1. Blog

Perjanjian Roem Royen: Latar Belakang, Isi, Toko, & Dampak

Perjuangan Indonesia melawan penjajah berlangsung selama 3,5 abad. Bahkan setelah merdeka, Indonesia masih harus melewati berbagai permasalahan wilayah dan kekuasaan. Salah satu upaya untuk memperjuangkan kemerdekaan adalah Perjanjian Roem Royen.

Pada kesempatan kali ini, Museum Nusantara akan membahas tentang latar belakang, tokoh, isi, serta dampak dari Perjanjian Roem Royen. Simak informasi selengkapnya di bawah ini!

Sejarah Perjanjian Roem Royen

Perjanjian Roem Royen adalah sebuah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang berlangsung dari 17 April 1949 dan ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta (saat itu masih bernama Batavia). Nama perjanjian ini berasal dari nama kedua pemimpin delegasi, pemimpin delegasi Indonesia bernama Mohammad Roem dan pemimpin delegasi Belanda bernama Herman van Roijen. 

Perjanjian ini bertujuan untuk menyelesaikan berbagai masalah terkait kemerdekaan Indonesia sebelum Konferensi Meja Bundar yang berlangsung di Den Haag, Belanda pada tahun 1949. Pemerintah Indonesia mempertegas sikapnya untuk menunjukkan bahwa Republik Indonesia memiliki kedaulatan dan Yogyakarta termasuk bagian dari Indonesia. 

Artikel Terkait

  • Cause and Effect: Rumus, Fungsi, serta Contoh Kalimatnya
    by Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on September 19, 2023 at 3:45 am

    Cause and effect merupakan salah satu jenis kalimat yang paling sering digunakan baik dalam teks maupun percakapan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk kita mengetahui cara menyusun kalimat ini dengan benar. Sebagian orang pun masih melakukan kesalahan dalam menyatakan sebab dan akibat dalam bahasa Inggris.  Misalnya, “Because sick, she can’t come to school.” Klausa pertama The post Cause and Effect: Rumus, Fungsi, serta Contoh Kalimatnya appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Jenis-Jenis Puisi Lama, Ciri-Ciri dan Contohnya, Lengkap!
    by Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on September 18, 2023 at 3:05 am

    Puisi terbagi menjadi dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi baru. Perbedaan yang signifikan diantara keduanya yaitu pada aturan penulisannya. Puisi lama biasanya lebih kaku karena adanya aturan seperti jumlah kata dan pengulangan kata. Setiap jenisnya pun memiliki ketentuannya sendiri. Kawan Literasi pasti sudah tidak asing dengan pantun atau syair. Pantun dan syair merupakan beberapa The post Jenis-Jenis Puisi Lama, Ciri-Ciri dan Contohnya, Lengkap! appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Struktur Teks Laporan Percobaan, Ciri-Ciri dan Contohnya
    by Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 11:48 am

    Teks laporan percobaan merupakan salah satu jenis teks yang ada dalam materi Bahasa Indonesia. Teks ini berfungsi untuk melaporkan percobaan yang dilakukan oleh seorang penulis. Penulisannya tentu tidak boleh asal, sebab teks ini harus menyatakan fakta hasil dari percobaan dan disusun dengan sistematis. Untuk mengetahuinya lebih jauh, simak artikel berikut hingga akhir, Kawan Literasi! Apa Artikel Struktur Teks Laporan Percobaan, Ciri-Ciri dan Contohnya pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • 13 Tanda Baca, Fungsi, dan Contoh Penggunaan sesuai EYD
    by Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 8:38 am

    Dalam suatu kalimat, terdapat tanda baca yang biasanya digunakan. Baik itu kalimat pernyataan, kalimat tanya, atau kalimat seruan. Masing-masing menggunakan tanda baca sesuai fungsinya. Contohnya, tanda titik (.) yang umumnya digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat berita.  Fungsi tanda baca adalah memudahkan pembaca untuk memberi jeda, mengetahui struktur suatu kalimat, dan menentukan intonasi. Lalu, bagaimana fungsi Artikel 13 Tanda Baca, Fungsi, dan Contoh Penggunaan sesuai EYD pertama kali tampil pada Studio Literasi.

Latar Belakang Perjanjian Roem Royen

Perjanjian ini dilatarbelakangi oleh beberapa perjanjian sebelumnya yang tidak menghasilkan keuntungan bagi Indonesia. Sebelum Roem-Royen, Indonesia sudah melakukan perjanjian Renville pada tahun 1948 dan perjanjian Linggarjati pada tahun 1946. Perjanjian Renville hanya membuat kerugian bagi Indonesia karena wilayah kedaulatannya menjadi semakin kecil.

Bahkan, pihak Belanda yang diuntungkan juga memutuskan perjanjian secara sepihak dan tidak lagi terikat dengan perjanjian tersebut pada tanggal 1 Desember 1948. Setelah itu Belanda menyerang ibukota Indonesia yang saat itu masih di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember. Peristiwa penyerangan tersebut kemudian dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II.

Tidak hanya itu, pihak Belanda juga menangkap dan menawan Presiden Soekarno serta Wakil Presiden Moh Hatta. Tindakan Belanda ini mendapat kecaman dari dunia Internasional. Perserikatan Bangsa Bangsa atau PBB bertindak dengan memerintahkan Indonesia dan Belanda untuk menghentikan operasi militernya pada 4 Januari 1949. United Nations Commission for Indonesia (UNCI) kemudian membawa perwakilan dari Indonesia dan Belanda untuk melakukan perundingan pada tanggal 17 April 1949. 

Tokoh Perjanjian Roem Royen

Terdapat berbagai tokoh yang terlibat dalam perjanjian ini. Perwakilan Indonesia dipimpin oleh Mohammad Roem dan Perwakilan Belanda dipimpin oleh Herman van Roijen. Berikut adalah nama tokoh-tokoh lain yang terlibat:

Perwakilan Indonesia

  • Ali Sastroamidjojo 
  • Sri Sultan Hamengkubuwono IX
  • Johannes Leimena 
  • Abdul Kareem Pringgodigdo 
  • Johannes Latuharhary
  • Supomo
  • Ir. Juanda  
  • Mohammad Hatta

Perwakilan Belanda

  • Blom 
  • van Hoogstratenden 
  • Van 
  • Gede 
  • P. J. Koets 
  • Jacob 
  • Gieben 

Perwakilan UNCI

  • Herremans (Belgia)
  • Merle Cochran (Amerika Serikat) 
  • Critchley (Australia) 

Isi Perjanjian Roem Royen

Inti dari perjanjian adalah untuk menyatakan kesediaan kedua belah pihak untuk berdamai. Pihak delegasi Indonesia menyatakan kesediaan sebagai berikut:

  1. Mengeluarkan perintah kepada angkatan perang untuk menghentikan perang gerilya.
  2. Bekerjasama dengan Belanda dalam upaya mengembalikan perdamaian serta menjaga ketertiban dan keamanan.
  3. Berpartisipasi dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda dengan tujuan tanpa syarat apapun.

Pihak delegasi Belanda sendiri menyatakan ketersediaan untuk melakukan hal-hal berikut:

  1. Mengembalikan pemerintahan Indonesia ke Yogyakarta sebagai ibukota negara.
  2. Membebaskan semua tahanan politik dan menghentikan pergerakan militer
  3. Tidak mendirikan atau mengakui negara bagian yang ada di daerah kekuasaan Republik Indonesia dan tidak melakukan perluasan wilayah.
  4. Menyetujui berdirinya Republik Indonesia sebagai salah satu bagian dari Republik Indonesia Serikat.
  5. Melaksanakan Konferensi Meja Bundar dalam waktu dekat setelah pemerintah sudah kembali ke Yogyakarta.

Keputusan yang didapatkan dari kedua belah pihak adalah:

  1. Kedaulatan diserahkan pada Indonesia tanpa syarat apapun sesuai perjanjian Renville pada tanggal 8 desember 1947
  2. Belanda dan Indonesia akan bekerja sama dengan mendirikan sebuah persekutuan berdasar rasa sukarela dan persamaan hak
  3. Pemerintah Belanda akan menyerahkan semua hak, kekuasaan, dan kewajiban pada Republik Indonesia

Dampak Perjanjian Roem Royen

Sebagai bentuk tindak lanjut dari perjanjian Roem-Royen, Majelis Permusyawaratan Federal atau Bijeenkomst voor Federaal atau BFO, Belanda dan Indonesia mengadakan sebuah perundingan formal pada tanggal 22 Juni 1949 yang diawasi oleh Critchley dari Australia. Perundingan formal ini menghasilkan beberapa dampak sebagai berikut:

  • Pemerintahan Republik Indonesia akan dikembalikan ke Yogyakarta pada tanggal 24 Juni 1949.
  • Pasukan Belanda ditarik mundur dari kawasan Yogyakarta.
  • TNI akan mengamankan ibukota terlebih dahulu sebelum pemerintahan Republik Indonesia kembali.
  • Soekarno – Hatta dibebaskan dan kembali ke Yogyakarta

Selain itu, Belanda dan Indonesia juga akan membahas lebih lanjut tentang pemindahan kekuasaan serta perjanjian damai antara Indonesia dan Belanda.

Setelah Soekarno dan Moh. Hatta kembali dari pengasingan menuju Yogyakarta, Kabinet Hatta mengesahkan perjanjian ini dan mengangkat Sjafruddin Prawiranegara untuk menjabat sebagai presiden Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Posisi sebagai presiden kemudian kembali diberikan kepada Soekarno pada tanggal 22 September 1948. Gencatan senjata antara Indonesia dengan Belanda kemudian dimulai di Pulau Jawa dan Sumatra, sehingga menyisakan masalah Papua yang masih dikuasai Belanda.

Baca juga: Perjanjian Linggarjati: Awal Menguatnya Citra Indonesia

Demikian pembahasan Museum Nusantara tentang latar belakang, isi, tokoh yang terlibat dan dampak dari Perjanjian Roem Royen. Semoga artikel Munus kali ini dapat membantu serta menambah wawasan kalian!

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Perjanjian Roem Royen: Latar Belakang, Isi, Toko, & Dampak

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Busur panah telah menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia selama berabad-abad. Seni memanah telah diwariskan dari generasi ke generasi dan tetap menjadi bagian dari budaya dan tradisi bangsa. Artikel ini akan mengenalkan Anda pada berbagai bentuk busur panah yang ada di Indonesia, serta memberikan wawasan tentang pentingnya seni memanah dalam masyarakat Indonesia. Apa Itu Busur […]

    Trending

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]
    Alat musik gambus adalah salah satu alat musik tradisional Riau yang dimainkan dengan cara dipetik. Menurut sejarah, musik tradisional ini lekat dengan budaya islam. Bentuknya memang sekilas mirip dengan gitar, namun cara memainkan gambus ini sedikit berbeda, Anak Nusantara. Untuk mengetahui lebih jauh tentang alat musik gambus dan cara memainkannya, simak artikel Museum Nusantara kali […]
    Selama berabad-abad, Indonesia telah menjadi rumah bagi keberagaman budaya yang kaya, termasuk seni tari tradisional yang memukau. Tari tradisional Indonesia bukan hanya sekadar gerakan-gerakan artistik yang menakjubkan, tetapi juga mewakili identitas, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat di berbagai daerah. Tari Sirih Kuning adalah salah satu jenis tarian tradisional yang memiliki akar budaya kuat bagi masyarakat Betawi. […]