1. Candi

Candi Tikus: Sejarah, Lokasi, Bentuk Bangunan, & Fungsi

Halo Anak Nusantara! Peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit ada bermacam-macam, salah satunya berupa bangunan candi. Peninggalan kerajaan tersebut yang bisa disaksikan sampai sekarang adalah Candi Tikus. Penasaran dengan sejarah dan serba-serbi lain yang ada di candi ini? Yuk simak artikel tentang candi tersebut hanya di Museum Nusantara.

Sejarah Candi Tikus

Foto Candi Saat Pertama kali ditemukan (Sumber: Direktori Majapahit)
Foto Candi Saat Pertama kali ditemukan (Sumber: Direktori Majapahit)

Candi tikus merupakan salah satu peninggalan sejarah bercorak Hindu yang ada di Jawa Timur. Lalu, bagaimanakah sejarah Candi Tikus saat pertama kali ditemukan? Candi bercorak Hindu ini awalnya terkubur di dalam tanah dan ditemukan kembali pada tahun 1914. Penggalian candi didasarkan pada laporan di era pemerintahan Bupati Mojokerto, RAA Kromojoyo Adinegoro, tentang ditemukannya miniatur candi di sebuah pekuburan rakyat.

Kemudian setelah puluhan tahun ditemukan, pada tahun 1984-1985 diadakan pemugaran dan restorasi candi secara menyeluruh. Masyarakat sekitar menamakan candi ini sebagai “Tikus” karena konon katanya, tempat candi ini dulunya adalah sarang tikus.

Akan tetapi, belum didapatkan sumber sejarah valid dan tertulis yang menerangkan secara jelas tentang kapan, untuk apa, dan oleh siapa candi ini dibangun. Namun sudah diperkirakan dibangun antara abad 13 hingga 14 M, karena miniatur menara candi merupakan arsitektur khas pada abad tersebut.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Lokasi Candi Tikus

Lokasi Candi Ada di Mojokerto, Jawa Timur (Sumber: Wikipedia)
Lokasi Candi Ada di Mojokerto, Jawa Timur (Sumber: Wikipedia)

Candi yang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit ini terletak di di dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Lokasinya ada di sekitar 13 km di sebelah tenggara kota Mojokerto. 

Apabila dilalui dari jalan raya Mojokerto-Jombang, rutenya melalui perempatan Trowulan, membelok ke timur, melewati Kolam Segaran dan Candi Bajangratu. Letaknya ada di sebelah kanan jalan, sekitar 600 m saja dari Candi Bajangratu.

Bentuk Bangunan Candi Tikus

Bentuk Bangunan Candi Secara Keseluruhan (Sumber: @msofyanaffandy on Instagram)
Bentuk Bangunan Candi Secara Keseluruhan (Sumber: @msofyanaffandy on Instagram)

Berbeda dengan candi bercorak Hindu lainnya, Candi Tikus ini sangat unik karena berbentuk kolam dan candinya utamanya ada di tengah kolam. Lalu untuk bahan utama pembentuk bangunan juga menggunakan batu bata merah dan batu andesit.

Untuk ukuran kolam Candi Tikus yaitu sebesar 29,5 x 28,25 m² dan dilengkapi dengan undakan berbentuk selasar. Selasar pertama lebarnya 0,75 m yang mengelilingi kolam, kemudian selasar kedua yang berada di bawahnya memiliki ukuran lebih lebar.

Letak candi utama dibangun di tengah kolam dan menghadap ke arah utara, yang dilengkapi dengan sebuah tangga selebar 3,5 m dan memanjang dari atas kolam menuju ke dasar kolam. Di sisi kiri dan kanan tangga utama juga terdapat 2 kolam kecil. Kedalaman dari dua kolam kecil tersebut adalah 1,5 meter dengan ukuran 2 x 3,5 m².

Candi utama memiliki bentuk bujur sangkar sebesar 7,65 m². Selain itu dilengkapi dengan 8 menara kecil pada sekeliling candi yang berbentuk Gunung Meru pada atap dan ujung atapnya. Sedangkan pada bagian tengah bangunan candi utama ini terdapat sebuah miniatur menara setinggi 2 m, yang memiliki bentuk serupa dengan 8 menara kecil di sekelilingnya.

Pada sisi dinding luar bangunan candi terdapat 17 pancuran yang memiliki bentuk kalamakara dan bunga teratai yang mengelilingi bangunan utama candi. Selain itu, 2 kolam kecil yang ada di bagian dalam candi juga dilengkapi dengan 3 buah pancuran berbentuk bunga teratai.

Setelah mengetahui bentuk bangunannya, hal yang menarik adalah adanya dua jenis batu bata dengan ukuran berbeda yang digunakan dalam bangunan candi. Untuk bagian kaki candi terdiri dari susunan bata merah berukuran besar yang ditutup dengan susunan bata merah yang berukuran lebih kecil. Selain kaki bangunan, pancuran air yang terdapat di candi ini pun juga ada dua jenis, ada yang terbuat dari bata dan yang terbuat dari batu andesit.

Perbedaan bahan bangunan yang digunakan menimbulkan adanya dugaan kalau candi ini dibangun melalui tahapan tertentu. Dalam pembangunan kaki candi, tahap pertama yang digunakan adalah menggunakan batu bata merah berukuran besar, sedangkan dalam tahap kedua digunakan bata merah berukuran lebih kecil. Dengan kata lain, bata merah yang ukurannya lebih besar usianya lebih tua dibandingkan dengan ukuran yang lebih kecil. 

Sedangkan untuk bahan pancuran air, bahan bata merah diperkirakan dibuat dalam tahap pertama, karena bentuknya masih kaku. Untuk pancuran berbahan batu andesit lebih halus pahatannya sehingga diperkirakan dibuat dalam tahap kedua. Walaupun demikian, tidak bisa diketahui secara pasti kapan pembangunan candi ini dilakukan.

Fungsi Candi Tikus

Bentuk Candi Tikus merupakan perwujudan dari Gunung Meru atau Mahameru yang merupakan tempat suci dan tempat para dewa bagi umat Hindu dan Buddha. Bentuk pancuran yang ada pada candi ini diperkirakan adalah pengatur debit air pada masa Kerajaan Majapahit. Sedangkan tempatnya yang berada di pinggiran kota Trowulan, diperkirakan bahwa fungsi candi ini adalah tempat pertirtaan yang akan mengaliri seluruh kota Trowulan.

Demikian penjelasan yang dapat Munus sampaikan tentang sejarah, lokasi, bentuk bangunan, serta fungsi Candi Tikus. Jika kalian makin penasaran tentang candi ini, kalian bisa mengunjungi Mojokerto untuk berwisata sambil belajar sejarah. Semoga artikel kali ini bermanfaat.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Candi Tikus: Sejarah, Lokasi, Bentuk Bangunan, & Fungsi

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]