1. Blog

Perang Puputan Margarana: Latar Belakang, Tokoh, & Kronologi

Halo anak Nusantara! Dalam upaya merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, banyak perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Tidak sedikit rakyat Indonesia yang telah berkorban waktu, materi, tenaga, dan bahkan nyawa demi mencapai kemerdekaan. Pada kesempatan kali ini, Munus akan membahas tentang salah satu perang yang cukup terkenal, yaitu Perang Puputan.

Untuk informasi lebih dalamnya, kamu dapat mencari tahu tentang latar belakang dan para tokohnya di sini.

Latar Belakang Perang Puputan

Perang Puputan adalah pertempuran sampai titik darah penghabisan yang dilakukan rakyat Bali terhadap Belanda. Perang Puputan di Bali dikenal juga dengan Pertempuran Margarana, karena perang terakhir terjadi di Desa Margarana.

Perang dilatarbelakangi ketika NICA (Netherlands Indies Civil Administration) atau Belanda datang ke Indonesia dengan membawa Sekutu yang baru mengalahkan Jepang dalam Perang Dunia II dengan maksud untuk melucuti persenjataan tentara Jepang. Kedatangan Belanda ini tidak hanya terjadi di Pulau Jawa saja, tapi juga di Pulau Bali.

Artikel Terkait

  • Badan Usaha: Pengertian, Jenis-Jenis & Bentuknya
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 12, 2024 at 12:34 am

    Salah satu cara untuk meningkatkan tingkat perekonomian suatu negara adalah dengan mendirikan badan usaha. Suatu negara dapat dikatakan maju apabila tingkat kesejahteraan masyarakat tinggi. Hal ini tentunya tidak kalah jauh dengan taraf ekonomi dan sosial yang baik. Pendekatan yang nyata untuk mewujudkannya adalah dengan melihat bagaimana perkembangan bahan usaha tersebut.  Kawan literasi, asal kalian tahu The post Badan Usaha: Pengertian, Jenis-Jenis & Bentuknya appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Mengenal Lebih Jauh Proses terjadinya Pelangi
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 10, 2024 at 7:11 am

    Berbicara mengenai fenomena alam. Salah satu fenomena yang indah untuk kita lihat adalah pelangi. Wah, sekarang kan lagi musim penghujan tuh, pasti kalian sering banget melihat pelangi setelah hujan reda? Mungkin dari kalian bertanya-tanya, bagaimana proses terjadinya pelangi? Apa yang membuat warnanya beragam dan terlihat indah di angkasa?  Nah, kalian nggak salah untuk membuka situs The post Mengenal Lebih Jauh Proses terjadinya Pelangi appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Konferensi Meja Bundar: Latar Belakang, Tujuan & Dampaknya
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 8, 2024 at 2:50 am

    Pasca kemerdekaan Indonesia, Indonesia tidak sepenuhnya merdeka, lho. Masih ada upaya-upaya Belanda ingin menjajah dan menduduki negara Indonesia. Maka dari itu, para pemuda Indonesia tidak ingin hal tersebut terjadi. Sehingga, terbentuklah Konferensi Meja Bundar (KMB) atau dalam bahasa Belanda disebut dengan Nederlands-Indonesische ronde tafel conferentie. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih lanjut konferensi The post Konferensi Meja Bundar: Latar Belakang, Tujuan & Dampaknya appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Bank Sentral: Pengertian, Wewenang & Contoh Banknya di Dunia
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 5, 2024 at 11:46 pm

    Awal mula munculnya bank sentral adalah pembangunan sebuah firma pada tahun 1690, saat itu kerajaan Inggris ingin membangun infrastruktur yang kuat untuk armada laut. Nah, tapi nyatanya tidak semudah itu lho guys. Pemerintahan Inggris tidak mempunyai pendanaan yang memadai untuk membangunnya. Selanjutnya, muncullah gagasan William Paterson yang kemudian direalisasikan oleh Charles Montagu yaitu membentuk sebuah The post Bank Sentral: Pengertian, Wewenang & Contoh Banknya di Dunia appeared first on Sma Studioliterasi.

Para rakyat serta pejuang di Bali menolak kedatangan Belanda ini. Setelah itu, muncul berbagai perlawanan terhadap Belanda. Oleh karena perlawanan yang semakin besar, Pihak Belanda melakukan perundingan dengan I Gusti Ngurah Rai, Kepala Divisi Tentara Keamanan Rakyat di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.

Belanda yang diwakili Letkol J.B.T Konig mengajak I Gusti Ngurah Rai untuk menyelesaikan konflik dengan damai. Perundingan ini ditolak oleh  I Gusti Ngurah Rai, Ia akan tetap melakukan perlawanan jika Belanda masih tetap berada di Bali.

Kronologi Kejadian Perang Puputan

Kejadian Perang Puputan Margarana bermula ketika Keamanan Belanda melakukan patroli di Klungkung pada tanggal 13 sampai 16 April 1908. Raja Klungkung menolak patroli ini karena dianggap melanggar kedaulatan dari Kerajaan Klungkung.

Belanda mengatakan bahwa patroli ini bertujuan untuk mengamankan serta memeriksa tempat penjualan candu, karena pada saat itu perdagangan candu dimonopoli oleh Belanda. Cokorda Gelgel, kerabat dari Raja Klungkung mempersiapkan penyerangan terhadap patroli Belanda tersebut. Patroli tersebut dapat dikalahkan dengan mudah, sebanyak 10 prajurit gugur termasuk pemimpin dari patroli Belanda.

Belanda kemudian melakukan serangan balasan kepada Gelgel. Perlawanan terjadi pada 17 April 1908 ketika Belanda mulai menyerang Gelgel. Raja Klungkung mengirimkan Cokorda Raka Pogog untuk menghentikan pertumpahan darah, tapi hal ini gagal dilakukan dan Cokorda Raka Pogog dicurigai oleh Belanda.

Ilustrasi Perang Puputan (Sumber : Netralnews)

Gelgel mengalami kekalahan pada pertempuran ini. Ditambah lagi, Cokorda Raka Pogog ikut gugur dalam Perang Puputan. Raja Klungkung terus mengirimkan pasukan, tapi tidak ada yang dapat mengalahkan pasukan Belanda. Belanda semakin mendesak Kerajaan Klungkung untuk menyerah tanpa syarat.

Oleh karena Kerajaan Klungkung yang tidak mengindahkan ultimatum tersebut, Belanda akhirnya melakukan bombardir ke istana Gelgel, Satria dan Smarapura selama 6 hari berturut-turut.

Pada tanggal 28 April 1908, perang dimulai. Persenjataan Belanda jauh lebih canggih dibanding persenjataan rakyat Bali, hal ini membuat Belanda dengan mudah menguasai desa Jumpai dan Kusamba. Belanda kemudian menguasai Klungkung. Perlawanan keluarga kerajaan menjadi semakin besar, mereka sudah siap untuk melawan maut demi mengalahkan pasukan Belanda. Meskipun semangat juang yang tinggi, Belanda jauh lebih kuat dengan senapan nya membuat banyak keluarga kerajaan yang gugur di medan perang.

Akhirnya, Klungkung jatuh ke kekuasaan Belanda pada tanggal 28 April 1908. Setelah Kerajaan Klungkung dikuasai, secara otomatis seluruh daerah Bali sudah berada dalam kekuasaan Belanda. Perlawanan raja-raja bali terhadap belanda dikenal dengan sebutan Perang Puputan yang maknanya adalah perang hingga titik darah penghabisan.

Di sisi lain, I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya yang disebut sebagai Ciung Wanara melakukan perjalanan ke Gunung Agung. Saat di tengah perjalanan, pasukan ini dihadang oleh pasukan Belanda di Desa Marga. Pertempuran sengit tak bisa terhindarkan dan terjadi saat itu. 

Pada 20 November 1946, Desa Marga menjadi arena pertempuran yang mencekam dengan bunyi letupan meriam dan senjata. Para pasukan Ciung Wanara berhasil memukul mundur pasukan Belanda. Belanda tidak mau kalah dan mengeluarkan bom dari pesawat udara untuk menggempur pasukan I Gusti Ngurah Rai.

Pasukan Indonesia berjuang sampai titik darah penghabisan, begitu pula dengan I Gusti Ngurah Rai. Tidak ada pasukan Indonesia yang selamat, semuanya gugur. Peristiwa ini kemudian dikenang dengan nama Perang Puputan Margarana.

Tokoh Perang Puputan

Perang Puputan di Bali dipimpin oleh Kolonel TNI Anumerta I Gusti Ngurah Rai. Beliau lahir pada 30 Januari 1917 di Desa Carangsari, Kabupaten Badung , Bali. Ia dikenal ketika bersama pasukannya melakukan pertempuran habis-habisan untuk merebut wilayah Bali dari Belanda. Ia meninggal pada tanggal 20 November 1946 dan diangkat sebagai pahlawan Indonesia dari Kabupaten Badung, Bali.

Pemerintah menganugerahi I Gusti Ngurah Rai dengan Bintang Mahaputra dan menaikkan pangkatnya menjadi Brigjen TNI Anumerta. Namanya juga dijadikan sebagai nama bandara di Bali.

I Gusti Ngurah Rai (Sumber : Wikipedia)

Dewan Perjuangan Republik Indonesia Sunda Kecil juga membuatkan nisannya bersama anggota pejuang Markas Besar Oemoem lainnya di Kompleks Monumen de Kleine Sunda Eilanden, Tabanan. Kisah perjuangan dari I Gusti Ngurah Rai juga diabadikan dalam berbagai tulisan. Jasa beliau dan pasukannya sangat besar bagi Indonesia.

Dampak Perang Puputan

Setelah Perang Puputan selesai, dampak dari perang ini adalah Belanda yang dapat menguasai wilayah Bali. Selain itu, juga banyak korban yang gugur selama perang berlangsung. I Gusti Ngurah Rai mengetahui apa yang benar menurutnya. Setiap tetes darah dan nyawa yang dikorbankan oleh para pasukan tersebut, tidak ada yang sia-sia. Perjuangan mereka memberikan semangat kepada para generasi penerus.

Monumen Margarana

Untuk mengenang Perang Puputan Margarana, Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana dibangun  di desa Marga. Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Lokasinya berjarak sekitar 25 km dari Kota Denpasar. Peristiwa tersebut terjadi tepat di depan monumen ini berdiri.

Luas dari Monumen Margarana adalah sekitar 9 hektar. Bangunan terbagi dalam bagian hulu, tengah dan hilir. Konsep ini mengikuti konsep dari Tri Mandala. 

Bagian hulu memiliki ukuran seluas 4 hektar. Kompleks bangunan ini terdiri dari kompleks bangunan suci dengan nama Taman Pujaan Bangsa. Di dalam Taman Pujaan Bangsa terdapat Candi Pahlawan Margarana setinggi 17 m. Candi ini dihiasi dengan isi surat jawaban dari I Gusti Ngurah Rai kepada Belanda. 

Monumen Margarana (Sumber : Wikipedia)

Sisi barat candi terdapat sebuah Gedung Sejarah yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda peninggalan pada masa Perang Puputan terjadi. Sedangkan di bagian selatan gedung sejarah, terdapat Taman Suci yang berfungsi untuk menyucikan diri wisatawan ketika akan berziarah.

Selain itu, juga terdapat Patung Panca Bakti yang terletak di sebelah selatan tempat upacara. Patung ini menggambarkan persatuan dari seluruh rakyat Indonesia dalam menuju kemerdekaan.

Sebuah taman juga berada di bagian hulu. Taman tersebut bernama Taman Bahagia. Taman yang terletak di sebelah timur laut Candi Pahlawan Margarana ini adalah kompleks makam bagi para pejuang yang gugur dalam perlawanan yang terjadi di Bali. Kompleks pemakaman ini terdiri dari 1.372 nisan para pejuang Bali.

Bagian tengah kompleks Monumen Margarana diisi dengan Taman Seni Budaya. Taman ini berisi warung kopi, Wantilan (balai khas Bali), dan toko souvenir. Dapat dibilang, bagian tengah adalah tempat bagi para wisatawan untuk rehat atau bersantai saat mengunjungi monumen ini.

Pada bagian hilir monumen, terdapat Taman Karya Alam. Area ini memiliki luas sekitar 4 hektar. Rencananya pada area ini akan dibangun Bumi Perkemahan Remaja.

Baca Juga : Sejarah Peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang

Demikian penjelasan Munus mengenai Perang Puputan. Meskipun perang ini menelan korban jiwa yang sangat banyak, perjuangan mereka tidaklah sia-sia. Para pejuang mewariskan kehidupan yang lebih baik kepada kita, para penerus bangsa.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Perang Puputan Margarana: Latar Belakang, Tokoh, & Kronologi

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Busur panah telah menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia selama berabad-abad. Seni memanah telah diwariskan dari generasi ke generasi dan tetap menjadi bagian dari budaya dan tradisi bangsa. Artikel ini akan mengenalkan Anda pada berbagai bentuk busur panah yang ada di Indonesia, serta memberikan wawasan tentang pentingnya seni memanah dalam masyarakat Indonesia. Apa Itu Busur […]

    Trending

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]
    Alat musik gambus adalah salah satu alat musik tradisional Riau yang dimainkan dengan cara dipetik. Menurut sejarah, musik tradisional ini lekat dengan budaya islam. Bentuknya memang sekilas mirip dengan gitar, namun cara memainkan gambus ini sedikit berbeda, Anak Nusantara. Untuk mengetahui lebih jauh tentang alat musik gambus dan cara memainkannya, simak artikel Museum Nusantara kali […]
    Selama berabad-abad, Indonesia telah menjadi rumah bagi keberagaman budaya yang kaya, termasuk seni tari tradisional yang memukau. Tari tradisional Indonesia bukan hanya sekadar gerakan-gerakan artistik yang menakjubkan, tetapi juga mewakili identitas, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat di berbagai daerah. Tari Sirih Kuning adalah salah satu jenis tarian tradisional yang memiliki akar budaya kuat bagi masyarakat Betawi. […]