1. Blog

Zaman Megalitikum: Ciri-Ciri dan Peninggalannya di Indonesia

Kebudayaan manusia berkembang dari masa ke masa, mulai dari kebudayaan yang sederhana menjadi lebih kompleks dan tertata. Salah zaman di mana kebudayaan manusia mulai berkembang adalah Zaman Megalitikum. Pada kesempatan kali ini, Museum Nusantara akan membahas ciri-ciri, peninggalan, serta desa-desa Megalitikum yang ada di Indonesia. Yuk, simak penjelasan lebih lengkapnya di artikel Museum Nusantara ini!

Mengenal Zaman Megalitikum

Zaman Megalitikum merupakan pengkategorian zaman prasejarah berdasarkan kebudayaan masyarakatnya. Zaman ini identik dengan monumen dan situs prasejarah yang tersusun dari batu-batu berukuran besar. Megalitikum berkembang dalam peradaban manusia di berbagai tempat, seperti Timur Tengah, Eropa, Asia, sampai kawasan Polinesia.

Jean Pierre Mohen mengatakan bahwa zaman Megalitikum di Eropa terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu Kubu Gunduk, Upacara Penguburan, dan Batu Besar. Di Eropa dan Timur Tengah, Megalitikum berkembang pada akhir zaman Mesolitikum (Zaman Batu Tengah), Zaman Neolitikum (Zaman Batu Baru), atau Zaman Perundagian.

Terdapat dua penggolongan untuk zaman Megalitikum, yaitu Megalitikum Tua yang berkembang pada sekitar 2500 SM-1000 SM dan Megalitikum Muda yang berkembang pada sekitar tahun 1000 SM-1M. Pada masa Megalitikum tua banyak struktur bangunan yang tersusun dari batu-batu besar.

Artikel Terkait

  • Cara Mempelajari Volume Kubus & Rumusnya!
    by Amanda Rayta (Studio Literasi) on November 27, 2023 at 3:40 pm

    Ketika berada di kelas 5 dan 6 SD, kita mendapatkan materi mengenai bangun ruang , pada pelajaran Matematika. Materinya sudah lebih mendalam pembahasannya. Salah satunya, materi tentang menghitung volume. Materi ini merupakan salah satu materi yang bisa dibilang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Maka tidak heran banyak yang tidak paham dan akhirnya pada saat Artikel Cara Mempelajari Volume Kubus & Rumusnya! pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Etika Bisnis Modern: Definisi dan Prinsip – Prinsipnya
    by Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on November 21, 2023 at 9:58 am

    Aspek bisnis yang tidak boleh pelaku usaha abaikan saat berbisnis pada masa kini yaitu etika bisnis modern. Sederhananya, etika bisnis ialah prinsip-prinsip atau nilai moral yang memberi batasan terhadap tindakan bisnis. Hal ini sangat penting untuk menjaga reputasi perusahaan dan mengusahakan dampak baik bagi konsumen dan semua pihak yang terlibat dalam operasional bisnis. Simak hingga Artikel Etika Bisnis Modern: Definisi dan Prinsip – Prinsipnya pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Kebijakan Energi Terbarukan dan Energi Baru di Indonesia
    by Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on November 19, 2023 at 2:07 pm

    Kebijakan energi terbarukan di Indonesia secara umum telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang energi. Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa penyediaan Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBT) harus pemerintah nasional dan pemerintah daerah tingkatkan sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Untuk mengetahui kebijakan ini lebih dalam, yuk simak pembahasan Studio Literasi kali ini hingga akhir, Kawan Artikel Kebijakan Energi Terbarukan dan Energi Baru di Indonesia pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Mengenal Sentence: Pengertian, Penggunaan & Jenis-Jenisnya
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on November 17, 2023 at 3:49 am

    Keterampilan berbahasa seseorang akan terlihat baik ketika ditinjau dari kemampuan menulis dan lisan. Ngomong-ngomong, kedua keterampilan komunikasi ini harus terasah supaya kita bisa berkomunikasi lancar dengan orang lain,nih. Tentunya, tidak lepas dari kemampuan membentuk sebuah sentence atau kalimat.  Membuat dan menyusun kalimat dengan baik adalah salah satu indikator keberhasilan berbahasa. Oleh sebab itu, kalian terutama The post Mengenal Sentence: Pengertian, Penggunaan & Jenis-Jenisnya appeared first on Sma Studioliterasi.

Zaman Megalitikum adalah zaman dimana manusia peradaban manusia menunjukkan bentuk kepercayaan pada kekuatan magis dan non-fisik, bukan era peradaban tertentu. Perkembangan zaman ini sempat meluas juga pada sebelum kedatangan Hindu-Buddha. Megalitikum di Indonesia berkembang sejak Zaman Batu Baru menuju Zaman Perundagian.

Ciri-Ciri Zaman Megalitikum

Terdapat beberapa ciri dari zaman Megalitikum, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Adanya sistem pembagian peran dalam suatu kelompok masyarakat
  2. Adanya pemimpin berupa kepala suku
  3. Sudah menggunakan logam sebagai alat kehidupan sehari-hari
  4. Sudah mengenal sistem bercocok tanam
  5. Kehidupan bermasyarakat sudah diatur dengan norma
  6. Memilih yang terkuat dari kelompok untuk menjadi pemimpin
  7. Manusia pendukung zaman Megalitikum adalah Homo Sapiens

Peninggalan Zaman Megalitikum

Sarkofagus

Sarkofagus adalah sebuah batu besar yang berbentuk dan berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan mayat atau jenazah. Bentuk sarkofagus yang ditemukan menyerupai bentuk patung atau lesung yang terbuat dari batu besar. Batu tersebut berlubang dan pada bagian atasnya terdapat sebuah penutup

Sarkofagus (Sumber : Wikipedia)

Dolmen

Dolmen merupakan peninggalan kebudayaan Megalitikum  yang memiliki bentuk berupa meja batu besar. Pada bagian permukaannya dipercaya untuk menjadi tempat menaruh roh, tempat meletakkan persembahan sampai tempat duduk ketua suku. Bagian bawah Dolmen memiliki penyangga yang berjumlah empat buah untuk menopang meja batu besar ini.

Dolmen (Sumber : Wikipedia)

Punden Berundak

Punden Berundak merupakan peninggalan Megalitikum yang berupa bangunan batu bertingkat. Bentuknya yang tinggi membuat bangunan ini memiliki beberapa tanjakan kecil yang terbuat dari batu. Tingkat tertinggi dari bangunan Punden Berundak dipercaya sebagai tempat paling suci dan berfungsi untuk pemujaan roh-roh leluhur. Punden Berundak sendiri merupakan cikal bakal dari bangunan candi.

Punden Berundak (Sumber : Wikipedia)

Waruga

Waruga memiliki fungsi sama seperti Sarkofagus. Hanya bentuknya yang membuat Waruga berbeda Sarkofagus. Waruga berbentuk bulat atau kubus dan pada bagian atasnya terdapat atap yang terlihat seperti atap rumah berbentuk segitiga. Jenazah akan dimasukkan ke dalam Waruga dengan posisi jongkok. Biasanya dapat ditemukan di daerah Minahasa, Sulawesi Utara.

Waruga (Sumber : Wikipedia)

Menhir

Menhir biasanya dapat kalian temukan di daerah Kalimantan dan Sumatera Selatan. Menhir memiliki bentuk yang menyerupai tugu atau tiang dan terbuat dari batu yang besar. Bangunan ini berfungsi untuk menjadi lambang peringatan kepada arwah atau roh leluhur. Tidak hanya itu, Menhir juga digunakan untuk mengikat binatang yang akan dipersembahkan kepada roh leluhur dan kemudian menjadi tempat ibadah bagi manusia pada Zaman Megalitikum.

Menhir (Sumber : Wikipedia)

Desa Zaman Megalitikum di Indonesia

Indonesia memiliki beberapa desa yang sudah ada sejak Zaman Megalitikum dan bertahan sampai saat ini menjadi sebuah desa pariwisata. Berikut adalah beberapa desa tersebut:

Kampung Adat Bena Bajawa (Flores)

Desa pertama adalah Kampung Adat Bena Bajawa. Kampung ini memiliki suasana yang eksotis dan asri. Tata letak lokasinya masih mempertahankan konsep tata wilayah khas Zaman Megalitikum. Rumah yang ada di Kampung Adat Bena Bajawa dibangun mengikuti kontur tanah daerah ini sehingga jika dilihat dari jauh, kampung ini terlihat berundak.

Masyarakat setempat mempercayai bahwa kampung ini sudah ada sejak 1.200 tahun silam. Salah satu buktinya adalah peninggalan Megalitikum berupa batu besar yang berbentuk lonjong bernama Watu Lewa dan batu berbentuk meja bernama Nabe. Kedua batu ini berfungsi untuk ritual adat masyarakat Bajawa.

Kampung Praiyawang (Sumba)

Setelah dari Flores, kita akan melihat desa peninggalan masa Megalitikum yang berada di Sumba, yaitu Kampung Praiyawang. Desa ini berada di Desa Rindi, Kecamatan Rindi, Sumba Timur, sekitar 69 km ke sebelah timur Kota Waingapu.

Kalian tidak hanya dapat melihat peninggalan Megalitikum sja, tapi juga dapat menyaksikan suasana desa yang masih kental dengan adat istiadat Sumba. Kesan kuno kampung ini terlihat dari arsitektur bangunannya dan kuburan batu kalangan para bangsawan yang terdapat pahatan-pahatan simbol filosofi dari pemilik makam.

Desa Kamal (Jember)

Setelah membahas Desa peninggalan Megalitikum yang ada di luar pulau Jawa, kita akan membahas desa Megalitikum yang ada di dalam pulau Jawa. Desa ini berada di Kecamatan Arjasa, Jember, Jawa Timur. Desa ini memiliki berbagai peninggalan yang berasal dari masa Megalitikum dan tersebar di berbagai tempat, mulai dari rumah warga, halaman kantor kepala desa, dan bahkan persawahan.

Kalian dapat melihat peninggalan Megalitikum yang cukup unik di Desa Kamal. Peninggalan tersebut berupa Batu kenong. Sebutan batu kenong berasal dari tonjolan yang berada pada bagian atas batu sehingga sekilas mirip seperti kenong, sebuah alat musik gamelan. Saat ini sudah 59 batu kenong yang ditemukan di Desa Kamal.

Batu kenong ada yang memiliki satu dan dua tonjolan. Jumlah tonjolan tersebut memiliki makna tersendiri. Batu dengan satu tonjolan menggambarkan lokasi tempat penguburan. Batu dengan dua tonjolan berfungsi sebagai alas bangunan rumah.

Baca Juga : Zaman Mesozoikum: Pengertian, Ciri – Ciri, & Periode

Demikian penjelasan Museum Nusantara kali ini tentang ciri-ciri, peninggalan, dan desa yang ada di Indonesia pada Zaman Megalitikum. Semoga penjelasan kali ini bermanfaat dan menambah wawasan kalian!

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Zaman Megalitikum: Ciri-Ciri dan Peninggalannya di Indonesia

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Busur panah telah menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia selama berabad-abad. Seni memanah telah diwariskan dari generasi ke generasi dan tetap menjadi bagian dari budaya dan tradisi bangsa. Artikel ini akan mengenalkan Anda pada berbagai bentuk busur panah yang ada di Indonesia, serta memberikan wawasan tentang pentingnya seni memanah dalam masyarakat Indonesia. Apa Itu Busur […]

    Trending

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]
    Alat musik gambus adalah salah satu alat musik tradisional Riau yang dimainkan dengan cara dipetik. Menurut sejarah, musik tradisional ini lekat dengan budaya islam. Bentuknya memang sekilas mirip dengan gitar, namun cara memainkan gambus ini sedikit berbeda, Anak Nusantara. Untuk mengetahui lebih jauh tentang alat musik gambus dan cara memainkannya, simak artikel Museum Nusantara kali […]
    Selama berabad-abad, Indonesia telah menjadi rumah bagi keberagaman budaya yang kaya, termasuk seni tari tradisional yang memukau. Tari tradisional Indonesia bukan hanya sekadar gerakan-gerakan artistik yang menakjubkan, tetapi juga mewakili identitas, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat di berbagai daerah. Tari Sirih Kuning adalah salah satu jenis tarian tradisional yang memiliki akar budaya kuat bagi masyarakat Betawi. […]