1. Tari Daerah

Tari Cokek : Sejarah, Gerakan, Properti & Musik Pengiringnya

Halo anak Nusantara! Indonesia merupakan negara yang kaya akan peninggalan budayanya, mulai dari pakaian tradisional, bangunan sampai tarian tradisional. Pada kesempatan kali ini, Museum Nusantara akan membahas tentang salah satu tarian tradisional dari Betawi, yaitu Tari Cokek. Yuk, simak penjelasannya lebih dalam di sini! 

Sejarah Tari Cokek

Tari Cokek adalah sebuah tarian tradisional yang berasal perpaduan budaya masyarakat Betawi dan masyarakat Tionghoa, tepatnya di daerah Teluk Naga Tangerang. Tarian ini berkembang di daerah pinggiran ibu kota Jakarta. 

Menurut sumber sejarah, tarian ini merupakan seni tari khas Betawi yang memiliki unsur budaya Tionghoa di dalamnya. Oleh karena tarian ini menyebar dengan cepat dalam masyarakat, Cokek menjadi salah satu hiburan yang digemari masyarakat Betawi, baik yang ada di kota atau yang ada di daerah pinggiran.

Biasanya, tarian ini dibawakan ketika ada hajatan seperti perkawinan, sunatan, atau hajatan perjamuan. Para penari akan menunjukkan gemulainya gerakan tarian diiringi dengan nyanyian dan musik Gambang Kromong.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Nama Cokek berasal dari suatu kata dalam bahasa Hokkian Chiou-khek yang memiliki arti menyanyikan lagu. Dalam bahasa Mandarin, sering juga disebut sebagai Chang ge. Setiap perpaduan gerak, musik dan nyanyian terlihat selaras sehingga penonton terpukau ketika melihatnya.

Makna Tari Cokek

Tidak ada yang mengetahui pasti kapan Tari Cokek ditemukan atau muncul dalam masyarakat. Sejarah juga tidak menyebutkan sosok yang menciptakan tarian ini pertama kali dan menampilkannya pada masyarakat.

Tarian ini memadukan tatapan yang tajam serta ekspresi yang genit dari penari sehingga Cokek memiliki kesan seperti memikat para tamu lelaki untuk ikut menari atau ngibing. Oleh karena itu, Cokek juga berfungsi sebagai tari pergaulan.

Penonton yang diajak ngibing biasanya akan diberikan minuman berupa tuak supaya bersemangat. Kesenian Cokek pada awalnya dipertontonkan hanya untuk tamu dari Cina atau hajatan Tionghoa. Pemilik kelompok Tari Cokek biasanya berasal dari cukong keturunan Tionghoa.

Penari Cokek memiliki pemimpin yang memberi perintah para penari untuk melayani tamu. Para penari menggerakkan pinggul dengan gemulai seolah-olah berusaha merayu penonton. Oleh sebab itu, penari Cokek juga disebut wanita penghibur atau Cabo dalam bahasa Betawi.

Seiring berjalannya waktu, berbagai pendapat muncul mengenai tarian Cokek. Tari ini mendapat banyak dukungan serta kecaman dari masyarakat. Kecaman masyarakat muncul karena banyaknya gerakan dalam Cokek yang terlalu sensual dan mengandung nilai moral yang kurang baik.

Gerakan-gerakan yang kurang pantas tersebut mencakup goyangan pinggul dari bawah sampai atas yang dilakukan penari. Untuk mendapatkan uang, penari akan menarik tamu untuk menari bersama menggunakan selendang atau biasa disebut ngibing. Bahkan, muncul kepercayaan bahwa laki-laki yang ditarik oleh penari tidak akan pernah lagi kembali ke rumah.

Terlepas dari gerakannya yang dianggap tidak sesuai, Tari Cokek memiliki makna yang positif yang dapat terlihat dari setiap gerakan tari. Berbagai gerakan memberikan makna tersendiri kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri dan sesama manusia sehingga tarian ini juga memiliki nilai filosofis yang kuat.

Tari Cokek dalam Pagelaran (Sumber : Tegaraya)

Gerakan Tari Cokek

Berikut adalah rangkaian gerak dari Tari Cokek serta maknanya: 

1. Tangan Ke Atas

Gerakan tangan ke atas menggambarkan bahwa manusia hanya bisa meminta, memohon serta menggantungkan dirinya kepada kehendak Tuhan Yang Maha Esa supaya segala harapan dan permintaan dapat terkabulkan. Gerakan tangan ke atas ini menggambarkan hamba yang berdoa kepada Sang Kuasa karena hanya kepada Tuhan, manusia dapat memohon dan berharap.

2. Tangan Menunjuk Kening

Gerakan tangan yang menunjuk kening menggambarkan manusia supaya selalu berpikir dengan baik dan tidak berprasangka buruk sebelum mengetahui kebenarannya terhadap apapun. Ketika manusia berburuk sangka, maka manusia tidak mendapat kebaikan sama sekali. Buruk sangka adalah sifat yang menciptakan kebencian pada manusia dan sesama.

3.  Gerakan Tangan Menutup Mulut

Gerakan tangan menutup mulut menggambarkan bahwa manusia harus selalu berkata baik. Jika manusia tidak mampu berkata baik, maka lebih baik mereka diam. Hal ini mengingatkan supaya manusia tidak saling menyakiti satu sama lain, dan dapat dimulai dari menjaga perkataan supaya tidak menyakiti perasaan orang lain.

4. Gerakan Tangan Menunjuk Ke Mata

Gerakan menunjuk mata bermakna bahwa manusia harus selalu menjaga penglihatan atau pandangan dari segala hal yang buruk. Mata adalah karunia Tuhan maka dari gerakan tarian ini ditunjukkan bahwa kita harus bersyukur dengan menggunakan mata kita untuk hal baik.

Properti Tari Cokek

Penari Cokek menggunakan properti seperti baju kurung serta celana panjang yang biasanya memiliki satu warna. Pemilihan warna yang biasa dipakai untuk Properti Tari Cokek adalah warna kuning, merah, biru, merah muda, hingga ungu.

Pada bagian bawah celana biasanya dilengkapi dengan hiasan yang berwarna selaras seperti celana penari. Penari juga menggunakan selendang panjang yang dipakai pada bagian pinggang serta membiarkan selendang tersebut terurai ke bawah supaya mudah untuk dikibas-kibaskan saat menari.

Rambut penari Cokek disisir rapi dan juga ada yang dibuat kepang. Setelah itu penari akan mengenakan sanggul yang cukup besar dan kemudian ditambah dengan hiasan tusuk konde yang dapat bergoyang goyang.

Musik Iringan Tari Cokek

Tentu saja untuk mengiringi sebuah tarian harus ada musik atau tembang. Begitu pula pada Tari Cokek, terdapat beberapa instrumen yang digunakan ketika mengiringi tarian satu ini, seperti Gambang Kromong, Gong, Kecrek, Gendang, Tehyan, Kongahyan,Sukong, Suling

Baca Juga : Tari Topeng Cirebon : Sejarah, Pola Lantai & Propertinya

Demikian adalah penjelasan Museum Nusantara tentang sejarah, gerakan, properti, dan musik pengiring dari Tari Cokek Betawi. Semoga artikel ini dapat membantu kalian untuk semakin mengenal dan mencintai budaya Indonesia!

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Tari Cokek : Sejarah, Gerakan, Properti & Musik Pengiringnya

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]