1. Blog

Zaman Megalitikum: Ciri-Ciri dan Peninggalannya di Indonesia

Kebudayaan manusia berkembang dari masa ke masa, mulai dari kebudayaan yang sederhana menjadi lebih kompleks dan tertata. Salah zaman di mana kebudayaan manusia mulai berkembang adalah Zaman Megalitikum. Pada kesempatan kali ini, Museum Nusantara akan membahas ciri-ciri, peninggalan, serta desa-desa Megalitikum yang ada di Indonesia. Yuk, simak penjelasan lebih lengkapnya di artikel Museum Nusantara ini!

Mengenal Zaman Megalitikum

Zaman Megalitikum merupakan pengkategorian zaman prasejarah berdasarkan kebudayaan masyarakatnya. Zaman ini identik dengan monumen dan situs prasejarah yang tersusun dari batu-batu berukuran besar. Megalitikum berkembang dalam peradaban manusia di berbagai tempat, seperti Timur Tengah, Eropa, Asia, sampai kawasan Polinesia.

Jean Pierre Mohen mengatakan bahwa zaman Megalitikum di Eropa terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu Kubu Gunduk, Upacara Penguburan, dan Batu Besar. Di Eropa dan Timur Tengah, Megalitikum berkembang pada akhir zaman Mesolitikum (Zaman Batu Tengah), Zaman Neolitikum (Zaman Batu Baru), atau Zaman Perundagian.

Terdapat dua penggolongan untuk zaman Megalitikum, yaitu Megalitikum Tua yang berkembang pada sekitar 2500 SM-1000 SM dan Megalitikum Muda yang berkembang pada sekitar tahun 1000 SM-1M. Pada masa Megalitikum tua banyak struktur bangunan yang tersusun dari batu-batu besar.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Zaman Megalitikum adalah zaman dimana manusia peradaban manusia menunjukkan bentuk kepercayaan pada kekuatan magis dan non-fisik, bukan era peradaban tertentu. Perkembangan zaman ini sempat meluas juga pada sebelum kedatangan Hindu-Buddha. Megalitikum di Indonesia berkembang sejak Zaman Batu Baru menuju Zaman Perundagian.

Ciri-Ciri Zaman Megalitikum

Terdapat beberapa ciri dari zaman Megalitikum, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Adanya sistem pembagian peran dalam suatu kelompok masyarakat
  2. Adanya pemimpin berupa kepala suku
  3. Sudah menggunakan logam sebagai alat kehidupan sehari-hari
  4. Sudah mengenal sistem bercocok tanam
  5. Kehidupan bermasyarakat sudah diatur dengan norma
  6. Memilih yang terkuat dari kelompok untuk menjadi pemimpin
  7. Manusia pendukung zaman Megalitikum adalah Homo Sapiens

Peninggalan Zaman Megalitikum

Sarkofagus

Sarkofagus adalah sebuah batu besar yang berbentuk dan berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan mayat atau jenazah. Bentuk sarkofagus yang ditemukan menyerupai bentuk patung atau lesung yang terbuat dari batu besar. Batu tersebut berlubang dan pada bagian atasnya terdapat sebuah penutup

Sarkofagus (Sumber : Wikipedia)

Dolmen

Dolmen merupakan peninggalan kebudayaan Megalitikum  yang memiliki bentuk berupa meja batu besar. Pada bagian permukaannya dipercaya untuk menjadi tempat menaruh roh, tempat meletakkan persembahan sampai tempat duduk ketua suku. Bagian bawah Dolmen memiliki penyangga yang berjumlah empat buah untuk menopang meja batu besar ini.

Dolmen (Sumber : Wikipedia)

Punden Berundak

Punden Berundak merupakan peninggalan Megalitikum yang berupa bangunan batu bertingkat. Bentuknya yang tinggi membuat bangunan ini memiliki beberapa tanjakan kecil yang terbuat dari batu. Tingkat tertinggi dari bangunan Punden Berundak dipercaya sebagai tempat paling suci dan berfungsi untuk pemujaan roh-roh leluhur. Punden Berundak sendiri merupakan cikal bakal dari bangunan candi.

Punden Berundak (Sumber : Wikipedia)

Waruga

Waruga memiliki fungsi sama seperti Sarkofagus. Hanya bentuknya yang membuat Waruga berbeda Sarkofagus. Waruga berbentuk bulat atau kubus dan pada bagian atasnya terdapat atap yang terlihat seperti atap rumah berbentuk segitiga. Jenazah akan dimasukkan ke dalam Waruga dengan posisi jongkok. Biasanya dapat ditemukan di daerah Minahasa, Sulawesi Utara.

Waruga (Sumber : Wikipedia)

Menhir

Menhir biasanya dapat kalian temukan di daerah Kalimantan dan Sumatera Selatan. Menhir memiliki bentuk yang menyerupai tugu atau tiang dan terbuat dari batu yang besar. Bangunan ini berfungsi untuk menjadi lambang peringatan kepada arwah atau roh leluhur. Tidak hanya itu, Menhir juga digunakan untuk mengikat binatang yang akan dipersembahkan kepada roh leluhur dan kemudian menjadi tempat ibadah bagi manusia pada Zaman Megalitikum.

Menhir (Sumber : Wikipedia)

Desa Zaman Megalitikum di Indonesia

Indonesia memiliki beberapa desa yang sudah ada sejak Zaman Megalitikum dan bertahan sampai saat ini menjadi sebuah desa pariwisata. Berikut adalah beberapa desa tersebut:

Kampung Adat Bena Bajawa (Flores)

Desa pertama adalah Kampung Adat Bena Bajawa. Kampung ini memiliki suasana yang eksotis dan asri. Tata letak lokasinya masih mempertahankan konsep tata wilayah khas Zaman Megalitikum. Rumah yang ada di Kampung Adat Bena Bajawa dibangun mengikuti kontur tanah daerah ini sehingga jika dilihat dari jauh, kampung ini terlihat berundak.

Masyarakat setempat mempercayai bahwa kampung ini sudah ada sejak 1.200 tahun silam. Salah satu buktinya adalah peninggalan Megalitikum berupa batu besar yang berbentuk lonjong bernama Watu Lewa dan batu berbentuk meja bernama Nabe. Kedua batu ini berfungsi untuk ritual adat masyarakat Bajawa.

Kampung Praiyawang (Sumba)

Setelah dari Flores, kita akan melihat desa peninggalan masa Megalitikum yang berada di Sumba, yaitu Kampung Praiyawang. Desa ini berada di Desa Rindi, Kecamatan Rindi, Sumba Timur, sekitar 69 km ke sebelah timur Kota Waingapu.

Kalian tidak hanya dapat melihat peninggalan Megalitikum sja, tapi juga dapat menyaksikan suasana desa yang masih kental dengan adat istiadat Sumba. Kesan kuno kampung ini terlihat dari arsitektur bangunannya dan kuburan batu kalangan para bangsawan yang terdapat pahatan-pahatan simbol filosofi dari pemilik makam.

Desa Kamal (Jember)

Setelah membahas Desa peninggalan Megalitikum yang ada di luar pulau Jawa, kita akan membahas desa Megalitikum yang ada di dalam pulau Jawa. Desa ini berada di Kecamatan Arjasa, Jember, Jawa Timur. Desa ini memiliki berbagai peninggalan yang berasal dari masa Megalitikum dan tersebar di berbagai tempat, mulai dari rumah warga, halaman kantor kepala desa, dan bahkan persawahan.

Kalian dapat melihat peninggalan Megalitikum yang cukup unik di Desa Kamal. Peninggalan tersebut berupa Batu kenong. Sebutan batu kenong berasal dari tonjolan yang berada pada bagian atas batu sehingga sekilas mirip seperti kenong, sebuah alat musik gamelan. Saat ini sudah 59 batu kenong yang ditemukan di Desa Kamal.

Batu kenong ada yang memiliki satu dan dua tonjolan. Jumlah tonjolan tersebut memiliki makna tersendiri. Batu dengan satu tonjolan menggambarkan lokasi tempat penguburan. Batu dengan dua tonjolan berfungsi sebagai alas bangunan rumah.

Baca Juga : Zaman Mesozoikum: Pengertian, Ciri – Ciri, & Periode

Demikian penjelasan Museum Nusantara kali ini tentang ciri-ciri, peninggalan, dan desa yang ada di Indonesia pada Zaman Megalitikum. Semoga penjelasan kali ini bermanfaat dan menambah wawasan kalian!

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Zaman Megalitikum: Ciri-Ciri dan Peninggalannya di Indonesia

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]

    Trending

    Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, sangat banyak terjadinya pemberontakan. Salah satunya, pemberontakan petani Banten 1888. Pemberontakan ini merupakan bentuk perlawanan para petani di Cilegon, Banten terhadap peraturan yang dibuat oleh Pemerintahan Kolonial Belanda. Lantas, bagaimanakah cerita dari pemberontakan ini yang menjadi bagian sejarah? Kalian bisa baca ceritanya, pada artikel ini! Awal Mula Pemberontakan Petani […]
    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas […]