun dan syair merupakan beberapa The post Jenis-Jenis Puisi Lama, Ciri-Ciri dan Contohnya, Lengkap! appeared first on Sma Studioliterasi.
- Struktur Teks Laporan Percobaan, Ciri-Ciri dan Contohnyaby Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 11:48 am
Teks laporan percobaan merupakan salah satu jenis teks yang ada dalam materi Bahasa Indonesia. Teks ini berfungsi untuk melaporkan percobaan yang dilakukan oleh seorang penulis. Penulisannya tentu tidak boleh asal, sebab teks ini harus menyatakan fakta hasil dari percobaan dan disusun dengan sistematis. Untuk mengetahuinya lebih jauh, simak artikel berikut hingga akhir, Kawan Literasi! Apa Artikel Struktur Teks Laporan Percobaan, Ciri-Ciri dan Contohnya pertama kali tampil pada Studio Literasi.
- 13 Tanda Baca, Fungsi, dan Contoh Penggunaan sesuai EYDby Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 8:38 am
Dalam suatu kalimat, terdapat tanda baca yang biasanya digunakan. Baik itu kalimat pernyataan, kalimat tanya, atau kalimat seruan. Masing-masing menggunakan tanda baca sesuai fungsinya. Contohnya, tanda titik (.) yang umumnya digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat berita. Fungsi tanda baca adalah memudahkan pembaca untuk memberi jeda, mengetahui struktur suatu kalimat, dan menentukan intonasi. Lalu, bagaimana fungsi Artikel 13 Tanda Baca, Fungsi, dan Contoh Penggunaan sesuai EYD pertama kali tampil pada Studio Literasi.
- Banyak wartawan, pengamat militer PBB dan anggota delegasi UNCI (United Nations Commission for Indonesia) di Yogyakarta
- Yogyakarta adalah ibukota Republik Indonesia saat itu, dan jika dapat direbut dengan waktu yang cepat, usaha Indonesia untuk berdaulat kembali menjadi besar
- Wilayah Yogyakarta berada langsung di bawah wilayah Divisi III/GM III, wilayah dari Kolonel Bambang Sugeng, dan pasukannya sudah paham serta dapat menguasai situasi di daerah operasi.
Kronologi Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan umum 1 Maret 1949 terjadi di kota Yogyakarta karena pasukan Indonesia menargetkan serangan besar-besaran di pada pukul 6 pagi ke ibu kota Indonesia. Selain Yogyakarta yang menjadi target utama penyerangan, pasukan Indonesia juga menyerang kota lain seperti Magelang dan Solo untuk menghambat pasukan bantuan dari Belanda.
Serangan umum 1 Maret 1949 dipimpin oleh Letkol Soeharto dan dibagi ke dalam lima sektor. Penyerangan ke kota dipimpin oleh Letnan Marsudi. Daerah barat dipimpin oleh Letkol Ventje Sumual. Bagian selatan dan timur dipimpin oleh Mayor Sarjono. Wilayah utara dipimpin oleh Mayor Kusno.
Panglima Divisi III/Gubernur Militer III mengeluarkan perintah pada tanggal 1 Januari 1949 yang mengatakan untuk selalu melakukan serangan kepada tentara Belanda. Pasukan dari Divisi III/Gubernur Militer sudah terlatih untuk menyerang pertahanan Belanda.
Di sisi lain, pemimpin pemerintah sipil seperti Gubernur Wongsonegoro serta para bupati dan residen ikut serta dalam rapat pengambilan keputusan penting. Oleh karena itu, bantuan logistik tidak mengalami kendala karena dibantu oleh masyarakat sekitar.
Beberapa orang yang sudah disediakan oleh TNI harus bersiap ketika penyerangan terjadi. Mereka bertugas untuk masuk ke Hotel Merdeka dan menunjukkan diri kepada anggota UNCI dan wartawan asing yang ada di sana. Orang yang dikirimkan memiliki kriteria khusus seperti berbadan tegap dan fasih berbahasa Inggris dan Belanda.
Pihak Indonesia juga mempersiapkan skenario untuk membuat negara lain mengetahui adanya serangan TNI kepada Belanda yang terjadi di Yogyakarta. Penyebarluasan berita dibantu oleh Kol.T.B. Simatupang. Kol. Simatupang menghubungi pemancar radio angkatan udara RI supaya berita penyerangan tersebut dapat disiarkan segera setelah serangan terjadi.
Pasukan bantuan dari Solo juga tidak dapat datang ke Yogyakarta karena juga sedang terjadi penyerangan di Solo. Serangan ini dipimpin oleh Kolonel Gatot Subroto. Hanya pasukan bantuan dari Magelang yang dapat datang Yogyakarta pada pukul 11.00.
Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan umum 1 Maret memiliki tujuan sebagai berikut
1. Tujuan ke Dalam
Tujuan untuk dalam negeri dari serangan ini adalah untuk meningkatkan semangat TNI dan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan. Serangan ini secara tidak langsung juga sudah mempengaruhi para pemimpin negara federal yang dibentuk oleh Belanda, seperti negara Sumatera Timur, negara Indonesia Timur dan negara Pasundan, untuk lebih memihak pemerintahan Indonesia. Selain itu, serangan ini juga mendukung perjuangan diplomasi antara Indonesia dan Belanda.
2. Tujuan ke Luar
Tujuan untuk ke eksternal dari serangan ini adalah menunjukkan keberadaan bahwa Tentara Nasional masih ada sampai saat ini dan mampu melakukan serangan terhadap Belanda. Di sisi lain, Indonesia juga bertujuan untuk mematahkan moral pasukan Belanda karena sudah mengatakan bahwa TNI tidak lagi ada.
Kontroversi Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan Umum 1 Maret 1949 juga tidak jauh dari kontroversi tentang siapa penggagasnya, berikut adalah beberapa kontroversi tersebut :
1. Era Orde Baru
Dalam buku dan film yang dikeluarkan pada era Orde Baru, dikatakan bahwa Letkol Soeharto adalah penggagas serta pelaku dari serangan umum 1 Maret. Hal ini diperjelas dari kutipan buku ‘Cuplikan Sejarah Perjuangan TNI AD’ yang diterbitkan tahun 1972 oleh Dinas Sejarah Militer TNI Angkatan Darat. Buku tersebut mengatakan bahwa Soeharto adalah sosok penggagas dari Serangan Umum 1 Maret 1949

2. Era Reformasi
Selain itu, juga ada kontroversi yang bertebaran di era Reformasi. Mengutip dari buku berjudul ‘Buku Takhta untuk Rakyat’ , dikatakan bahwa Sultan Hamengkubuwono IX adalah penggagas dari serangan umum ini. Sultan resah dengan semangat perjuangan rakyat dan TNI yang semakin lama semakin menurun. Karena Sultan mengetahui bahwa Indonesia dan Belanda akan dibicarakan dalam forum PBB, Sultan merencanakan untuk melakukan serangan ke Yogyakarta. Meskipun pasukan Indonesia tidak berhasil mengusir Belanda, Indonesia sudah berhasil untuk menunjukkan keberadaan dari TNI.

Kerugian Serangan Umum 1 Maret 1949
Setelah serangan umum terjadi terdapat kerugian yang dialami dari pihak Belanda dan Indonesia. Tercatat sebanyak 300 prajurit, 53 anggota polisi, dan ratusan rakyat yg tewas dari pihak Indonesia. Sedangkan dari pihak Belanda, tercatat sebanyak 200 orang tewas dan luka-luka akibat serangan ini. Setelah serangan selesai, kota beraktivitas sebagaimana mestinya.
Baca Juga : Perang Puputan Margarana: Latar Belakang, Tokoh, & Kronologi
Demikian pembahasan tentang kronologi, kontroversi, serta kerugian dalam serangan umum 1 Maret 1949. Semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah pengetahuan kalian tentang usaha memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Tidak ada komentar