1. Kerajaan
  2. Peninggalan Sejarah

Masjid Gedhe Kauman dan Sejarah Akulturasi Jawa-Islam Nusantara

Yogyakarta merupakan kota yang menyuguhkan ratusan alternatif tujuan wisata, yang sungguh sayang untuk dilewatkan. Kota pelajar yang satu ini selalu memberikan kesan unik nan misterius sehingga setiap pengunjung yang datang selalu ingin kembali. Berbagai tujuan wisata termasuk keraton masih menjadi salah satu spot favorit untuk dikunjungi, tak terkecuali Masjid Gedhe Kauman yang masih satu kompleks dengan Keraton Yogyakarta.

Masjid Gedhe Kauman yang juga disebut Masjid Agung Yogyakarta merupakan masjid tertua yang terletak di Jalan Kauman, Alun-alun Keraton, Yogyakarta. Mayoritas para pengunjung Keraton Jogja tak mungkin melewatkan Masjid Gedhe Kauman untuk menjadi tujuan berikutnya, baik itu untuk tujuan beribadah, maupun sekedar melihat eksterior masjid yang megah nan kaya akan sejarah.  

Sejarah

Awal mula Sejarah Masjid Gedhe Kauman dimulai pada tanggal 29 Mei 1773 Masehi, yang mana hari itu merupakan awal pendirian Masjid Agung Yogyakarta ini. Peresmian ini diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Kyai Fakih Ibrahim Diponingrat.

Jika kita menilik dari tahun awal pendiriannya tersebut, tak heran jika Masjid Gedhe Kauman diakui sebagai masjid tertua yang ada di Yogyakarta. Pada masa-masa tersebut pula, Masjid Gedhe Kauman dibangun sebagai tempat ibadah bagi para keluarga raja dan rakyatnya.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Masjid Gedhe Kauman memiliki atap bersusun tiga yang bergaya tradisional Jawa. Arsitektur yang sangat khas ini dinamakan sebagai Tajuk Lambang Teplok. Karena makin banyaknya jamaah yang hadir, Masjid Agung Yogyakarta ini kemudian diekspansi dan ditambahkan serambi pada tahun 1775 M, berkisar dua tahun setelah Masjid Gedhe Kauman pertama kali didikan.

Serambi tersebut dinamakan Al Makhamah Al Kabiroh, dimana kemudian dijadikan tempat pertemuan para ulama, dan sebagai sarana utama melangsungkan pengajian. Selain itu, serambi Masjid Gedhe Kauman juga dijadikan venue untuk berbagai hajat, yang diantaranya adalah pernikahan, pembagian harta waris, dan tempat memperingat hari-hari besar tertentu.

Memiliki luas 16.000 m3, bagian-bagian Masjid ini terdiri dari 2 pagongan, pengulon, makam. Terdapat pula kantor sekretariat, dewan takmir, dan kantor agama. Awal mulanya masjid keraton jogja tidak memiliki gerbang pada awal pembangunannya. Namun, seiiring berjalannya waktu dan ramainya pelancong, masjid ini kemudian diberi gerbang tepatnya pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono V.

Gambar Pagongan Lor Gambar Masjid Gedhe Kauman
Pagongan Lor yang terletak di kompleks Masjid Gedhe Kauman Jogja, foto oleh genpijogja

Pagar tersebut hingga sekarang masih asli dan tetap berdiri kokoh. Masjid Agung Yogyakarta hingga saat ini menjadi cagar budaya Kota Yogyakarta yang akan terus dilindungi. Keindahan dan keunikan arsitekturnya menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung Masjid Gedhe Kauman Jogja, hingga kini dan masa mendatang.

Kemegahan Arsitektur Khas Jawa

Masjid Gedhe Kauman Jogja memiliki arsitektur yang khas dengan gaya Jawa yang kental. Masjid Agung Jogja memiliki atap bersusun tiga yang terbuat dari kayu yang diukir, sehingga memberikan kesan megah dan menawan.

Terlebih, gaya arsitektur seperti ini juga dapat menggambarkan kesan kebesaran Keraton Jogja, yang lokasinya pun masih dalam satu kompleks. Dengan induk bangunan yang memiliki bentuk seperti Tajug persegi tertutup, Masjid Agung Jogja juga memiliki bentuk atap bertumpang tiga dengan bentuk serambi limas persegi panjang yang terbuka. 

Anda bisa memasuki ruang Masjid Gedhe Yogyakarta melalui pintu utama yang berada di bagian sebelah timur dan utara masjid. Terdapat sebuah mimbar besar bertingkat tiga yang terbuat dari kayu asli. Di dalam masjid ini juga terdapat bangunan bernama Maskura.

Maskura ini merupakan bangunan yang memiliki arsitektur bangunan yang mirip dengan sangkar. Keindahan lain yang dapat Anda lihat ialah terdapat halaman yang ditanami pepohonan. Dan di bagian utara dan selatan masjid juga terdapat sebuah Pagongan yang digunakan sebagai tempat meletakkan alat musik gamelan. 

Pagongan yang terletak di bagian utara masjid bernama Pagongan Ler yang digunakan sebagai tempat meletakkan gamelan sekati Kangjeng Kyai Naga Wilaga. Di bagian Pagongan Selatan dinamakan dengan Pagongan Kidul dan digunakan untuk meletakkan gamelan Sekati Kanjeng Kyai Guntur Madu.

Interior Masjid Gedhe Yogyakarta berhiaskan lampu bergaya kuno, yang identik jawa dengan nuansa Jawa masa lampau. Tak heran jika saat berada di masjid ini, kita seperti diajak melintasi mesin waktu untuk sejenak merasakan era Yogyakarta masa lampau. Situasi seperti ini tidak jarang menjadi momentum favorit para pengunjung untuk selalu menyempatkan berkunjung ke Masjid Agung Yogyakarta.

Gambar Masjid Gedhe Kauman Jogja-interior masjid
Kemegahan Interior Masjid Gedhe Kauman Jogja, dokumentasi resmi Keraton Yogyakarta-kratonjogja,id

Beralih ke sisi pelataran masjid, bagian halaman Masjid Gedhe Yogyakarta kerap digunakan sebagai bagian venue untuk acara budaya, seperti halnya Grebeg Sekaten ataupun Grebeg Syawal. Seperti yang Anak Nusantara ketahui, momentum istimewa ini merupakan kegiatan yang paling banyak memikat para pengunjung. Beberapa event Grebeg yang dilaksanakan tahunan ini selalu mengundang banyak pengunjung karena merupakan momentum bersejarah dimana kerajaan selalu menggelar acara ini secara sakral mulai dahulu kala.

Kini secara fasilitas, Masjid ini memiliki area parkir yang lumayan luas, fasilitas kamar mandi yang berjumlah banyak, hingga perpustakaan dan ruang baca. Di area luar halamannya yang luas pun kini terdapat beberapa toko dan lapak yang berjualan aneka kudapan, pas untuk menemani Anak Nusantara menikmati indahnya berkeliling Kota Jogja.  

Spot Populer

Spot popular yang harus Anak Nusantara kunjungi saat berkunjung ke Masjid Gedhe Kauman yaitu Kampung Kauman. Kampung Kauman juga merupakan salah satu kampung bernuansa heritage karena eksistensinya sudah ada sejak tahun 1900-1930.

Saat menyusuri area Kauman, Anda akan disuguhkan pengalaman perjalanan yang unik dan menarik. Pengunjung dianjurkan untuk berjalan kaki mengingat jalanan ini hanya memiliki lebar sekitar 2 meter. Bangunan di area Jalan Kauman memiliki corak yang yang merefleksikan peninggalan masa kolonial. Bagaimana tidak, pintu-pintu dan jendelanya masih asli bergaya lebar dan besar.

Jalan Kauman Jogja, spot heritage untuk berfoto
Salah satu sudut Jalan Kauman Yogyakarta, foto oleh dolandolen

Kaca warna yang mengiasai hampir setiap jendela rumah memberikan kesan arsitektur Eropa yang sangat kental. Tak jarang, para pengunjung juga menyempatkan diri untuk mengambil foto di depan gerbang Jalan Kauman ini. Gerbang berbentuk lengkung yang besar nan indah ini tak mungkin terlewatkan untuk diabadikan.

Informasi Lokasi dan Rute

Lokasi

Lokasi Masjid Gedhe Kauman terletak di Jalan Kauman, Ngupasan, Kota Yogyakarta atau terletak di samping Alun-Alun Lor Keraton Jogja. Masjid Gedhe Kauman berlokasi strategis untuk para wisatawan, karena letaknya yang berdekatan dengan destinasi wisata menarik lain, seperti Keraton Jogja dan Alun-Alun Lor yang juga merupakan ikon dari wisata Jogja, Benteng Vredeburg, Taman Pintar, Taman Budaya, dan Jalan Malioboro.

Rute

Rute untuk mengunjungi Masjid Gedhe Kauman Jogja tidaklah sulit untuk dijangkau. Jika Anda sedang berada di kawasan Malioboro, Anda hanya perlu berbelok kea rah kanan (arah barat) dan melewati Jalan K.H Dahlan, dan kemudian ke arah selatan setelah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah. Lalu, Anda akan menemukan gapura Jalan Kauman. Dia area situlah Masjid Gedhe Yogyakarta akan Anak Nusantara temukan.

Anda dapat mengunjungi tempat ini dengan berbagai jenis moda transportasi, pun juga dengan berjalan kaki jika Anda berminat menyusuri indahnya Jogja secara lebih detail.

Begitulah ulasan lengkap mengenai Masjid Gedhe Kauman, dan sejarah Masjid Gedhe Kauman yang utamanya tercermin oleh gaya arsitekturnya yang bergaya khas. Ikuti terus artikel Museum Nusantara yang secara rutin membahas bangunan bersejarah, museum, dan tempat-tempat unik bernuansa kaya akan warisan budaya. Selamat berwisata sejarah, Anak Nusantara!

Baca Juga : Keraton Yogyakarta, Ikon Sarat Sejarah & Warisan Budaya

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Masjid Gedhe Kauman dan Sejarah Akulturasi Jawa-Islam Nusantara

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]

    Trending

    Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, sangat banyak terjadinya pemberontakan. Salah satunya, pemberontakan petani Banten 1888. Pemberontakan ini merupakan bentuk perlawanan para petani di Cilegon, Banten terhadap peraturan yang dibuat oleh Pemerintahan Kolonial Belanda. Lantas, bagaimanakah cerita dari pemberontakan ini yang menjadi bagian sejarah? Kalian bisa baca ceritanya, pada artikel ini! Awal Mula Pemberontakan Petani […]
    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas […]