1. Biografi

Sejarah Hidup Ratu Ken Dedes, Permaisuri Kerajaan Singosari

Jika membicarakan raja dan ratu yang berkuasa di masa kerajaan pada tanah Jawa dahulu, nama yang sudah pasti akan terlintas di pikiran Anak Nusantara ialah Ken Dedes, bukan? Yap, Ken Dedes merupakan seorang permaisuri dari Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi atau biasa dikenal dengan raja Ken Arok yang mendirikan Kerajaan Singasari. 

Sebagai ratu yang cukup berpengaruh di masa kerajaan kala itu, permaisuri pertama dari kerajaan Singasari ini sangat ingin diketahui kisah hidupnya oleh banyak orang. Untuk mengetahui sejarah Ken Dedes, keistimewaan, kisah hidup, hingga keturunannya, Anak Nusantara dapat menyimak pembahasan dari Museum Nusantara di bawah ini, ya!

Sejarah Hidup Ratu Ken Dedes

Ratu yang bernama lengkap Dyah Ayu Sri Maharatu Mahadewi Ken Dedes ini merupakan ratu pertama dari Kerajaan Singasari. Menurut buku Babad Pasek (1976), ratu pertama Singasari adalah putri dari Mpu Purwanatha. Sedangkan, kitab Pararaton mengatakan ratu ini merupakan putri dari Mpu Purwa yang menjadi pendeta Buddha dengan aliran Mahayana.

Di dalam kitab Pararaton, ratu pertama Singasari ini disebut sebagai ardanareswari yang berarti memiliki pertanda sebagai perempuan utama. Bahkan, permaisuri ini dianggap sebagai leluhur dari raja-raja yang bertakhta di tanah Jawa serta nenek moyang dari wangsa Rajasa, trah yang berkuasa di Singasari, Majapahit serta Mataram pada masa tersebut.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Tradisi lokal menyebutkan bahwa Ratu Ken merupakan perempuan yang maharupa dan sebagai perwujudan dari kecantikan yang sempurna. Ratu Ken melakukan 2 kali perkawinan. Pernikahan pertama beliau menikah dengan Tunggul Ametung yang merupakan raja dari Kerajaan Tumapel saat itu. Pernikahan keduanya yaitu bersama dengan Ken Arok, pendiri dan raja pertama dari Kerajaan Singasari. 

Kisah Ken Dedes dan Tunggul Ametung

Kecantikan Ratu Ken sudah sangat tersohor di daerahnya pada masa tersebut. Kabar ini bahkan telah terdengar oleh Tunggul Ametung, seorang raja dari Kerajaan Tumapel yang menguasai daerah tempat tinggalnya Ratu Ken dan ayahnya, Panawijen. 

Karena tertarik dengan kabar tersebut, Tunggul Ametung penasaran dan pergi ke Panawijen untuk menemui wanita cantik yang sering disebut-sebut oleh banyak orang. Setelah menemuinya, Tunggul Ametung mempercayai kabar itu karena memang benar adanya putri Mpu Purwa sangatlah cantik dan mempesona.

Tunggul Ametung pun langsung jatuh hati dan ingin segera mempersuntingnya. Saat menemuinya, putri Ken sendirian di rumah karena ayahnya sedang pergi ke hutan. Lantaran hasratnya yang sudah tidak tertahankan, Tunggul Ametung akhirnya menculik dan membawa paksa putri Ken ke Tumapel tanpa menemui Mpu Purwa terlebih dahulu.

Sesampainya di rumah, Mpu Purwa tidak menemukan keberadaan putri semata wayangnya. Beliau pun marah setelah mengetahui bahwa putrinya telah diculik. Akhirnya, Mpu Purwa mengutuk siapapun yang menculik putrinya agar tidak merasakan kenikmatan dan mati dibunuh dengan keris.

Kisah Ken Dedes dan Ken Arok

Kisah Ken Arok dan Ken Dedes ini merupakan kisah cinta yang sangat dikenal dari masa kerajaan nusantara. Awalnya, Ken Arok adalah pengawal kepercayaan dari Tunggul Ametung di masa Kerajaan Tumapel. 

Di suatu hari, Tunggul Ametung dan Ratu Ken tengah berjalan-jalan ke Hutan Baboji. Ken Arok pun turut ikut mengawali perjalanan Tunggul Ametung dan istrinya. Di tengah perjalanan, Ken Arok tidak sengaja melihat kain Ratu Ken yang tersingkap ketika hendak turun dari kereta kudanya. Ken Arok melihat pancaran sinar dari aurat Ratu Ken yang membuatnya terpukau.

Hal tersebut kemudian Ken Arok ceritakan kepada Lohgawe, seorang Brahmana yang menjadi guru kepercayaannya. Menurut Lohgawe, pancaran sinar yang dilihat oleh Ken Arok dari tubuh Ratu Ken adalah tanda dari wanita nariswari atau ratu yang agung. 

Penjelasan tersebut berarti bahwa Ratu Ken merupakan wanita pilihan yang dapat menghasilkan keturunan raja-raja penguasa di Jawa. Selain itu, Lohgawe juga mengatakan laki-laki yang menikahi wanita nariswari akan menjadi seorang raja yang besar dan sangat berpengaruh di daerahnya.

Mendengar ucapan Lohgawe, Ken Arok kala itu semakin merasa jatuh cinta kepada Ratu Ken dan berhasrat untuk menikahinya. Maka dari itu, Ken Arok berencana untuk membunuh Tunggul Ametung yang merupakan atasannya. 

Walau hal ini tidak disetujui oleh gurunya, Ken Arok tetap bertekad bulat untuk membunuh Tunggul Ametung agar mendapatkan wanita pujaannya serta takhta kekuasaan yang cukup menggiurkan. Ken Arok akhirnya mendapatkan keris dari Mpu Gandring dan mulai melakukan aksi pembunuhan di kala Tunggul Ametung sedang tertidur.

Ken Arok mengkambinghitamkan rekan kerjanya, Kebo Hijo, untuk dijadikan tersangka utama dari pembunuhan Tunggul Ametung tersebut. Karena tidak dicurigai, Ken Arok akhirnya mengawini Ken Dedes yang tengah mengandung anak dari raja Tunggul Ametung. Pernikahan ini tidak ditentang oleh siapapun karena Ken Arok dan Ken Dedes dianggap saling mencintai.

Keistimewaan Ken Dedes

Ratu Ken merupakan seorang wanita yang memiliki keistimewaan. Ratu ken yang memiliki paras cantik tersebut juga dibarengi dengan pengetahuannya yang luas dan menjadi orang yang terpelajar. Dalam kitab Pararaton, Ratu Ken mendapatkan julukan Stri Nareswari yang berarti wanita yang utama.

Bahkan, Ratu Ken juga dikatakan sebagai penganut Buddha yang sudah menguasai ilmu karma amamadang. Ilmu tersebut merupakan ilmu yang mempelajari cara untuk lepas dari samsara atau karma hidup untuk lahir kembali berkali-kali tanpa henti. Selain itu, Ratu Ken juga merupakan leluhur dari raja-raja di kerajaan tanah Jawa, seperti Majapahit, Singasari, dan lain sebagainya. 

Keturunan Ratu Ken Dedes

Ken Dedes mendapatkan seorang anak dari perkawinan pertamanya bersama Tunggul Ametung, yaitu Anusapati. Sedangkan, Ratu Ken mendapatkan beberapa orang anak dari perkawinannya dengan Ken Arok, yaitu Mahisa Wonga Teleng, Panji Saprang, Agnibhaya, serta Dewi Rimbu.

Anusapati kala itu merasa dianaktirikan oleh raja Ken Arok. Ditambah lagi, Anusapati mengetahui bahwa ia bukanlah anak kandung dari raja Ken Arok dan Ken Arok telah membunuh ayah kandungnya. Mendengar hal ini, Anusapati merasa geram dan membalas dendam dengan membunuh raja Ken Arok di tahun 1247. 

Anusapati telah menggantikan kedudukan Ken Arok sebagai raja dari Kerajaan Singasari pada tahun 1227 Masehi. Setelah kabar pembunuhan Ken Arok tersebut, Anusapati kemudian lengser dari kedudukannya dan digantikan oleh putranya, Wisnuwarddhana, pada tahun 1248 Masehi. Raja Wisnuwarddhana dalam menjalankan pemerintahannya saat itu didampingi oleh Mahisa Campaka, seorang putra dari Mahisa Wonga Teleng. 

Seperti itulah tadi pembahasan mengenai Ken Dedes, permaisuri pertama dari kerajaan Singasari dan wanita dengan pengaruh yang kuat di kerajaan tanah Jawa pada masanya. Semoga artikel Museum Nusantara kali ini dapat memberikan manfaat untuk Anak Nusantara.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Sejarah Hidup Ratu Ken Dedes, Permaisuri Kerajaan Singosari

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]

    Trending

    Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, sangat banyak terjadinya pemberontakan. Salah satunya, pemberontakan petani Banten 1888. Pemberontakan ini merupakan bentuk perlawanan para petani di Cilegon, Banten terhadap peraturan yang dibuat oleh Pemerintahan Kolonial Belanda. Lantas, bagaimanakah cerita dari pemberontakan ini yang menjadi bagian sejarah? Kalian bisa baca ceritanya, pada artikel ini! Awal Mula Pemberontakan Petani […]
    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas […]