Halo anak Nusantara! Indonesia terkenal dengan banyaknya tradisi budaya yang mendarah daging saat ini. Tradisi tersebut dapat berupa tarian, lagu, atau upacara. Kali ini, Museum Nusantara akan membahas salah satu upacara yang dilaksanakan pada saat perayaan hari Nyepi, yaitu Upacara Melasti.
Ingin tahu upacara ini tentang seperti apa upacara ini serta makna apa yang terkandung di dalamnya? Yuk, ketahui info selengkapnya di sini!
Apa Itu Upacara Melasti ?
Daftar Isi
Upacara Melasti adalah upacara yang dilaksanakan untuk menghilangkan kotoran dari alam menggunakan sumber air kehidupan, atau juga dapat dikatakan nganyudang malaning bumi ngamet tirta amerta. Menurut kepercayaan umat Hindu, sumber air seperti laut dan danau dianggap sebagai air kehidupan atau tirta amerta.
Sumber air kehidupan di sini berarti air yang memberikan kehidupan bagi seluruh makhluk hidup. Oleh sebab itu, upacara ini dilaksanakan di dekat tepi danau atau pantai.
Upacara Melasti berasal dari Bali. Masyarakat biasanya datang berkelompok ke tempat upacara. Setiap kelompok berasal dari satu wilayah yang sama, biasanya satu baris kelompok berasal dari desa yang sama. Setiap kelompok akan membawa perangkat untuk beribadah, seperti pratima, arca, dan pralingga yang diambil dari pura-pura di sekitar kediaman masing-masing.
Selain membawa perlengkapan untuk disucikan, setiap anggota kelompok ini akan mempersiapkan sesaji sebagai bentuk persembahan dalam upacara.
Makna & Keunikan Upacara Melasti
Makna dari upacara ini adalah pembersihan jagat raya atau bhuwana agung, baik dari alam semesta dan juga diri sendiri. Melasti dilakukan dengan menggunakan air kehidupan dalam rangka penyucian diri dan menyingkirkan keburukan.
Selain itu, upacara ini juga dianggap sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa supaya umat Hindu diberi kekuatan dalam melaksanakan Hari Raya Nyepi.
Upacara dimulai dengan meletakkan berbagai perangkat peribadatan serta sesaji pada sebuah meja yang menghadap ke sumber air kehidupan. Pemimpin agama kemudian akan memerciki air kehidupan yang sudah disucikan tersebut kepada seluruh anggota masyarakat yang hadir dan perangkat peribadatan yang sudah diletakkan. Selain itu pemimpin agama juga mendupai sebagai bentuk penyucian.
Upacara dilanjutkan dengan sembahyang. Saat sembahyang, para pemimpin akan membagikan bija (beras yang telah dibasahi air suci) dan air suci kepada umat. Setelah sembahyang, perangkat yang sudah diberkati akan diarak menuju kembali ke pura untuk menjalani beberapa ritual lagi.
Kapan Diadakan Upacara Melasti?
Jika kalian pergi ke Bali, kalian akan sering melihat rombongan masyarakat dengan pakaian sembahyang yang datang silih berganti ke tepi danau atau pantai sepanjang hari keempat sampai hari kedua sebelum Nyepi. Hal ini karena Melasti diperingati pada Panglong 13 bulan Caitra atau 3 hari sebelum hari raya Nyepi.
Pada saat ini, biasanya terdapat banyak sekali polisi adat atau pecalang yang membantu menjaga ketertiban saat upacara ini berlangsung. Bagi wisatawan, upacara ini juga menjadi daya tarik tersendiri untuk mengunjungi Bali sebelum hari raya Nyepi.
Tujuan Upacara Melasti
Upacara Melasti diperingati satu kali dalam setahun dan merupakan rangkaian dari hari raya Nyepi. Terdapat lima tujuan dari upacara ini, yaitu :
- Ngiring Prewatek Dewata
Upacara Melasti dimulai dengan memuja Tuhan dan segala bentuk perwujudannya. Tujuannya adalah supaya manusia dapat mengikuti tuntunan para dewa sebagai manifestasi Tuhan. Manusia akan mendapat kesucian karena mengikuti kekuatan Tuhan. Para dewata dipercaya mengelilingi desa. Karena itu, masyarakat harus mempersiapkan sesaji sebagai bentuk menyambut kehadiran dewa.
- Anganyutaken Laraning Jagat
Tujuan kedua ini bermakna untuk menghanyutkan segala penderitaan dunia. Hal ini bertujuan untuk memotivasi umat l untuk melenyapkan penyakit-penyakit sosial. Penyakit sosial yang dimaksud adalah seperti kesenjangan antar kelompok, permusuhan antar golongan, bahkan wabah penyakit yang menimpa masyarakat secara massal. Setelah Melasti dilaksanakan, biasanya masyarakat akan melakukan aksi nyata untuk melenyapkan penyakit sosial tersebut.
- Papa Kelesa
Melasti memiliki tujuan untuk membebaskan manusia dari kesengsaraan. Terdapat klesa atau rintangan yang membuat manusia sengsara. Terbagi dalam Awidya (Kegelapan atau mabuk), Asmita (Egois, mementingkan diri sendiri), Raga (pengumbaran hawa nafsu), Dwesa (sifat pemarah dan pendendam), Adhiniwesa (rasa takut tanpa sebab, yang paling mengerikan rasa takut mati).
- Letuhing Bhuwana
Letuhing Bhuwana berarti alam yang kotor. Upacara melasti memiliki tujuan untuk mengembalikan kelestarian alam lingkungan, atau dengan kata lain menghilangkan sifat-sifat manusia sebagai perusak alam lingkungan. Umat Hindu diajak untuk menjaga kelestarian alam dengan tidak merusak sumber daya alam yang ada.
- Ngamet Sarining Amerta Ring Telenging Segara
Tujuan selanjutnya adalah mengambil sari-sari kehidupan dari tengah lautan, Maksud dari kata ini adalah Melasti memiliki muatan nilai-nilai kehidupan yang bersifat universal. Upacara ini akan membantu mereka yang melakukannya untuk mencapai dan membangun kehidupan yang seimbang, baik lahir maupun batin.
Secara garis besar, Upacara Melasti memiliki tujuan untuk menghancurkan segala macam kekotoran pikiran, perkataan dan perbuatan, serta memperoleh air suci untuk kehidupan yang lebih baik kedepannya. Upacara ini dinilai mampu membimbing umat Hindu dalam menjaga hubungannya dengan aspek Tri Hita Karana, yang artinya menjalin hubungan harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, dan juga alam.
Baca Juga : Upacara Tabuik, Tradisi Khas Masyarakat Sumatera Barat
Manusia dan alam adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keharmonisan alam mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia, dan begitu pula sebaliknya. Sebagai manusia, kita harus menjaga alam dan melestarikannya supaya alam dapat dinikmati oleh generasi penerus. Demikian pembahasan Munus kali ini tentang Upacara Melasti serta makna dibaliknya.
Tidak ada komentar