Kerajaan Kutai adalah salah satu kerajaan tertua yang pernah ada di Indonesia. Keberadaannya terdapat dari beberapa peninggalan, salah satunya adalah Prasasti Yupa. Prasasti ini menunjukkan bagaimana peradaban awal di Indonesia serta awal mula dari masa kerajaan di Indonesia.
Pada kesempatan kali ini, Museum Nusantara akan membahas lebih jauh tentang sejarah, isi Prasasti Yupa dan peninggalan Kerajaan Kutai lainnya. Simak informasi selengkapnya di bawah ini!
Sejarah Prasasti Yupa
Daftar Isi
Prasasti Yupa adalah prasasti peninggalan dari Kerajaan Kutai. Prasasti ini tidak hanya ada satu saja tapi tujuh buah prasasti, tapi hanya empat prasasti yang berhasil dibaca serta diartikan sampai saat ini. Prasasti menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa dalam penulisannya. Diperkirakan bahwa prasasti ini berasal dari tahun 400 Masehi dan ditulis dalam bentuk puisi anustub.
Prasasti ini dapat dikatakan sebagai prasasti pertama yang ditemukan serta peninggalan tertua dari kerajaan bercorak Hindu di Indonesia. Peninggalan ini menjadi bukti sejarah bahwa dahulu pernah ada kerajaan Hindu yang berdiri di Kalimantan. Bentuk prasasti berupa tiang batu yang biasanya berfungsi untuk mengikat kurban hewan yang akan dipersembahkan pada Dewa.
Selain menjadi tiang batu yang berfungsi untuk mengikat kurban, juga terdapat tulisan yang diukir di prasasti ini. Setiap prasasti memiliki topik pembahasan yang berbeda-beda mengenai Raja Mulawarman. Secara garis besar, prasasti membahas tentang kehidupan sosial, politik, budaya dan agama pada masa itu.
Isi Prasasti Yupa Kerajaan Kutai
Prasasti Yupa bercerita tentang Raja Mulawarman yang memberi sumbangan kepada kaum brahmana dengan sapi yang sangat banyak. Raja Mulawarman adalah cucu kandung dari Raja Kudungga dan anak dari Raja Aswawarman. Prasasti ini menunjukkan bukti peninggalan tertua dari kerajaan Hindu yang ada di Indonesia. Meskipun Kutai tidak disebutkan secara langsung dalam prasasti, prasasti satu ini tetap dianggap sebagai peninggalan Kerajaan Kutai. Hal ini dikarenakan prasasti ditemukan di daerah Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur.
Salah satu prasasti menjelaskan tentang silsilah dari Mulawarman yang merupakan cucu dari Kudungga dan anak dari Aswawarman. Tertulis bahwa Raja Mulawarman adalah seorang pemimpin yang kuat, sabar, tegas dan dermawan. Dalam prasasti juga tertulis tentang Kerajaan Kutai yang mengadakan Upacara Aswamedha yang berupa upacara pelepasan kuda dengan tujuan menentukan batas wilayah kerajaan.
Prasasti Yupa juga menceritakan kehidupan sosial masyarakat Kutai. Masyarakat sudah banyak yang menganut agama Hindu sehingga pemerintahan kerajaan menjadi lebih teratur layaknya pemerintahan kerajaan di India. Masyarakat membuka diri dengan unsur sosial baru yang datang dari India dan lebih berkembang secara peradaban.
Untuk kehidupan berbudaya, Prasasti Yupa menjelaskan tentang budaya masyarakat yang sudah erat dengan agama dan budaya Hindu. Pengaruh kebanyakan berasal dari Kerajaan Pallawa. Jika sesuai dengan periodisasi, prasasti ini merupakan salah satu warisan budaya dari zaman Megalitikum.
Setelah kebudayaan, prasasti ini juga menuliskan tentang perkembangan agama Hindu yang pesat sejak pemerintahan Raja Aswawarman. Karena pengaruhnya yang besar, Raja Aswawarman bahkan mendapat sebutan sebagai dewa matahari dalam agama Hindu bernama Ansuman.
Peninggalan Kerajaan Kutai Lainnya
Selain Prasasti Yupa, Kerajaan Kutai juga memiliki berbagai peninggalan lainnya, antara lain:
1. Ketopong Sultan Kutai
Ketopong Sultan ini merupakan mahkota raja dari Kerajaan Kutai. Mahkota ini terbuat dari emas yang memiliki berat sekitar 2 kg. Ketopong Sultan ini sampai saat ini masih tersimpan rapi di Museum Nasional Jakarta, sedangkan Ketopong yang berada di Museum Mulawarman hanya replika saja. Mahkota ini pertama kali ditemukan pada tahun 1890 di daerah Kutai Kartanegara.
2. Kalung Uncal
Kalung Uncal terbuat dari bahan emas yang memiliki berat total 170 gram lengkap dengan liontin yang memiliki relief kisah Ramayana. Kalung ini adalah salah satu atribut Kerajaan Kutai yang dipakai oleh Raja Kutai sejak Kutai berhasil ditaklukkan.
3. Kalung Ciwa
Kalung Ciwa adalah salah satu peninggalan dari Kerajaan Kutai yang ada sejak zaman Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Kalung Ciwa ditemukan warga di daerah Danau Lipan, Muara Kaman pada tahun 1890. Sampai saat ini, kalung ini masih menjadi perhiasan kerajaan yang dipakai oleh raja jika ada pengangkatan raja baru.
4. Pedang Sultan Kutai
Pedang Sultan Kutai terbuat dari bahan emas yang padat. Bagian gagang pedang dihiasi dengan ukiran harimau yang bersiap menerkam musuh dan ujung sarung pedang dihiasi ukiran seekor buaya. Saat ini, Pedang Sultan Kutai tersimpan di Museum Nasional Jakarta.
5. Kura-kura Emas
Peninggalan terakhir Kerajaan Kutai adalah kura-kura emas. Saat ini, kalian dapat menyaksikan peninggalan ini di Museum Mulawarman. Kura-kura emas ini berukuran sebesar setengah kepalan tangan dan merupakan persembahan dari pangeran Kerajaan China kepada putri Kutai bernama Aji Bidara Putih.
Demikian pembahasan Museum Nusantara tentang sejarah, isi Prasasti Yupa, dan peninggalan-peninggalan Kerajaan Kutai lainnya. Peninggalan tersebut merupakan salah satu media kita, generasi penerus, untuk terhubung dengan sejarah. Semoga penjelasan Munus kali ini dapat membantu kalian dalam menghargai peninggalan dan menambah wawasan tentang sejarah Indonesia!
Tidak ada komentar