Zaman Paleolitikum: Ciri Ciri dan Peninggalannya di Indonesia

Zaman Paleolitikum (Sumber : Wikipedia)
Daftar isi

Pada masa awal peradaban manusia, teknologi dan kebudayaan masih terbilang sangat primitif. Manusia memanfaatkan apa yang tersedia di dalam, seperti batu serta tulang, lalu mulai mengubahnya untuk membantu kelangsungan hidup. Zaman awal ketika manusia mulai membuat alat-alat adalah Zaman Paleolitikum.

Pada kesempatan kali ini, Museum Nusantara akan lebih dalam tentang ciri ciri, peninggalan, manusia pendukung, serta kebudayaannya di Indonesia. Yuk, simak penjelasan Munus di bawah ini!

Mengenal Zaman Paleolitikum

Zaman Paleolitikum atau Zaman Batu Tua merupakan zaman awal teknologi manusia berkembang. Pada zaman ini tercatat sebagai zaman yang mencakup sekitar 95 % masa prasejarah pada teknologi manusia.

Manusia mulai menggunakan peralatan dari batu sekitar 3,3 juta tahun yang lalu sampai sekitar 11.650 tahun yang lalu. Pada zaman Paleolitikum, alat batu yang digunakan masih dalam bentuk sangat kasar. Oleh sebab itu, zaman ini menjadi titik awal dari teknologi manusia.

Manusia pada zaman Paleolitikum masih melakukan kegiatan berburu dan meramu makanan tingkat sederhana. Kebanyakan alat alat yang dibuat berfungsi untuk berburu atau mengolah makanan dan belum diasah dengan rapi (nampak sangat kasar).

Artikel Terkait

  • Konjungsi Subordinatif: Pengertian, Jenis, & Contohnya
    by Siti Haliza (Studio Literasi) on Maret 6, 2023 at 12:34 pm

    Dalam sebuah karya sastra, tentunya ada berbagai macam jenis konjungsi. Apa itu konjungsi? Singkatnya, konjungsi adalah kata penghubung kalimat, yang salah satu jenisnya adalah konjungsi subordinatif. Agar Kawan Literasi lebih paham, simak pengertian, jenis, dan contoh konjungsi subordinatif tersebut, yuk! Apa Itu Konjungsi Subordinatif? Sebelum mengetahui lebih lanjut, pertama-tama Kawan Literasi harus mengetahui pengertian dari Artikel Konjungsi Subordinatif: Pengertian, Jenis, & Contohnya pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Konjungsi Koordinatif: Pengertian, Jenis, & Contoh Kalimat
    by Siti Haliza (Studio Literasi) on Februari 27, 2023 at 8:56 am

    Hai Kawan Literasi! Ternyata konjungsi ada banyak sekali jenisnya, loh.  Selama ini mungkin yang kalian tau hanya beberapa kata saja seperti seperti “dan”, “bahkan”, “tetapi”, dan “atau”. Hmm terus apakah kalian tau mana yang termasuk konjungsi koordinatif? Nah, konjungsi koordinatif merupakan salah satu bahasan materi yang dipelajari dalam pelajaran bahasa Indonesia. Nah, kalau masih bingung, Artikel Konjungsi Koordinatif: Pengertian, Jenis, & Contoh Kalimat pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Daftar Lengkap Nama Hewan dalam Bahasa Inggris & Artinya
    by Siti Haliza (Studio Literasi) on Februari 24, 2023 at 6:28 am

    Hai, Kawan Literasi! Dalam mempelajari suatu hal, kita perlu memulainya dari yang paling dasar. Nah, dalam belajar bahasa Inggris, hal yang paling dasar untuk dipelajari adalah grammar dan vocabulary. Kawan Literasi dapat memulainya dengan mempelajari nama nama hewan dalam bahasa inggris.  Menghafalkan nama nama hewan dalam bahasa Inggris ini bukan hal yang susah, kok. Tipsnya Artikel Daftar Lengkap Nama Hewan dalam Bahasa Inggris & Artinya pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Besaran Turunan: Pengertian, Ciri-ciri, Contoh dan Alat Ukur
    by Siti Haliza (Studio Literasi) on Februari 23, 2023 at 4:12 am

    Adanya ilmu pengetahuan di dunia ini sangat bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup, khususnya manusia. Salah satu ilmu pengetahuan yang cukup berperan dalam dunia adalah tentang pengukuran, besaran, dan satuan. Hal ini disebabkan oleh kehidupan yang kita jalani saat ini tidak akan pernah lepas dari kegiatan yang melibatkan perhitungan. Oleh karena itu, kita harus paham akan Artikel Besaran Turunan: Pengertian, Ciri-ciri, Contoh dan Alat Ukur pertama kali tampil pada Studio Literasi.

Ciri Ciri Zaman Paleolitikum

Ciri ciri pada zaman Paleolitikum yang pertama adalah peralatan yang terbuat dari batu yang masih sangat kasar. Manusia pada zaman ini baru mulai memanfaatkan sumber daya membuat peralatan, seperti membuat kapak genggam atau alat serpih. Oleh karena itu, peralatan zaman ini masih terlihat seperti layaknya batu biasa.

Ciri lainnya adalah kehidupan berburu dan meramu. Manusia pada Zaman Batu tua masih sangat bergantung dengan alam. Oleh sebab itu, masyarakat Paleolitikum hidup secara nomaden/berpindah pindah untuk mencari tempat yang kaya dengan makanan.

Setelah mereka kehabisan makanan dan hewan untuk diburu, mereka akan meninggalkan tempat tersebut dan mencari tempat lain yang lebih subur. Cara hidup nomaden ini akan terus berlangsung sampai manusia dapat bercocok tanam pada Zaman Neolitikum yang terjadi sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Peninggalan Zaman Paleolitikum

Terdapat beberapa peninggalan pada zaman Paleolitikum, yaitu berupa alat-alat sederhana yang terbuat dari batu. Berikut adalah beberapa diantaranya:

Kapak Genggam

Kapak Genggam yang sering disebut sebagai alat pemotong banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini serupa dengan kapak pada umumnya tapi tidak memiliki tangkai. Penggunaanya dengan cara digenggam.

Kapak genggam dibuat dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menjadi tajam. Sisi lain dari kapak genggam dibiarkan apa adanya supaya dapat menjadi tempat genggaman. Kapak ini berfungsi untuk memotong, menggali umbi, sampai menguliti binatang.

Kapak Genggam (Sumber: Biface Cintegabelle on Wikipedia)

Kapak Perimbas

Kapak Perimbas berfungsi untuk memahat tulang, senjata, dan merimbas kayu. Alat ini ditemukan di daerah Sukabumi, Lahat, Gombong, dan Gua Choukoutien yang ada di Beijing. Alat ini banyak ditemukan di daerah Pacitan dan menjadi bukti tentang kebudayaan Pacitan.

Kapak Perimbas (Sumber: abhiseva.id)

Alat-alat dari Tulang Binatang atau Tanduk Rusa

Manusia Paleolitikum juga membuat beberapa alat dari tulang binatang dan tanduk rusa. Alat-alat yang terbuat dari tulang juga dikenal sebagai hasil kebudayaan Ngandong. Alat-alat yang terbuat dari tulang binatang ini biasanya berupa belati dan ujung tombak bergerigi. Biasanya digunakan untuk menggali umbi yang ada di dalam tanah.

Alat-alat dari Tulang Binatang atau Tanduk Rusa (Sumber: sejarahbudayanusantara.weebly.com)

Flakes

Flakes atau juga dikenal alat serpih merupakan alat yang terbuat dari batu Chalcedon. Alat ini berfungsi untuk mengupas makanan, berburu, menangkap ikan, serta mengumpulkan umbi-umbian. Flakes sendiri juga termasuk ke dalam peninggalan kebudayaan Ngandong, seperti alat-alat yang terbuat dari kulit binatang.

Alat Serpih (Sumber: abhiseva.id)

Manusia Pendukung Zaman Paleolitikum

Terdapat beberapa manusia pendukung yang hidup pada Zaman Paleolitikum, diantaranya adalah:

Meganthropus Palaeojavanicus

Meganthropus Palaeojavanicus memiliki perawakan yang tegap dan sudah ada lebih dahulu daripada Pithecanthropus. Manusia primitif ini dapat dikatakan jenis manusia purba paling primitif. Manusia purba ini diperkirakan hidup sekitar 2.500.000 sampai 1.2500.000 tahun yang lalu.

Para ahli mengatakan bahwa Meganthropus merupakan Pithecanthropus Erectus juga, tapi bertumbuh lebih besar. Meganthropus termasuk jenis homo habilis. Homo Habilis adalah makhluk yang mirip manusia dan mirip monyet.

Pithecanthropus Mojokertensis

Pithecanthropus Mojokertensis adalah fosil manusia prasejarah yang pertama kali ditemukan Von Koenigswald dan Cokro Handoyo di lembah Sungai Brantas, Mojokerto pada tahun 1936. Fosil yang ditemukan adalah tengkorak dari anak berusia 6 tahun. Menurut peneliti, fosil ini sudah berumur sekitar 1,9 juta. Manusia purba ini hidup di daerah sekitar padang rumput yang dekat dengan air, memakan segala jenis makanan, memiliki kelompok, dan hidup berpindah-pindah.

Pithecanthropus/Homo Soloensis

Homo Soloensis hidup sekitar 300.000 tahun sebelum masehi. Homo Soloensis menggunakan perkakas batu, seperti kapak genggam yang berupa kapak yang tidak bertangkai dan digunakan dengan cara digenggam di tangan. Peneliti mengatakan bahwa manusia purba ini memiliki daya pikir yang lebih tinggi dari Pithecantropus Erectus. 

Nama Soloensis berasal dari tempat penemuan fosil fosil manusia purba satu ini, yaitu bertebaran di sepanjang Sungai Bengawan Solo sampai ke Sangiran. Di beberapa daerah tersebut, beberapa fosil ditemukan meliputi dua buah tulang kaki dan 11 tengkorak yang lebih besar dari tengkorak Pithecanthropus.

Homo Wajakensis

Fosil Homo Wajakensis ditemukan di daerah Wajak, , Tulungagung, Jawa Timur. Fosil pertama kali ditemukan pada tahun 1889 oleh Van Rietschoten dan diteliti oleh Dubois. Fosil yang ditemukan terdiri dari rahang bawah, beberapa ruas leher, dan tengkorak.

Wajakensis telah dikategorikan sebagai Homo Sapiens, meski masih kesulitan untuk memasukkannya ke ras mana. Ada kemungkinan bahwa ras Wajak adalah subras dari Melayu Indonesia yang kemudian berevolusi menjadi ras Austromelanesoid yang sekarang.

Kebudayaan Zaman Paleolitikum di Indonesia

Di Indonesia, terdapat beberapa peninggalan kebudayaan Zaman Paleolitikum sebagai berikut:

Kebudayaan Pacitan

Kebudayaan Pacitan ditandai dengan beberapa peninggalan seperti kapak genggam dan alat batu lainnya di daerah Pacitan oleh Von Koenigswald pada tahun 1935. Kapak yang ditemukan diyakini dibuat dengan kapak penetak. Alat-alat serupa juga dapat ditemukan di Gombong Jawa Tengah, Lahat, dan Sukabumi.

Kebudayaan Ngandong

Kebudayaan Ngandong ditandai dengan ditemukannya belati dari tanduk rusa, alat serpih, ujung tombak bergerigi dan alat-alat lainnya yang terbuat dari tulang binatang di Ngandong dan Sidoarjo. Keberadaan kebudayaan Ngandong diperkuat dengan bukti lukisan-lukisan yang ada pada dinding-dinding gua, berupa lukisan tapak tangan berwarna merah serta lukisan babi hutan yang ditemukan di Leang Pattae, Sulawesi Selatan.

Baca Juga : Zaman Megalitikum: Ciri-Ciri dan Peninggalannya di Indonesia

Demikian pembahasan Museum Nusantara kali ini mengenai ciri ciri, peninggalan, manusia pendukung, dan kebudayaan Zaman Paleozoikum di Indonesia. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat dan menambah wawasan kalian tentang kehidupan prasejarah!

Rekomendasi buat Anda

  • Konjungsi Subordinatif: Pengertian, Jenis, & Contohnya
    by Siti Haliza (Studio Literasi) on Maret 6, 2023

    Dalam sebuah karya sastra, tentunya ada berbagai macam jenis konjungsi. Apa itu konjungsi? Singkatnya, konjungsi adalah kata penghubung kalimat, yang salah satu jenisnya adalah konjungsi subordinatif. Agar Kawan Literasi lebih paham, simak pengertian, jenis, dan contoh konjungsi subordinatif tersebut, yuk! Apa Itu Konjungsi Subordinatif? Sebelum mengetahui lebih lanjut, pertama-tama Kawan Literasi harus mengetahui pengertian dari Artikel Konjungsi Subordinatif: Pengertian, Jenis, & Contohnya pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Konjungsi Koordinatif: Pengertian, Jenis, & Contoh Kalimat
    by Siti Haliza (Studio Literasi) on Februari 27, 2023

    Hai Kawan Literasi! Ternyata konjungsi ada banyak sekali jenisnya, loh.  Selama ini mungkin yang kalian tau hanya beberapa kata saja seperti seperti “dan”, “bahkan”, “tetapi”, dan “atau”. Hmm terus apakah kalian tau mana yang termasuk konjungsi koordinatif? Nah, konjungsi koordinatif merupakan salah satu bahasan materi yang dipelajari dalam pelajaran bahasa Indonesia. Nah, kalau masih bingung, Artikel Konjungsi Koordinatif: Pengertian, Jenis, & Contoh Kalimat pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Daftar Lengkap Nama Hewan dalam Bahasa Inggris & Artinya
    by Siti Haliza (Studio Literasi) on Februari 24, 2023

    Hai, Kawan Literasi! Dalam mempelajari suatu hal, kita perlu memulainya dari yang paling dasar. Nah, dalam belajar bahasa Inggris, hal yang paling dasar untuk dipelajari adalah grammar dan vocabulary. Kawan Literasi dapat memulainya dengan mempelajari nama nama hewan dalam bahasa inggris.  Menghafalkan nama nama hewan dalam bahasa Inggris ini bukan hal yang susah, kok. Tipsnya Artikel Daftar Lengkap Nama Hewan dalam Bahasa Inggris & Artinya pertama kali tampil pada Studio Literasi.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *