1. Informasi

5 Adat Istiadat Jawa Timur yang Bertahan Sampai Sekarang

Setiap wilayah Indonesia memiliki adat istiadat masing-masing, termasuk Jawa Timur. Adat istiadat Jawa Timur tergolong cukup banyak dan bahkan masih dipertahankan sampai saat ini. Masyarakat di Jawa Timur masih sangat menjunjung adat istiadat dan melakukannya di masa modern ini.

Seperti apa tradisi-tradisi yang masih dipegang teguh masyarakat Jawa Timur? Yuk, simak artikel Museum Nusantara kali ini untuk mengenal tentang beberapa contoh adat istiadat Jawa Timur yang masih dipertahankan sampai sekarang.

Labuh Sesaji

Labuh Sesaji
Labuh Sesaji (sumber: Wikipedia)

Adat istiadat Jawa Timur yang pertama adalah labuh sesaji. Upacara ini dilaksanakan setiap tahun hari Jumat Pon pada bulan Ruwah. Biasanya, upacara ini dilakukan di Telaga Sarangan, yang dipercaya pemberian Tuhan yang akan mendatangkan berkah bagi manusia. Upacara ini adalah suatu bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.

Kalian juga dapat menyaksikan upacara serupa di Kota Kediri. Nama upacaranya adalah Larung Sesaji Labuh Bumi. Upacara ini adalah serangkaian upacara adat selamatan masyarakat Kediri yang diselenggarakan oleh pemerintah Kota Kediri setiap Hari Jadi Kota Kediri. Upacara syukur ini biasanya berlangsung menjelang siang hari di tepian Sungai Brantas.

Artikel Terkait

  • Badan Usaha: Pengertian, Jenis-Jenis & Bentuknya
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 12, 2024 at 12:34 am

    Salah satu cara untuk meningkatkan tingkat perekonomian suatu negara adalah dengan mendirikan badan usaha. Suatu negara dapat dikatakan maju apabila tingkat kesejahteraan masyarakat tinggi. Hal ini tentunya tidak kalah jauh dengan taraf ekonomi dan sosial yang baik. Pendekatan yang nyata untuk mewujudkannya adalah dengan melihat bagaimana perkembangan bahan usaha tersebut.  Kawan literasi, asal kalian tahu The post Badan Usaha: Pengertian, Jenis-Jenis & Bentuknya appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Mengenal Lebih Jauh Proses terjadinya Pelangi
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 10, 2024 at 7:11 am

    Berbicara mengenai fenomena alam. Salah satu fenomena yang indah untuk kita lihat adalah pelangi. Wah, sekarang kan lagi musim penghujan tuh, pasti kalian sering banget melihat pelangi setelah hujan reda? Mungkin dari kalian bertanya-tanya, bagaimana proses terjadinya pelangi? Apa yang membuat warnanya beragam dan terlihat indah di angkasa?  Nah, kalian nggak salah untuk membuka situs The post Mengenal Lebih Jauh Proses terjadinya Pelangi appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Konferensi Meja Bundar: Latar Belakang, Tujuan & Dampaknya
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 8, 2024 at 2:50 am

    Pasca kemerdekaan Indonesia, Indonesia tidak sepenuhnya merdeka, lho. Masih ada upaya-upaya Belanda ingin menjajah dan menduduki negara Indonesia. Maka dari itu, para pemuda Indonesia tidak ingin hal tersebut terjadi. Sehingga, terbentuklah Konferensi Meja Bundar (KMB) atau dalam bahasa Belanda disebut dengan Nederlands-Indonesische ronde tafel conferentie. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih lanjut konferensi The post Konferensi Meja Bundar: Latar Belakang, Tujuan & Dampaknya appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Bank Sentral: Pengertian, Wewenang & Contoh Banknya di Dunia
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 5, 2024 at 11:46 pm

    Awal mula munculnya bank sentral adalah pembangunan sebuah firma pada tahun 1690, saat itu kerajaan Inggris ingin membangun infrastruktur yang kuat untuk armada laut. Nah, tapi nyatanya tidak semudah itu lho guys. Pemerintahan Inggris tidak mempunyai pendanaan yang memadai untuk membangunnya. Selanjutnya, muncullah gagasan William Paterson yang kemudian direalisasikan oleh Charles Montagu yaitu membentuk sebuah The post Bank Sentral: Pengertian, Wewenang & Contoh Banknya di Dunia appeared first on Sma Studioliterasi.

Terdapat dua rangkaian acara mengucap syukur ini. Upacara diawali dengan Larung Sesaji yang menghanyutkan kepala kerbau dan bebek di Sungai Brantas. Upacara kemudian diikuti dengan Labuh Bumi. Labuh bumi sendiri terdiri dari tiga tumpukan raksasa yang berisi berbagai macam hasil bumi, umumnya adalah pala kependhem (berupa umbi-umbian), sayur-sayuran, dan nasi kuning. Semua sesaji yang dihanyutkan tersebut kemudian diperebutkan oleh masyarakat.

Ruwatan

Ruwatann
Ruwatann (sumber: Wikipedia)

Adat istiadat Jawa Timur berikutnya adalah Ruwatan. Upacara Ruwatan berasal dari kata ruwat yang berasal dari Bahasa Jawa yang berarti membuang sial atau menyelamatkan orang dari gangguan.

Biasanya jika ada seseorang yang memiliki kelainan dari kondisi umum biasanya akan dia akan diruwat. Gangguan yang diruwat biasanya menimbulkan celaka, dampak sosial, atau bahkan sial. Setelah Ruwatan, orang yang diruwat tersebut diharapkan mendapat berkah kedamaian, keselamatan, ketentraman jiwa, dan kesehatan.

Adat istiadat Jawa Timur satu ini biasanya menampilkan pertunjukkan wayang dari seorang dalang khusus yang mempunyai kemampuan untuk Ruwatan. Dalam ritual ini, anak yang akan diruwat akan dipotong rambutnya. Kesialan dari si anak tersebut sudah menjadi tanggungan dari dalang.

Saat ini upacara ruwatan sendiri dilakukan bersama-sama dalam lingkup desa atau dusun karena biaya pagelaran wayang yang tidak murah. Sampai sekarang, Ruwatan masih dilakukan dan dipercaya masyarakat Jawa sebagai sarana penyucian atau pembebasan manusia dari kesalahan atau dosa. Hal ini dikarenakan dosa atau kesalahan manusia menyebabkan kesulitan batin, bahkan sampai kesialan dalam hidup. Proses Ruwatan hadir untuk menjadikan manusia suci kembali.

Kasada

Kasada
Kasada (sumber: Wikipedia)

Adat istiadat Jawa Timur selanjutnya adalah upacara Kasada. Upacara ini adalah tradisi adat yang rutin dilaksanakan masyarakat pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, lebih tepatnya masyarakat suku Tengger. Upacara ini berlangsung sejak zaman dahulu dan masih dilakukan sampai saat ini.

Pemeluk Hindu umumnya memiliki candi sebagai tempat untuk beribadah. Hal ini berbeda dengan masyarakat Tengger yang biasa melakukannya di Pura Luhur Poten yang berada di kaki Gunung Bromo. Gunung Bromo sendiri dipercaya sebagai gunung yang suci oleh masyarakat Tengger.

Upacara Kasada biasanya dilakukan setiap tahun pada tengah malam sampai dini hari di bulan kesepuluh dalam penanggalan Jawa (Kasada). Upacara ini bertujuan sebagai penghormatan kepada leluhur dan prosesi pengangkatan seorang dukun di setiap desa.

Sebelum upacara ini dimulai, biasanya masyarakat sudah menyiapkan sesajen berupa berbagai hasil ternak dan pertanian. Ketika upacara berlangsung, masyarakat akan berbondong-bondong membawa ongkek yang berisi sesajen tadi menuju ke pura. Para dukun akan dilantik tepat pada tengah malam dan umat yang sudah berkumpul akan diberkati. 

Setelah itu, rombongan akan menuju puncak Gunung Bromo. Sesajen yang dibawa kemudian dilempar ke kawah Gunung Bromo. Hal ini adalah simbol pengorbanan yang bertujuan untuk berterima kasih atas hasil bumi yang berlimpah kepada Tuhan.

Tedak Siten

Tedak Siten
Tedak Siten (sumber: Wikipedia)

Adat istiadat Jawa Timur satu ini adalah adat yang bertujuan untuk mengenalkan anak dengan tanah. Tedak Siten sendiri memiliki makna melangkah di bumi. Upacara satu ini menggambarkan bagaimana kesiapan seorang anak ketika menghadapi kehidupan.

Upacara Tedak Siten sendiri dilakukan oleh seorang anak laki-laki atau perempuan yang berusia 7 lapan atau 245 hari. Pada tahap usia ini, anak sudah berada di tahap berdiri dan anak sudah dapat menginjak tanah.

Biasanya, upacara Tedak Siten dilakukan pada pagi hari di halaman depan rumah. Terdapat berbagai sesaji atau persembahan sebagai bentuk doa dan permintaan kepada Tuhan untuk menerima berkah dan perlindungan serta melindungi si anak dari perbuatan jahat.

Tahlilan

Tahlilan
Tahlilan (sumber: Duta Islam)

Adat istiadat Jawa Timur yang terakhir adalah Tahlilan. Pasti kalian tidak asing dengan nama upacara ini. Hal ini karena upacara satu ini masih dipertahankan sampai saat ini. Tahlilan sendiri adalah suatu tradisi yang dilakukan dengan membaca zikir untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dunia. Tahlilan diselenggarakan oleh pihak keluarga yang meninggal.

Pihak keluarga biasanya akan mengundang kerabat, tetangga dan keluarga besar untuk mendoakan anggota keluarga yang sudah meninggal. Tahlilan ini biasanya menjadi peringatan hari 1, hari ke 3, hari ke 7, hari ke 40, hari ke 100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.

Menurut sejarah, tahlilan diperkenalkan oleh Wali Songo ketika menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.  Para wali memadukan budaya Islam dengan budaya Hindu supaya ajaran Islam dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat Jawa yang sebelumnya mayoritas memeluk agama Hindu.

Sebelum kedatangan Walisongo di Nusantara, sebagian besar masyarakat Jawa pada masa itu menganut agama Hindu karena pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu yang menguasai Pulau Jawa. Dalam ajaran Hindu, terdapat ritual penghormatan untuk orang yang meninggal pada peringatan hari ke-1, ke-3, ke-7, dan seterusnya.

Sampai saat ini, tahlilan ini masih biasa dilakukan oleh masyarakat di Pulau Jawa. Meskipun tidak semua kalangan masyarakat Islam Jawa melakukannya, tahlilan adalah suatu ciri khas untuk memperingati orang meninggal.

Baca juga: 12 Upacara Adat Jawa Tengah yang Lestari Hingga Kini

Demikian pembahasan Museum Nusantara tentang adat istiadat Jawa Timur yang masih bertahan sampai saat ini Masyarakat Jawa Timur memang masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi. Semoga penjelasan di atas membantu kalian!

Tidak ada komentar

Komentar untuk: 5 Adat Istiadat Jawa Timur yang Bertahan Sampai Sekarang

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Busur panah telah menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia selama berabad-abad. Seni memanah telah diwariskan dari generasi ke generasi dan tetap menjadi bagian dari budaya dan tradisi bangsa. Artikel ini akan mengenalkan Anda pada berbagai bentuk busur panah yang ada di Indonesia, serta memberikan wawasan tentang pentingnya seni memanah dalam masyarakat Indonesia. Apa Itu Busur […]

    Trending

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]
    Alat musik gambus adalah salah satu alat musik tradisional Riau yang dimainkan dengan cara dipetik. Menurut sejarah, musik tradisional ini lekat dengan budaya islam. Bentuknya memang sekilas mirip dengan gitar, namun cara memainkan gambus ini sedikit berbeda, Anak Nusantara. Untuk mengetahui lebih jauh tentang alat musik gambus dan cara memainkannya, simak artikel Museum Nusantara kali […]
    Selama berabad-abad, Indonesia telah menjadi rumah bagi keberagaman budaya yang kaya, termasuk seni tari tradisional yang memukau. Tari tradisional Indonesia bukan hanya sekadar gerakan-gerakan artistik yang menakjubkan, tetapi juga mewakili identitas, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat di berbagai daerah. Tari Sirih Kuning adalah salah satu jenis tarian tradisional yang memiliki akar budaya kuat bagi masyarakat Betawi. […]