1. Blog

Kongres Pemuda 1: Latar Belakang, Tokoh, Tujuan & Hasilnya

Pemuda Indonesia adalah salah satu pilar perjuangan Indonesia. Hal ini dikarenakan banyak pemuda yang tergabung ke dalam suatu organisasi dan menyatukan visi untuk membuat Indonesia merdeka. Salah satunya adalah Kongres Pemuda 1.

Seperti apakah jalannya kongres ini? Pada kesempatan kali ini, Museum Nusantara akan membahas tentang latar belakang, tokoh yang terlibat, tujuan, serta hasil dari Kongres Pemuda 1. Simak informasi selengkapnya di bawah ini!

Latar Belakang Kongres Pemuda 1

Kongres Pemuda 1 dilatarbelakangi oleh lahirnya organisasi pergerakan nasional pertama, yaitu Budi Utomo pada tahun 1908. Setelah Budi Utomo berdiri, banyak organisasi kepemudaan yang mulai muncul. Beberapa organisasi masih bersifat kedaerahan, seperti Jong Java atau Tri Koro Dharmo, Jong Ambon, Jong Sumatranen Bond, dan organisasi kepemudaan lainnya.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan organisasi ini menjadi lebih luas lagi, bahkan sampai menjadi organisasi politik seperti Perhimpunan Indonesia. Dengan banyaknya organisasi pemuda yang hadir, banyak pula pemikiran serta gagasan berbeda-beda yang hadir di dalam organisasi. Namun, tujuan setiap organisasi adalah untuk mencapai kemerdekaan.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Oleh karena itu, upaya yang perlu ditempuh untuk memperoleh persatuan pendapat maka perlu dilakukan sebuah pertemuan besar yang kemudian diberi nama Kongres Pemuda 1. Kongres ini mengumpulkan seluruh organisasi pergerakan yang ada di Indonesia. Tujuannya adalah untuk membangkitkan semangat kerjasama antar organisasi pemuda.

Tokoh Kongres Pemuda 1

Ketua Kongres Pemuda I adalah Mohammad Tabrani. Beliau dibantu Soemarmo sebagai wakilnya. Djamaluddin Adinegoro berperan sebagai sekretaris dan Soewarso berperan sebagai bendahara. Beberapa tokoh yang terlibat dalam Kongres Pemuda 1 adalah Jan Tulle Soules Wij, Achmad Hamami, Paul Pinontoan,  Bahder Djohan, Sarbani, dan Sanusi Pane.

Kronologi Kongres Pemuda 1

Kongres ini dilaksanakan pada tanggal 30 April 1926 di Gedung Vrijmetselaarsloge (saat ini Gedung Bappenas), pada pukul 20.00. Kongres hari pertama dibuka dengan pidato selaku Ketua Kongres Pemuda. Beliau berpidato tentang cara untuk bisa membebaskan diri dari penjajah sangat banyak. Tabrani mengajak seluruh peserta kongres yang hadir untuk menjadi pilar kekuatan untuk kemerdekaan Indonesia.

Mohammad Tabrani juga menyampaikan bahwa tujuan kongres tersebut adalah untuk membangkitkan semangat kerjasama antar organisasi pergerakan Indonesia. Setelah kongres dibuka, para wakil dari setiap organisasi dipersilakan untuk menyampaikan pidato atau pesan-pesan mereka. Kongres hari pertama berakhir pukul 00:15. 

Hari kedua kongres dibuka pada pukul 20.00. Pembahasan utama di hari kedua ini adalah kedudukan wanita. Pembicaranya adalah Bahder Djohan, Stientje Ticoalu-Adam, dan Djaksodipoera. Mohammad Tabrani melakukan pembahasan mengenai perempuan karena menurutnya perjuangan kemerdekaan tidak hanya dapat dilakukan oleh laki-laki saja. Bahder Djohan juga menambahkan bahwa tema tentang perempuan sama pentingnya dengan pembahasan cita-cita politik dan ekonomi Indonesia. 

Kongres hari ketiga dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 1926 pukul 09.00. Pembicara di hari ketiga ini adalah Muhammad Yamin dan Pinontoan. Muh. Yamin berbicara tentang bahasa yang ada di Indonesia, salah satunya adalah bahasa Melayu yang mudah dipelajari dan dapat disesuaikan untuk kepentingan luas. Beliau yakin bahwa bahasa Melayu dapat menjadi bahasa persatuan Indonesia.

Pinontoan sendiri berpidato tentang arti agama Islam dan Kristen di Indonesia. Menurutnya umat Muslim dan Kristiani perlu meninggalkan sisi fanatiknya untuk mencapai kesatuan. Beliau menyampaikan bahwa dalam perjuangan kemerdekaan agama tidak boleh berperan secara langsung. Jadi, masyarakat harus melihat kesatuan Indonesia lebih dari kebutuhan golongan atau agama sendiri.

Tujuan Kongres Pemuda 1

Kongres ini bertujuan untuk menyatukan berbagai organisasi kepemudaan yang masih berfokus kepada daerah. Kongres ini diadakan dengan tujuan membentuk badan sentral, mempererat hubungan antar organisasi kepemudaan dan memberi paham kesatuan mencapai cita-cita bangsa.

Kongres ini berusaha untuk mencari jalan dalam membina organisasi pergerakan yang pada saat itu masih banyak berdiri sendiri. Badan sentral yang kemudian terbentuk akan berfungsi untuk memajukan persatuan, kebangsaan serta memperkuat hubungan antar organisasi pergerakan pemuda. Kongres 1 dianggap belum selesai dalam membahas persatu, maka muncul Kongres Pemuda 2 untuk menyempurnakan Kongres 1.

Hasil Kongres Pemuda 1

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa Kongres 1 masih dalam bentuk belum sempurna, masih ada hasil yang didapatkan dalam kongres ini. Hasil utama Kongres 1 adalah menerima serta mengakui cita-cita persatuan Indonesia. Organisasi yang banyak bermunculan masih bersifat kedaerahan sehingga terdapat perbedaan sosial dan suku, tapi hal ini tidak dapat menghilangkan semangat persatuan nasional.

Rumusan Kongres Pemuda 1 adalah: Pertama, mengusulkan semua pemuda untuk bersatu dalam pemuda Indonesia. Kedua, menerima cita-cita Indonesia dengan cara mewujudkan persatuan Indonesia. Ketiga, menghilangkan pandangan atau sifat adat kedaerahan sehingga dapat beradaptasi dengan sesama. Keempat adalah untuk mempersiapkan penyelenggaraan Kongres Pemuda 2. 

Baca juga: Masyumi, Partai Islam Terbesar pada Era Demokrasi Liberal

Demikian pembahasan Museum Nusantara tentang latar belakang, tokoh, tujuan, serta hasil dari Kongres Pemuda 1. Sebagai kaum muda Indonesia, kita harus tetap menjaga semangat persatuan yang sedari dulu diperjuangkan. Mungkin memang setiap dari kita memiliki gagasan dan pandangan yang berbeda tapi kita tetap perlu menjaga semangat persatuan nasional. Semoga penjelasan kali ini dapat bermanfaat untuk kalian para pemuda pemudi Indonesia!

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Kongres Pemuda 1: Latar Belakang, Tokoh, Tujuan & Hasilnya

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]