Halo anak Nusantara! Indonesia adalah negara yang memiliki banyak sekali budaya tradisional, seperti tarian, sastra, atau mungkin bangunan. Kali ini, Museum Nusantara akan membahas tentang Tari Topeng Cirebon. Yuk ikuti Museum Nusantara untuk mengetahui tarian tradisional satu ini lebih jauh!
Sejarah Tari Topeng Cirebon
Daftar Isi
Menurut sejarah, Tari Topeng Cirebon sudah ada sejak abad ke 10 sampai 16 Masehi, tepatnya ketika masa Kerajaan Jenggala yang dipimpin oleh Prabu Panji Dewa atau Prabu Amiluhur. Para penari jalanan membawa tarian ini ke Cirebon sehingga munculnya perpaduan budaya yang menciptakan Tari Topeng khas Cirebon ini.
Tarian ini juga terpengaruh dengan masuknya Islam ke Indonesia. Hal ini terlihat pada tahun 1470 ketika Sunan Gunung Jati menjadikan Cirebon sebagai pusat tempat penyebaran Islam. Beliau menggunakan Tari Topeng ini untuk menjadi media dalam memperkenalkan Islam kepada masyarakat, layaknya gamelan dan wayang kulit.
Setelah itu, terjadi penyerangan dari Pangeran Welang pada tahun 1479. Oleh karena Sunan Gunung Jati yang pada saat itu berkuasa tidak dapat menahan serangan tersebut, pertikaian kemudian diakhiri dengan usaha diplomasi.
Diplomasi tersebut menciptakan sebuah kelompok seni tari. Salah satu penari tersebut bernama Nyi Mas Gandasari. Pangeran Welang jatuh cinta kepada Nyi Mas Gandasari dan kemudian menyerahkan pusakanya sehingga Pangeran Welang kehilangan kekuatannya. Setelah kehilangan kekuatanya, Pangeran Welang kemudian menjadi pengikut Sunan Gunung Jati.
Seiring berjalannya waktu, tarian tersebut semakin berkembang dan terkenal di Cirebon. Tarian ini kemudian berkembang lagi menjadi lima jenis tari topeng, yaitu Tari Topeng Tumenggung, Tari Topeng Kelana, Tari Topeng Rumyang, Tari Topeng Panji dan Tari Topeng Samba. Kelima tarian tersebut menggunakan topeng yang berbeda-beda yang juga dikenal sebagai Panca Wanda.
Makna Tari Topeng Cirebon
Pada awalnya, Tari Topeng Cirebon hanya dilakukan dalam lingkungan keraton saja. Seiring berjalannya waktu, tarian ini kemudian menjamur ke masyarakat dan menjadi salah satu sarana hiburan. Bahkan, tarian ini juga pernah menjadi media untuk penyebaran Islam. Maka, banyak makna yang terkandung dalam tarian ini.
Tari Topeng ini mengemas makna yang cukup dalam dalam bentuk hiburan. Tari Topeng Cirebon berusaha menggambarkan sifat-sifat dalam manusia, meliputi :
- Makrifat : Sifat tertinggi dalam kehidupan manusia karena hidup sesuai syariat agama
- Hakikat : Sifat manusia yang berilmu sehingga mudah memahami hak sebagai hamba Tuhan.
- Tarekat : Penggambaran sifat manusia yang hidup menjalankan kewajiban agamanya dalam kehidupan sehari-hari.
- Syariat : Penggambaran manusia yang sudah memasuki dan juga mengenal agama.
Topeng yang digunakan sebagai properti utama tarian ini juga memiliki makna yang menggambarkan kehidupan serta emosi manusia. Setiap topeng tersebut mewakili emosi seperti cinta dan amarah.
Pola Lantai Tari Topeng Cirebon
Pola Lantai yang digunakan dalam Tari Topeng Cirebon adalah pola lantai garis melengkung. Gerakan dari tarian ini terpusat pada gerakan tangan dan tubuh yang gemulai dengan iringan kendang yang dominan. Selain itu, penari juga menjadi sosok pencerita dalam tarian.
Properti Tari Topeng Cirebon
1. Topeng
Sesuai dengan namanya, Tari Topeng Cirebon menggunakan topeng sebagai propertinya. Terdapat 5 topeng yang digunakan dalam tari ini. Setiap topeng mempunyai karakteristik serta maknanya masing-masing.
Topeng Panji yang berwarna putih bersih bermakna suci.Topeng Samba menggambarkan watak dari anak anak yang lincah dan ceria. Topeng Rumyang menggambarkan watak seorang remaja. Topeng Patih menggambarkan watak yang tegas dan bertanggung jawab. Terakhir, Topeng Kelana yang menggambarkan orang yang marah.
Biasanya, topeng ini terbuat dari kayu, tapi saat ini sudah mulai terbuat dari plastik. Cara menggunakan topeng ini adalah dengan mengikatnya pada bagian kepala penari atau menggigit karet yang terdapat dalam topeng.
2. Kupluk
Properti berikutnya adalah kupluk. Penari Topeng Cirebon harus menggunakan kupluk selama pertunjukkan berlangsung. Kupluk ini memiliki hiasan dan berguna untuk menutup kepala penari.
3. Anting
Sebagaimana layaknya anting, properti ini digunakan di bagian telinga penari. Anting tari topeng ini memiliki bentuk yang panjang serta dihiasi bandul yang warna-warni. Anting ini memiliki warna yang sangat mencolok karena menggambarkan perasaan ceria dan gembira.
4. Sumping
Berikutnya adalah Sumping. Sumping sendiri adalah sebuah aksesoris yang digunakan pada telinga. Kalian biasanya dapat melihat Wayang Orang memakai aksesoris serupa.
5. Baju Kurung
Baju kurung ini memiliki lengan yang pendek serta warna yang mencolok. Selain itu, baju kurung juga dilengkapi dengan berbagai hiasan yang membuatnya mewah dan indah.
6. Sampur
Sampur adalah sebuah properti tari berbentuk kain panjang yang dikenakan di leher. Biasanya, penari akan menggunakan properti ini untuk melakukan gerakan tarian. Bagian ujung dari sampur akan diselipkan pada sela-sela jari tengah sehingga menciptakan gerakan tarian yang indah. Sampur semakin membuat setiap gerakan Tari Topeng Cirebon terlihat gemulai dan tegas.
7. Mongkron
Properti berikutnya adalah Mongkron. Mongkron digunakan pada bagian dada serta dipenuhi dengan hiasan bordir dengan motif tertentu. Properti ini memiliki banyak macamnya dan memiliki ciri khas tersendiri.
8. Keris
Keris melambangkan kekuatan, unsur kebangsawanan, status sosial, dan jiwa kesatria. Keris ini biasanya digunakan hanya untuk tokoh bangsawan saja.
9. Gelang Tangan
Gelangtangan yang digunakan oleh penari berwarna emas dari bahan logam atau bahkan kertas. Gelang ini berfungsi sebagai hiasan dengan corak tertentu.
10. Gelang Kaki
Selain gelang tangan, penari juga menggunakan gelang kaki. Gelang kaki ini biasanya dipakai oleh penari perempuan. Untuk gelang kaki, penari bebas untuk memilih sesuai keinginan mereka.
11. Celana Berukuran Sepertiga
Penari Tari Topeng Cirebon mengenakan celana yang berukuran sepertiga bagian dari kaki atau hanya berada tepat di bawah lutut. Corak yang digunakan untuk celana ini sangat mencolok sehingga penonton akan tertarik untuk melihatnya. Celana ini memiliki bentuk yang longgar sehingga penari dapat bergerak dengan leluasa.
12. Ikat Pinggang
Selanjutnya adalah ikat pinggang. Penari menggunakan ikat pinggang bukan hanya sebagai hiasan tapi juga sebagai penahan supaya tetap nyaman ketika dikenakan. Biasanya, keris akan diselipkan pada ikat pinggang ini.
13. Mahkota
Selain topeng, penari juga menggunakan sebuah mahkota yang berguna sebagai hiasan. Mahkota yang digunakan harus sesuai dengan karakter yang diperankan oleh penari tersebut.
14. Selendang
Properti terakhir adalah selendang. Selendang selalu digunakan pada setiap tarian tradisional yang ada di pulau Jawa. Perbedaannya hanya pada motifnya saja. Biasanya, juga ada penari yang menggunakan selendang yang berwarna polos.
Baca Juga : Tari Seblang : Sejarah, Makna, Properti & Pola Lantai
Demikian adalah penjelasan Museum Nusantara tentang sejarah, makna, pola lantai, serta properti dari Tari Topeng Cirebon. Semoga penjelasan Museum Nusantara kali ini dapat membantu kalian untuk mengenal lebih banyak budaya yang ada di Indonesia!
Tidak ada komentar